Career Buddy IPB Part 1— Journey Receh Mentor Amatiran 2020

Sofia Han
Draft Usang
Published in
5 min readSep 1, 2021

Awalnya, gue gak pede juga sih kalau gue bisa jadi seorang ‘Buddy’ yang kasarnya adalah mentor untuk adik-adik kelas gue… secara pengalaman gue masih sebiji jagung. Gue pun istilahnya belum jadi ‘orang’ yang punya jabatan dan prestasi di mana-mana. Gue masih jadi staff sebuah perusahaan swasta ibukota. Lantas, motivasi apa yang membuat gue nekat apply dan terjun ke dunia per-buddy-an raya ini?

The answer simple, as simple as our childhood life. Uang. yes duit. Gue gak mau muna ikut program ini karena dari awal ingin membagikan ilmu ke adik-adik dan sebagainya hahaha. But then, gue pengen bilang kalau program ini lah yang perlahan-lahan memberikan ilmu baru untuk gue.

— November 2020

Jujur, waktu itu gue sedang berpikir bagaimana caranya mencapai target gue di umur 25 tahun. Jadi, sejak gue lulus kuliah dan dapat kerja di tahun 2017, gue sudah menanamkan di dalam diri gue kalau gue pengen punya rumah sendiri di umur 25 tahun. Alasannya? gue gak betah di rumah. Gak bebas pulang malam kayak di kosan even i do it for works. Tapi, ya tahu lah… pandangan orang tua terhadap anak gadis yang pulang malam itu jelek banget. Jadi, segala cara gue lakukan untuk menabung. Dari ambil semua kerjaan lemburan, ambil job lukis di talenan, ikut kompetisi-kompetisi di kantor, taruh uang di instrumen-instrumen investasi seperti reksadana, emas dan sebagainya. Finally its all really works.

Tapi, ada aja batu halangan. Gue harus beli laptop karena gue gak punya laptop after resign dari Bukalapak, di kantor setelahnya pun stress karena berbagai hal yang membuat akhirnya gue resign. Setelah resign, sebulan luntang-lantung freelance yang gak tepat malah membuat gue sakit karena gak kuat di lingkungan asap rokok. Akhirnya gue keterima di kantor yang sekarang dan mulai bangkit selama setahun setelahnya. Tapi, gue pikir-pikir nih duit gue untuk DP rumah masih kurang walaupun udah nemu rumah yang lokasinya cocok dan harganya pas untuk dicicil berbelas-belas tahun ini.

Akhirnya berputarlah otak gue untuk cari uang tambahan. Dan saat itulah kebetulan banget pas gue scroll-scroll linkedin, gue menemukan poster ini.

Menarik lah ya… Terus gue scroll-scroll posternya, dan gue menemukan tulisan ini:

“Disediakan souvenir dan insentif menarik”

“Insentif menarik”

“Insentif”

“Uang”

Itu yang ada di pikiran gue. Gue pikir… apapun yang menghasilkan uang akan gue ambil demi bisa DP rumah. Terus gue juga pikir ini kerjaan banyak benefitnya. Gue bisa connect lagi sama orang-orang IPB, which means mungkin akan jadi jalan untuk gue S2, atau kerja, terus gue sendiri jadi belajar gimana caranya jadi mentor. Jadi gue gak cuma bisa dapat uang dengan halal doang tapi juga bermanfaat, at least buat pengembangan diri gue. Then yes I applied hanya dengan modal “pernah kerja di Unicorn BUKALAPAK” hahaha.

— Desember 2020

“Gue di WA sama direktorat CDA. Artinya keterima. Wah…”

ga nyangka… yang sereceh gue diterima. Singkat kata jalan lah semua persiapan untuk menjadi Buddy. Waktu itu mereka bikinin poster kita dan di-post di CDA IPB. Katanya nanti mahasiwa-mahasiswa yang daftar bakal milih mau dimentorin siapa. Waduh minder lah… Apakah bakal ada yang milih gue? Hmm tapi daripada mikirin itu, gue lumayan happy karena muka gue bisa nampang cuy di akun ig lain, sesuai impian gue yang jadi speakers-speakers kayak orang-orang. Well one little wish gue terkabul, dan gue bisa pamer di instagram. Gini nih penampakannya. Bangga ga tuh hahaha.


Terus tenyata adaa cuy ADAAA ADAAAA yang milih gueee sebagai mentor nya. Seseneng itu deh. Someone trust me to be their buddy wkwkwk

Jadilah pada waktu itu sistem nya ada 18 orang dalam 1 kelompok, yang dimentorin oleh 2 buddy. Gue dapat buddy partner yang pinter dan expert di digital marketing. Namanya Mas Salam. Dia salah satu pengajar di Binar Academy! Gue spill ya salah satu momen virtual gathering kita

Pejuang Career Buddy yang tersisa dari 18 orang

Pada saat itu gue yang awam banget malah merasa kayak belajar banget, dan cuma sharing yang nambah-nambahin aja. Malah banyak dapat tambahan ilmu baru, diantaranya:
- Sesuaikan CV dengan requirement lowongan
- Invest yourself dengan ambil course gratis di skillshop with Google
- Review your CV di resumeworded.com

Which means itu daging banget. Tapi ada kekurangannya. Karena kerja berdua, gue jadi kurang pede dan gak bisa authoritize my class, karena gue gak suka ngedongeng gitu. Gue sukanya bikin kuis-kuis interaktif… terus waktu itu gue terus-terusan bagiin lowongan kerja tanpa tahu ekspektasi masing-masing bocah yang ikut program ini. Jadilah ya walaupun lumayan, But i can say I just help this program like 30% aja. So gue gak puas haha.

Tapi, dapet duit yang cukup banget buat nambahin DP. Jadi gue happy xixixi.

Oh iya, gue pun jadi sering di chat sama anak-anak, bahkan dibantuin dikasih followers gratis sama fasilitator gue (adik kelas IPB ini) namanya Alya, dan sampai sekarang kayak sohibul aja sama dia. Seneng banget!

Then. selesailah satu bulan career buddy gue di tahun 2020 dengan mendapat 4 keuntungan. Uang yang cukup banyak, teman, ilmu, dan koreksi untuk diri gue sendiri. Yah, emang ya jadi mentor memang gak instan. Dan gue udah little one step ahead to begin my journey. Bravo Copi!

2021 — Ragu-ragu, tapi…

Gak puas karena cuma mengeluarkan peran 30%, tapi takut memulai lagi… Lantas, apa yang membuat gue akhirnya berpartisipasi lagi? Tunggu part 2 nya yang lebih serrrruuu lagi!

--

--