Fenomena Laut Ini Unik dan Jarang Terjadi — echolocation.id
Hai Echoners! Laut memang sangat mendominasi keberadaannya di bumi tercinta ini, jadi tak heran pembahasan mengenai laut memang tidak ada habisnya. Berbicara tentang laut, setiap tahunnya ada banyak fenomena-fenomena yang terjadi di laut, baik yang sudah pernah terjadi maupun fenomena laut unik yang sebelumnya belum pernah terjadi. Nahh Echoners pada artikel kali ini akan diajak untuk berlayar berkeliling dunia dengan mengetahui apa saja fenomena laut yang telah terjadi baru-baru ini!
Fenomena Pantai Penuh Dengan Kerikil Vulkanik — Okinawa, Jepang
Bagian pulau utama Okinawa, Jepang paling selatan, telah terkena dampak kerikil vulkanik (batu apung) yang mengambang dari pulau Ogasawara, yang terletak sekitar 1.000 kilometer selatan Tokyo.
Batu apung itu diyakini disebabkan oleh letusan pada bulan Agustus dari gunung berapi bawah laut Fukutokuokanoba di kepulauan Ogasawara. Batu-batu tersebut telah dikonfirmasi di pulau-pulau utama dan pulau-pulau terdekat Okinawa sejak mereka tiba di Pulau Kitadaito, sekitar 360 km jauhnya, pada 8 Oktober 2021. Jumlah total batu apung yang dikeluarkan dalam letusan diperkirakan mencapai puluhan juta meter kubik.
Sejumlah besar batu apung melayang ke darat di pelabuhan Uchihana di pulau Okinawa utara, mencegah kapal masuk atau keluar dari sana. Batu-batu itu juga mempengaruhi operasi penangkapan ikan di beberapa pelabuhan di bagian utara pulau utama Okinawa. Sehingga membuat sekitar 25 persen kapal penangkap ikan di prefektur itu terjebak di pelabuhan. Pemerintah prefektur mengatakan pada 25 Oktober, operator dari 756 kapal penangkap ikan memutuskan untuk tidak melaut untuk menghindari masalah mesin yang disebabkan oleh batu apung.
Selain lumpuhnya aktivitas penangkapan ikan, kegiatan pariwisata juga terdampak serius dengan adanya fenomena ini. Tak hanya itu, ribuan ikan telah mati karena menelan batu apung setelah mengira mereka sebagai makanan.
Wahh dampaknya sangat besar ya, oleh karena itu Pemerintah Jepang bergerak cepat dengan membentuk tim respons untuk mengawasi upaya pemulihan. Juga memberikan bantuan keuangan kepada para nelayan yang terkena dampak fenomena laut tersebut.
Seseorang mencoba untuk menunjukkan tebalnya lapusan kerikil batu apung yang ada di pantai Okinawa, Jepang ini, yuk simak videonya
Fenomena Sea Foam (Pantai Berbusa) — Argentina
Fenomena ini terjadi di pantai resor pantai terbaik Argentina, Mar del Plata, selatan ibu kota Buenos Aires, ditutupi oleh busa laut dalam jumlah besar. Mengapa fenomena laut ini dapat terjadi?
Ketika mengambil air dari laut dalam gelas bening dan melihatnya dari dekat, akan melihat bahwa itu penuh dengan partikel kecil. Air laut mengandung garam terlarut, protein, lemak, ganggang mati, deterjen dan polutan lainnya, dan banyak bagian lain dari bahan organik dan buatan. Jika gelas berisi air laut dikocok dengan kuat, gelembung kecil akan terbentuk di permukaan cairan.
Busa laut terbentuk dengan cara ini — tetapi dalam skala yang jauh lebih besar — ketika lautan diguncang oleh angin dan ombak. Setiap wilayah pesisir memiliki kondisi yang berbeda dalam mengatur pembentukan buih laut.
Blooming Algae adalah salah satu sumber umum busa laut yang tebal. Ketika ganggang besar membusuk di lepas pantai, sejumlah besar materi ganggang yang membusuk sering kali terdampar di pantai. Busa terbentuk karena bahan organik ini diaduk oleh ombak.
Kebanyakan buih laut tidak berbahaya bagi manusia dan seringkali merupakan indikasi ekosistem laut yang produktif. Tetapi ketika ganggang besar yang berbahaya membusuk di dekat pantai, ada potensi dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Meletusnya gelembung busa laut adalah salah satu cara racun alga menyebar ke udara. Aerosol yang dihasilkan dapat mengiritasi mata pengunjung pantai dan menimbulkan risiko kesehatan bagi mereka yang menderita asma atau kondisi pernapasan lainnya.
Nah, pengunjung resort Mar del Plata mencoba menunjukkan buih busa yang ditemuinya saat berlibur. Yuk simak videonya!
Fenomena Red Tide — Teluk Tampa, Florida
Selama beberapa bulan, masyarakat di sepanjang pantai barat Florida telah mengamati pertumbuhan besar alga berbahaya Karenia brevis. Ganggang muncul secara alami di perairan sekitar Florida, tetapi mekarnya pada tahun 2021 sangat buruk di dekat Teluk Tampa, menyebabkan kematian ikan skala besar dalam apa yang oleh beberapa orang disebut sebagai peristiwa ‘ Red Tide ‘.
Karenia brevis adalah ganggang mikroskopis yang, seperti fitoplankton lainnya, dapat berkembang biak menjadi mekar besar-besaran ketika ada cukup nutrisi di dalam air-seringkali di musim gugur di sepanjang Pantai Teluk. Ganggang menghasilkan neurotoksin yang dapat membunuh ikan dan menyebabkan iritasi kulit dan masalah pernapasan bagi manusia, terutama yang rentan terhadap asma dan penyakit paru-paru lainnya. Dalam konsentrasi ekstrim, K. brevis dapat mengubah air menjadi coklat, merah, hitam, atau hijau.
Efek Blooming Algae
Sebanyak lebih dari 600 ton ikan mati dan kehidupan laut yang terbunuh oleh mekarnya alga tersebut. Pada 15 Juli 2021, dewan kota St Petersburg meminta gubernur untuk menyatakan keadaan darurat atas mekarnya bunga tersebut. Para pejabat masih berusaha untuk menunjukkan dengan tepat pemicu peristiwa tersebut, tetapi banyak ilmuwan mencatat bahwa daerah tersebut sangat kaya dengan nutrisi pendukung alga pada tahun 2021.
Pusat Pengendalian Penyakit melaporkan bahwa lebih dari 50% negara bagian AS melaporkan pertumbuhan ganggang berbahaya setiap tahun di badan air tawar. Semua negara bagian pesisir melaporkan pertumbuhan ganggang berbahaya di perairan laut.
Mirip dengan NOAA, CDC menegaskan bahwa sementara pemanasan air, upwelling laut (seperti El Niño dan El Niña), dan kekeringan dapat berkontribusi pada peningkatan fitoplankton yang menghasilkan racun. Penyebab lainnya termasuk peningkatan tingkat nutrisi seperti fosfor dan nitrat karena limpasan pupuk dari tempat tinggal dan lahan pertanian, pembuangan limbah, dan limpasan dari daerah perkotaan dan fasilitas industri.
Beberapa penelitian menunjukkan beberapa mekar dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu air yang luar biasa tinggi dan peristiwa cuaca ekstrem seperti angin topan dan kekeringan. Proyek lain melihat apa yang terjadi ketika nutrisi seperti fosfor dan nitrogen dari sumber seperti rumput dan pertanian mengalir ke teluk, sungai, dan Teluk dan menumpuk pada tingkat yang memberi makan alga yang ada secara alami di lingkungan.
Nah, perbedaan pantai yang telah terjadi fenomena alga blooming di teluk tampa, Florida sangat terlihat. Yuk simak video berikut untuk tau perbedaannya!
Fenomena Milky Sea — Pantai Selatan Jawa, Indonesia
Setelah beberapa fenomena laut yang ada beberapa negara diatas, yuk berbalik ke Indonesia. Di Laut Indonesia juga kerapkali terjadi fenomena-fenomena unk loh echoners! seperti contohnya adalah yang akan kita bahas, yaitu milky sea. Orang-orang yang melihatnya biasa menyebut fenomena ini sebagai pantai glow in the dark.
Fenomena ini disebut lautan susu. Mereka adalah fenomena nokturnal yang langka di mana permukaan laut memancarkan cahaya terang yang stabil.
Lautan susu dikaitkan dengan bioluminesensi, cahaya yang diciptakan oleh organisme hidup menggunakan pemicu biokimia. Contoh bioluminesensi yang paling terkenal adalah kilatan singkat, seperti yang dipancarkan oleh kunang-kunang. Tapi lautan susu bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu, cahaya yang stabil di lautan yang gelap hanya terlihat pada malam tanpa bulan.
Diduga, sumber fenomena ini adalah reaksi kimia oleh jenis bakteri Vibrio Harveyi yang bisa bercahaya saat malam. Mereka yang menyebabkan permukaan laut malam seperti bercahaya keputihan yang tetap, seragam, dan meluas. Para pelaut dari abad ke abad telah membandingkan kecerahan dari kilauan itu dengan penampakan hamparan salju yang terbentang ke seluruh horizon di bawah langit malam yang gelap.
Nahh, itu adalah beberapa fenomena laut unik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Ini memang sangat menarik dan menjadi perhatian ilmuan-ilmuan dunia mengenai fenomena-fenomena ini.
Baca juga : Potensi Maritim dalam Kacamata Ekonomi
Originally published at https://echolocation.id on November 30, 2021.