Potensi Maritim dalam Kacamata Ekonomi — echolocation.id

Lisakhumaer
Echolocation Blog
Published in
6 min readNov 16, 2021
Potensi Maritim Indonesia

Halo Echoners! Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiiki luas lautan lebih besar daripada daratannya. Tak khayal lagi, kita juga sering mendengar bahwa Indonesia sedang bersiap diri untuk menjadi poros maritim dunia. Maka dari itu, hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memajukan maritimnya melalui potensi maritim ekonomi.

Luasnya lautan Indonesia menjadikannya memiliki garis pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada. Nahh, dengan begitu Indonesia memiliki potensi di bidang maritim yang akan memajukan perekonomian.

Potensi sumber daya maritim di Indonesia sangat besar dan hal ini menjadi keuntungan yang belum digarap secara optimal, sehingga kesempatan mengembangkan potensi sumber daya maritim sangat besar perlu diimbangi oleh sumber daya manusianya yang berkualitas dan kompeten.

Potensi Ekonomi Maritim Indonesia capai US$ 1,5 Triliun Per Tahun

Ekonomi Indonesia yang dihasilkan dari sektor maritim seharusnya bisa mencapai US$ 1,5 Triliun pertahun atau 1,5 kali produk domestik bruto (PDB) dengan potensi lapangan kerja sekitar 45 juta orang atau 35% dari total angkatan kerja. Angka ini 5 kali dari APBN atau 1,4 PDB saat ini. Namun sangat disayangkan, potensi ekonomi maritim di Indonesia saat ini baru dimanfaatkan sekitar 25% saja.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi produksi perikanan lestari yakni perikanan tangkap dan budidaya terbesar di dunia. Nilainya sekitar 115,63 juta ton pertahun. Namun, lagi-lagi baru 20 persen yang dimanfaatkan.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto, angka ini dapat dicapai apabila memaksimalkan potensi ekonomi dari 11 sektor maritim Indonesia.

Ekonomi maritim Indonesia meliputi 11 sektor yaitu

  1. perikanan tangkap,
  2. perikanan budidaya,
  3. industri pengolahan perikanan dan hasil laut,
  4. industri bioteknologi kelautan,
  5. ESDM,
  6. pariwisata bahari,
  7. perhubungan laut,
  8. kehutanan,
  9. sumber daya wilayah pulau pulau kecil,
  10. industri dan jasa maritim, dan
  11. SDA non konvensional.

Dari 11 sektor ekonomi maritim indonesia yang berpotensi, hal tersebut perlu analisis dan pendalaman yang komperhensif. Ini dilakukan agar langkah yang diambil untuk kebijakan-kebijakan dan arah pengembangan maritim Indonesia lebih jelas. Berikut ini adalah beberapa potensi maritim Indonesia dilihat dari arah pengembangan maritim yang dapat dilakukan :

Perikanan

Luasnya lautan Indonesia dapat dilihat dari adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (kurang lebih 81.000 kilometer). Dengan lautan yang sebesar itu, tak perlu diragukan lagi, bahwa Indonesia termasuk urutan kedua dalam produsen ikan terbesar dunia.

Indonesia berada di peringkat kedua sebagai penghasil ikan terbesar dunia dengan kontribusi sebesar 12%. Nilainya sekitar 115,63 juta ton pertahun. Namun, lagi-lagi baru 20 persen yang dimanfaatkan. Adapun peringkat pertama diisi oleh China dengan kontribusi sebesar 41%.

Terobosan terbaru yang ditempuh oleh KKP untuk keberlanjutan perikanan budidaya ada 2 yaitu Pertama, KKP fokus pada produk ekspor komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut. Terobosan kedua yakni pengembangan kampung budidaya dengan konsep Corporate Farming.

Tuntutan dunia internasional terhadap mutu dan keamanan produk perikanan juga dibutuhkan dan Indonesia juga harus terus berkembang. Kondisi ini menyebabkan Indonesia harus terus berupaya agar mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh negara pengimpor khususnya dari negara Uni Eropa, USA dan Jepang.

Selanjutnya, membangun sistem logistik ikan nasional, menyediakan atau membangun cold storage, branding awareness produk perikanan untuk pasar domestik dan ekspor, fokus pada komoditas unggulan untuk ekspor, penyediaan lahan budidaya dan tambak, memberikan pelatihan kepada tenaga kerja agar lebih terampil, dan penyelarasan dan harmonisasi aturan antara lembaga.

Industri Bioteknologi, Farmasi, dan Sumberdaya Genetika

Potensi bioteknologi kelautan dan perikanan berupa senyawa bioaktif produk alam seperti skualen, omega-3, fikokoloid dan biopolimer yang terdapat pada mikro dan makroalgae, mikroorganisme maupun invertebrata. Saat ini belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, padahal potensi tersebut memiliki prospek tinggi untuk dikembangkan untuk keperluan industri makanan sehat, farmasi, kosmetik dan industri berbasis bioteknologi lainnya.

Bioteknologi Kelautan dengan memanfaatkan Rumput Laut

Industri perikanan dan bioteknologi diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar 82 miliar dollar AS per tahun. Kurang optimalnya Indonesia dalam bidang ini membuat Indonesia diperkirakan kehilangan potensi pendapatan dari produk-produk bioteknologi kelautan minimal sekitar US$ 1 miliar per tahun. Hal ini disebabkan karena lemahnya aplikasi bioteknologi kelautan serta jarangnya pengusaha yang terjun ke sektor tersebut.

Energi

Bila ditelaah lebih jauh sektor energi dapat dikategorikan dalam jasa kelautan. Berdasarkan data geologi diketahui Indonesia memiliki 60 cekungan potensi yang mengandung minyak dan gas bumi. Sebanyak 40 cekungan di antaranya terdapat di lepas pantai, 14 berada di daerah transisi daratan dan lautan (pesisir), dan hanya 6 saja yang berada di daratan.

Dari seluruh cekungan diperkirakan mempunyai potensi sebesar 11,3 miliar barrel yang terdiri atas 5,5 miliar barrel cadangan potensial dan 5,8 miliar barrel berupa cadangan terbukti. Selain itu diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial 37,3 triliun kaki kubik.

Terlepas dari energi fossil yang ingin dikurangi demi gerakan climate change, energi samudera dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu energi panas laut, energi pasang surut, dan energi gelombang. Untuk lautan di wilayah Indonesia, potensi termal 2,5 x 1023 joule dengan efisiensi konversi energi panas laut sebesar tiga persen dapat menghasilkan daya sekitar 240.000 MW.

Sebagai contoh pemanfaatannya yaitu pasang surut air laut NTB mencapai 5 meter yang berpotensi menjadi energi. Kemudian, panas laut berpotensi mencapai 240 ribu megawatt, rata-rata kecepatan angin 3 meter/detik yang dapat menghasilkan 100 KW.

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Sebagai Potensi Maritim

Pariwisata Bahari

Berkaca dari Negara Bagian Queensland, Australia, dengan panjang garis pantai 2.100 kilometer, mampu menghasilkan devisa 2 miliar dolar AS pada 2002. Tentunya hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa Indonesia tidak bisa mengembangan pariwisata bahari yang mendekati nilai tersebut, padahal secara teknis garis pantai Indonesia lebih panjang dan Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk dijadikan wisata bahari.

Pembangunan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan obyek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.

Dari sisi pariwisata, terumbu karang terdapat 6 lokasi dari 10 lokasi ekosistem terbaik di dunia, garis pantai mencapai 95.181 kilometer, dan Dive Sites terdapat coral triangle terbesar 235 titik di 11 lokasi. Industri perkapalan bisa membangun 126 unit kapal/586.000 GT dengan nilai kontrak Rp 10 triliun ditambah kebutuhan transportasi antarpulau yang besar.

Baca Juga : Rekomendasi Pantai Indonesia Buat Nyantai

Industri Maritim

Industri maritim pada daerah pesisir tidak jauh dari industri pembuatan garam. Sekalipun merupakan Negara bahari yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer, Indonesia akan sulit swasembada garam. Alasannya, tidak ada hamparan lahan luas di kawasan pesisir pantai untuk dijadikan ladang garam berskala besar. Penyebab lain, musim kemarau pada sebagian wilayah Indonesia sangat pendek, yakni empat sampai enam bulan.

Sementara itu, Australia, Mexico atau China dianggap sebagai negara produsen garam yang besar di dunia. Ladang garam Australia yang dikelola secara besar-besaran. Produksi ladang garam Australia seluas + 10.000 Ha dan mendapat sinar matahari yang lebih panjang / panas, dapat menghasilkan 1 juta ton / tahun.

Industri Garam

Selain itu, masih banyak indikator lain yang menjadi potensi maritim ekonmi di Indonesia, diataranya adalah Potensi perikanan tangkap mencapai 12,5 juta ton/tahun, lahan budidaya mencapai 17,91 juta hektare, dan biodata laut untuk obat mencapai 35.000 spesies. Sedangkan dari sisi pertambangan, potensi migas mencapai 222,85 miliar barel, pasir laut mencapai Rp 4.136,77 miliar/tahun. Lalu, dari sisi jasa kelautan terdapat Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) mencapai 700–800 titik BMKT.

Originally published at https://echolocation.id on November 16, 2021.

--

--