XYZ Founder Series: “Founder Agreement; Perjanjian Penting Para Pendiri Sebelum Memulai Startup”

Verticallya Yuri S.E Pratiwi
Ecoxyztem
Published in
2 min readMar 10, 2023
Image by rawpixel.com on Freepik

Memulai usaha diawali oleh ide-ide cemerlang bersama rekan, lalu dieksekusi bersama sampai akhirnya berhasil merilis produk pertama. Terlihat mudah dan cepat, padahal prosesnya sangat rumit dan sulit. Karena untuk memulai memang penting, tetapi menjalani prosesnya sulit.

Banyak hal yang harus dilakukan sebelum sebuah produk berhasil dirilis oleh suatu perusahaan. Sebelum produk tersebut dapat dinikmati oleh konsumen, pengusaha perlu untuk memahami apa saja persiapan dan syarat-syarat yang mengiringinya. Terutama dalam bidang legal, yang akan menjadi penentu sebuah ide, bisa dieksekusi menjadi usaha atau tidak.

Jika kamu dan rekanmu sudah setuju untuk mengeksekusi sebuah ide menjadi bentuk usaha, apalagi sebuah perseroan terbatas–suatu badan hukum, maka membuat founder agreement adalah hal mutlak untuk menjadi awal dari perjalanan legal dalam membangun startup.

Sebelum sebuah kesepakatan pendirian perusahaan dituangkan dalam akta pendirian perusahaan, maka pengusaha harus menyusun founder agreement. Menjadi penting, karena merupakan komitmen awal dari setiap pendiri yang terlibat dalam pendirian perusahaan.

Dalam menjalankan bisnis, segala hal dapat terjadi. Sehingga penting untuk meminimalisir resiko dan kebingungan, dengan adanya hitam di atas putih secara resmi.

Untuk memahami pentingnya perjanjian para pendiri, bisa dilihat dari manfaat dibuatnya founder agreement, di antaranya sebagai berikut:

  1. Mengurangi resiko perselisihan jumlah saham dan posisi dari para pendiri saat pendirian perusahaan;
  2. Menghilangkan resiko perselisihan para pendiri yang menyebabkan resignment dari perusahaan secara merugikan;
  3. Menjaga hak dan kewajiban masing-masing pendiri terhadap perusahaan yang tidak bisa diganggu gugat;
  4. Perusahaan menjadi lebih jelas dan terarah dalam pembentukannya sebagai badan hukum;
  5. Adanya kepastian hukum dalam pendirian perusahaan untuk diteruskan ke tahap selanjutnya.

Menyiapkan founder agreement tidak perlu dibuat dan dilakukan di hadapan notaris. Para founder bisa membuat perjanjiannya sendiri, tapi tentu dengan mengikuti kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam perjanjian. Isi dari founder agreement tersebut memuat mulai dari pembagian saham dan jumlah modal yang digunakan, posisi, hak dan kewajiban, serta ketentuan-ketentuan yang ingin diatur lainnya. Misalkan, soal pengunduran diri, hak kekayaan intelektual terkait ide-ide yang dimiliki para founder, dan masih banyak hal lainnya.

Mulai menyiapkan founder agreement akan menjadi langkah awal yang penting untuk membuktikan keseriusan rekanan dan komitmen antar rekan. Contoh template yang bisa dijadikan panduan bisa check di founder agreement. Sehingga pengurusannya, harus dilakukan sesegera mungkin dalam pendirian perusahaan. Jadi, pertama-tama, para founder bisa mengumpulkan para rekanan dan memulai mewujudkan startup diawali oleh founder agreement.

--

--