Cekrek, Cekrek! Filter Foto dan Muslihatnya

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB
Published in
4 min readSep 6, 2019
Ilustrasi aplikasi filter wajah pada foto. Sumber: https://thenextweb.com/apps/2017/05/16/instagram-adds-face-filters-course/

Oslo, Melbourne, Jakarta, Abu Dhabi, Buenos Aires, Cairo, dan Tokyo.

Pernah denger? Selain merupakan nama-nama kota di dunia ini, nama-nama ini seringkali kita lihat ketika mau mengunggah story di Instagram. Mereka merupakan nama-nama filter foto yang tersedia di Instagram yang dapat mengubah warna, saturasi, dan suasana dari foto.

Nah, selain filter foto yang hanya mengubah warna dari foto, filter wajah pada foto juga akrab dikenali sekarang. Mulai dari memperbagus wajah, mengubah bentuk, hingga menambahkan fitur tertentu pada wajah. Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan filter wajah yang dapat mengubah jenis kelamin. Kemudian, ada pula filter wajah yang dapat memodifikasi wajah terhadap umur.

Pernah nggak sih terpikir bagaimana wajah kita dimodifikasi sedemikian rupa?

Ternyata, terdapat 2 teknologi utama yang berperan dalam filter wajah, yaitu face recognition dan AR (Augmented Reality). Saat ini, face recognition sering digunakan sebagai salah satu sistem keamanan, sedangkan penggunaan AR lebih terkenal dalam dunia hiburan seperti dalam permainan Pokemon Go atau media sosial seperti Instagram dan Snapchat.

Ilustrasi face recognition. Sumber: thesun.co.uk

Face recognition tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Teknologi yang mulai berkembang pada 1965 ini menjadi kunci penggunaan filter wajah. Nah, teknologi ini mendeteksi fitur-fitur wajah seperti mulut, mata, dan hidung, serta letak fitur-fitur tersebut. Ia akan menentukan pola wajah ketika menemukan fitur-fitur tersebut di suatu bagian pada gambar. Semua proses ini dilakukan secara real-time sehingga mendapatkan filter yang akurat terhadap semua jenis wajah.

Nama keren dari algoritme ini adalah algoritme Viola-Jones, yang kebetulan merupakan nama dari penemu algoritme ini! Oh ya, algoritme sendiri adalah sebutan untuk urutan logis pengambilan keputusan pemecahan masalah.

Tapi, masih ada yang ganjal dari algoritme ini. Pernah, di latar belakang dari foto (yang tadinya kosong), tiba-tiba terpasang filter wajah. Artinya, ada titik-titik pada latar belakang gambar yang dikenali sebagai wajah. Hal ini sontak membuat kita panik dan bertanya-tanya, “Kok ada wajah? Wajah siapa?”. Jangan-jangan… Ada wajah lain yang sebenarnya ada, tapi tiada di mata manusia biasa. Hiii, serem. Atau ya mungkin memang hanya kesalahan dari algoritme-nya.

Ilustrasi augmented reality (AR). Sumber: ru.depositphotos.com

Selain face recognition, ada AR (Augmented Reality). AR merupakan teknologi yang menggabungkan dunia virtual dengan dunia nyata. Snapchat dan Instagram menggunakan teknologi ini untuk mengubah dan menambahkan fitur wajah. Proses penambahan dan modifikasi dimulai dari face recognition yang mendefinisikan posisi wajah beserta fitur-fiturnya. Hal ini kemudian digunakan sebagai dasar penempatan filter wajah. Data tersebut dipakai untuk membuat sebuah topeng 3D yang bisa dimanipulasi oleh komputer. Kita pun mengenal banyak jenis filter wajah seperti face swap, puking rainbow, extremely sad face, dan sebagainya. Pemrosesan ini disebut juga active shape model.

For your information, AR sudah banyak digunakan selain untuk filter wajah untuk melakukan hal-hal hebat lainnya. Misalnya, dengan mengenali sebuah objek dan menghubungkannya dengan Amazon, AR mampu menghadirkan harga dari objek tersebut dalam dunia digitalnya. Bahkan, mereka AR dapat digunakan untuk mengenali soal-soal sekolah dan membantu mencari jawabannya.

AR dan face recognition sudah berkembang pesat dan mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Mungkin saat ini kedua teknologi tersebut masih dalam ranah hiburan dan keamanan. Namun, siapa tahu nantinya kedua teknologi ini berperan besar dalam kemajuan umat manusia. Kemampuan AR dalam menggabungkan dua dunia bisa membantu kita dalam simulasi-simulasi penting seperti bencana alam, kegiatan eksplorasi bumi dan antariksa, dan sebagainya.

Face recognition juga mulai diintegrasikan dengan berbagai sistem lainnya. Face recognition sudah mulai diaplikasikan di sekolah dan perkuliahan untuk sistem pendataan kehadiran, di rumah sakit untuk sistem keamanan data pasien, dan banyak lagi. Bahkan, face recognition juga telah digunakan dalam periklanan dan bersifat interaktif.

Gimana? Teknologi di balik filter wajah canggih banget, ya. Dua teknologi ini (AR dan face recognition) ternyata sangat berguna di kehidupan nyata dan kehidupan sehari-hari. Meskipun canggih, AR dan face recognition dapat diakses dengan harga yang sangat murah, yaitu gratis! Kalau kamu mau pakai sekarang, bisa dipakai sekarang juga. Yuk yuk yuk yuk!

Penulis:

Afif Hanidar Ma’ruf (Teknik Biomedis ITB 2017)

Ivana Febri Setiarani (Teknik Biomedis ITB 2016)

--

--

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB

Elektron is a media production organization that gives information about technology with unique approaches.