Mobil Listrik Si Mobil Masa Depan Part 1

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB
Published in
4 min readSep 8, 2020
Mobil Listrik di Masa Depan (Sumber : carmagazine.co.uk)

Pernahkah kalian membayangkan masa depan dengan teknologi super maju? Atau malah membayangkan lingkungan rusak akibat pemanasan global serta jumlah bahan bakar fosil yang semakin minim? Masa depan buruk seperti itu dapat dihindari dengan mengurangi emisi gas rumah kaca,salah satunya dengan menggalakkan peralihan bahan bakar dari fosil ke listrik. Hal ini sudah mulai menjadi tren di seluruh dunia, khususnya di negara-negara Eropa.

Data Emisi CO2 di Eropa (sumber: europarl.europa.eu)

Mengapa demikian? Berdasarkan data di atas, kendaraan dengan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbondioksida (CO2) yang sangat banyak. Berbeda dengan mobil berbahan bakar listrik yang dipercaya menghasilkan emisi CO2 yang lebih minim. Dari sisi produksi mobil serta pembuangan bahan bakarnya, mobil listrik tidak lebih ramah lingkungan karena emisinya bergantung pada cara cara listriknya diproduksi. Walau begitu, mobil listrik dipercaya lebih tepat untuk menjadi opsi pengganti mobil dengan bahan bakar fosil. Menarik banget ‘kan, gengs?

Eits, sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mengenal mobil listrik secara singkat.

Mobil listrik merupakan mobil yang digerakkan dengan listrik yang didapatkan dari baterai isi ulang. Mobil ini tidak memerlukan bahan bakar minyak atau penggantian oli dalam jangka waktu tertentu. Salah satu merk yang mungkin kalian kenal adalah Tesla buatan miliarder Elon Musk.

Contoh mobil listrik (Sumber: wikimedia.org)

Dengan kemampuan tersebut, mobil listrik dipercaya mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan mobil pada umumnya yang berbahan bakar fosil. Apa saja kelebihannya? Mari kita simak fakta-fakta di bawah ini! Cekidot, guys!

Mobil Listrik Tidak Menghasilkan Emisi CO2

Jenuh dengan udara yang sumpek akibat polusi dimana-mana? Hadirnya mobil listrik tentunya akan dapat membantu menurunkan emisi gas rumah kaca yang sudah membludak di bumi ini. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, mobil tidak berknalpot ini dipercaya lebih ‘bersih’ dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Apalagi dengan adanya listrik dari energi terbarukan di masa yang akan datang, mobil listrik dipercaya akan lebih aman lagi bagi lingkungan.

Mobil Listrik Lebih Efisien

Kok bisa? Kesimpulan itu didapat karena konversi energi listrik ke energi gerak yang lebih besar dibandingkan dengan energi dari fosil. Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh pemerintah US, mobil listrik mengubah lebih dari 77 % energi listrik menjadi energi gerak, sementara mobil konvensional hanya mengubah sekitar 12 hingga 30% energi pada bensin untuk dijadikan energi gerak. Artinya, mobil listrik lebih baik dua hingga enam kali lipat dalam hal konversi energi. Kalian dapat mengecek gambar di bawah yang menunjukkan perbandingan mobil listrik dan konvensional .

Perbandingan Mobil Listrik dan Konvensional (Sumber: fueleconomy.gov)

Mobil Listrik Tidak Menghasilkan Suara

Mobil dengan minim suara tentunya akan mengurangi berisiknya aktivitas di jalan raya. Mobil listrik hanya mengeluarkan suara ketika kalian menekan pedal gas saja. Bahkan suaranya sangat kecil hingga hampir tak terdengar lho! Tentu hal ini akan mengurangi polusi yang sedang ngetren baru-baru ini. Lumayan ‘kan kalau polusi suara mulai berkurang, tinggal cari cara, nih, supaya bisa menghilangkan polusi suara berupa julid-nya omongan tetangga.

Biaya Operasional yang Super Murah

Biaya operasional dari mobil listrik sangat murah apabila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak, begitu pula dengan biaya perawatannya. Mengapa demikian? Hal ini dapat terjadi karena mobil listrik mempunyai suku cadang yang lebih sedikit sehingga tidak banyak hal yang bisa rusak atau membutuhkan penggantian suku cadang secara rutin. Ditambah lagi, overall cost dari mobil listrik lebih rendah dibandingkan dengan mobil konvensional.

Sebagai bayangannya, apabila kalian mengendarai mobil konvensional sejauh 25.000 kilometer setahun dengan rata-rata 40 kilometer per gallon, yang mana satu gallon ditebus dengan selembar uang lima puluh ribu. Apabila ditotal, dibutuhkan 30 juta lebih per tahun hanya untuk mengoperasikan sebuah mobil. Gimana nggak bikin kantong kita kering kalau begini? Lain halnya dengan mobil listrik yang tiap kWh-nya dapat menempuh 50 kilometer. Mobil listrik yang kira-kira menggunakan kurang dari 4300 kWh dengan harga 150 perak per kWh, pemilik mobil listrik hanya akan mengeluarkan biaya sebesar tujuh juta rupiah saja dengan tambahan pembayaran pajak yang tidak begitu besar jumlahnya!

Lalu, gimana update terbaru tentang mobil listrik di Indonesia? Kalian pasti pernah mendengar berita tentang mobil listrik wara-wiri di televisi maupun platform berita online.

Ada berita bagus, nih, untuk kalian yang menunggu hadirnya mobil listrik di Indonesia. Pemerintah mulai tancap gas untuk mengembangkan mobil listrik, yeay! Peraturan Presiden berencana mendongkrak perkembangan mobil listrik, tepatnya dengan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik (mobil listrik). Kementerian Perindustrian pun tengah mendukung pengembangan baterai mobil listrik buatan lokal dengan berupaya melakukan subsidi impor di bidang energi. Bahkan sudah ada, lho, mobil listrik buatan anak bangsa! Seperti Selo, mobil sport hasil buah tangan Ricky Elson, Alumni ITS. Akan tetapi, memang belum ada mobil listrik yang sudah dikomersialkan. Duh jadi gak sabar ya untuk menunggu mobil listrik populer di jalanan!

Mobil Listrik Selo (Sumber : jpnn.com)

Last but not least, dengan segala keunggulannya, bukan berarti mobil listrik tidak punya kekurangan! Buat kalian rakyat manusia yang kepo akan mobil listrik, stay tune terus di medium Elektron untuk artikel selanjutnya yang akan membahas lebih lanjut mengenai mobil listrik!

Penulis
Pradipta Wasundari (Teknik Biomedis ITB 2018)

--

--

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB

Elektron is a media production organization that gives information about technology with unique approaches.