Penjelasan Tersimpel tentang Non Fungible Token (NFT)

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB
Published in
4 min readJul 4, 2021
Sumber gambar: entrepreneur.com

Kalian ngerasa nggak sih, kalau akhir-akhir ini banyak banget istilah-istilah baru yang bermunculan? Apalagi kebanyakan istilah baru ini memakai akronim seperti CMIIW, ILY, PPKM, YNTKTS, pV=NRT, dan lain-lain. Nah buat kalian yang gemar merhatiin bisnis ekonomi modern saat ini, pasti pernah dengar istilah NFT. Apa ya itu?

Hmm, kalau langsung artiin NFT, agak susah nih! Biar kebayang, yuk kita ketahui dulu definisi dari dua kata/frasa penyusun NFT: non fungible dan token!

Kata Kunci Pertama: Non Fungible

Beberapa Jenis Aset dalam Ekonomi, Sumber gambar: Rhett / Mankind (youtube)

Fungible sendiri berarti sesuatu dapat dipertukarkan/diganti dan akan memiliki nilai yang sama. Sebagai contoh, uang kertas Rp10.000 dapat ditukarkan dengan dua lembar uang Rp5.000. Walau secara fisik dua lembar lebih banyak dari satu lembar, namun keduanya bernilai sama yaitu sepuluh ribu rupiah. Contoh lain, yaitu berupa aset digital yang fungible, adalah bitcoin. Satu bitcoin akan selalu bernilai satu bitcoin, di mana pun dan kapan pun.

Nah, sekarang kita memahami lawannya yaitu non fungible. Aset yang non fungible ini sangat spesial sampai nggak bisa digantiin (kayak doi, eh). Mungkin yang suka ama seni udah nggak asing nih. Misal lukisan legendaris Mona Lisa. Saking legendarisnya, lukisan itu nggak mungkin digantiin (dipertukarkan) dengan jutaan lukisan biasa sekalipun. Secara digital juga terdapat beberapa aset yang nggak bisa digantiin; mulai dari sesimpel skin spesial dalam video games favorit kita, hingga trademark. Jadi, aset non fungible ini sesuatu yang sangat “unik” hingga punya nilai jual tersendiri (kayak one and only gitu).

Oke, udah cukup paham kan tentang non fungible? Sekarang mari kita bahas kata kunci berikutnya!

Kata Kunci Kedua: Token

Gambaran Token sebagai Sertifikat, Sumber gambar: @Forzzy (jgnnft.com)

Konteks token di sini beda ya dengan token listrik! Pengertian token di sini malah mirip seperti fungsi sertifikat rumah. Kalau kita punya sertifikat rumah, berarti secara resmi rumah itu punya kita, ya kan? Token dalam NFT juga seperti itu, namun ada perbedaannya (akan dijelaskan di bawah).

Jadi, Apa Definisi NFT secara Keseluruhan?

NFT adalah “token” yang tidak dapat “dipertukarkan (non fungible)”. Dalam konteks aset (dijelaskan di atas), NFT termasuk dalam aset digital. Jadi, jika kita memiliki NFT, kita akan mempunyai “sertifikat digital” terhadap suatu aset digital lain seperti gambar digital, gif, lagu, cuplikan video, hingga sebuah tweet!

Tweet pertama yang pernah ada, terjual sekitar 42 milyar rupiah!
Tweet pertama yang pernah ada, terjual sekitar 42 milyar rupiah! (Sumber gambar: liveauctioneers.com)

Namun, memiliki NFT bukan berarti memiliki aset digital tersebut lho!

Contohnya tweet di atas, pemilik tweet tersebut masih sang CEO twitter itu sendiri. Namun, sertifikasi digital hingga metadata (data tentang data) dari tweet ini akan menjadi milik orang yang membeli NFT tweet tersebut. Hmm jadi gampangnya kayak memiliki, namun nggak benar-benar memiliki nih.

Lalu, Selain tentang Ekonomi, Apakah NFT memiliki Dampak Lainnya?

Ada! Seperti mata uang kripto lainnya, catatan tentang pemilik NFT akan disimpan di “buku besar bersama” yang biasa disebut blockchain. Catatan ini dikelola oleh ribuan komputer di seluruh dunia. Punya satu komputer aja udah bikin biaya listrik bulanan kita lumayan naik, apalagi ribuan!

Nggak kalah sama grafik COVID-19 di Indonesia saat ini, penggunaan listrik NFT melonjak pesat! (Sumber gambar: digiconomist.net

Hampir semua data dari uang digital, termasuk NFT, disimpan dalam blockchain bernama Ethereum. Pada Juli 2021 ini, pemakaian listrik pada Ethereum mencapai 53.92 TWH, atau setara dengan pemakaian listrik satu Singapore yang notabene negara maju. Padahal, saat ini sebagian besar sumber energi masih berasal dari bahan bakar fosil. Kebayang dong pengaruhnya ke lingkungan. Wah, ngeri banget ya kan?

Nah itu dia tentang NFT. Bagaimana nih, kalian tertarik buat beli NFT? Mungkin buat saat ini menurut kita hal-hal tentang NFT ini sulit dipercaya. Menghabiskan milyaran uang untuk membeli sertifikat suatu barang yang nggak bener-bener kita punya, terdengar cukup gila bukan? Namun bisa jadi NFT ini terus berkembang dan menjadi tren ekonomi di masa mendatang.

Penulis
Aisya Nur Kamila (Teknik Biomedis ITB 2018)

--

--

Elektron HME ITB
Elektron HME ITB

Elektron is a media production organization that gives information about technology with unique approaches.