Eksekutif Senior Esports Meluncurkan Firma Konsultan Komunikasi: The Story Mob

dwi damayanti
Media Esports Indonesia
4 min readMar 3, 2018

Tiga pelaksana eksekutif yang telah memiliki pengalaman bertahun-tahun di industri esports, mengumumkan peluncuran The Story Mob, sebuah badan khusus konsultasi komunikasi esports.

Anna Rozwandowicz, mantan vice president bidang komunikasi ESL; Nicola Piggot, yang sebelumnya memimpin divisi komunikasi Riot Games untuk mempromosikan esports; Dan Kalie Moore, mantan kepala bagian komunikasi di BITKRAFT Esports Ventures, telah mendirikan sebuah perusahaan konsultasi independen dengan tujuan untuk memenuhi celah pasar dan memberi dukungan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki divisi humas internal.

The Esports Observer telah berbicara dengan para pendiri The Story Mob dan mendiskusikan tentang motivasi, tujuan, dan tantangan yang akan mereka hadapi setelah meninggalkan perusahan-perusahaan paling berpengaruh dalam industri esports untuk membangun bisnis mereka sendiri.

Kalian bertiga telah berada dalam industri esports untuk waktu yang cukup lama. Mengapa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendirikan agensi komunikasi?

Anna: Kami bertiga sudah memiliki pengalaman di bidang esports selama lebih dari 12 tahun dan telah menyaksikan sendiri pertumbuhan yang sangat pesat dalam industri ini. Dengan investasi yang terus mengalir ke dalam industri ini, penting bagi tim, brand, dan organizer untuk memiliki orang-orang yang tepat di sisi mereka untuk membunyikan gaung esports yang otentik. Kami menyaksikan perusahaan humas tradisional yang mencoba untuk mengadopsi diksi esports dan gagal, juga melihat adanya organisasi esports yang tidak memiliki pengalaman dalam bidang komunikasi memiliki kesulitan untuk mengendalikan suatu pemberitahuan yang besar dan menghadapi keadaan yang sulit. Kami percaya bahwa kami menawarkan jalan tengah yang sempurna.

Nicola: Anna, Kalie, dan saya sering bekerja sama dalam berbagai kapasitas selama beberapa tahun terakhir ini dan juga saling bertemu di berbagai acara dan turnamen. Kami menyadari bahwa kami memiliki tujuan dan frustrasi yang sama terkait dengan bidang komunikasi dalam lingkungan esports dan kami sama-sama memiliki keinginan untuk mengambil langkah dan menawarkan jasa konsultasi untuk berbagai brand. Dengan pemilihan waktu dan chemistry yang tepat dan kami rasa kami bertiga menawarkan solusi terbaik untuk bidang komunikasi di pasar esports saat ini.

Kalian meninggalkan posisi tinggi dalam perusahan yang paling berpengaruh dalam industri esports. Apa hal yang menarik dari memulai sesuatu seperti Story Mob?

Nicola: Bekerja untuk Riot Games selama hampir enam tahun telah memberi saya kesempatan untuk menjadi bagian dari beberapa momen paling penting dalam sejarah esports. Dari mengisi stadium Olympics dengan turnamen esports hingga meluncurkan hubungan kerjasama permanen dalam NA LCS (North America League of Legends Championship Series). Saya telah mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menjadi bagian dari hal tersebut dan saya akan membawa apa yang telah saya pelajari untuk mempersiapkan diri di peran selanjutnya. Membantu brand dan perusahaan yang masing-masing berada di posisi yang berbeda dalam perjalanan mereka di esports -termasuk bagi mereka yang baru mengambil langkah awal- merupakan sebuah tantangan yang menggiurkan bagi kami.

Kalie: Kami beruntung telah bekerja dengan para pemimpin dalam ruang lingkup esports yang akan tetap berada di sisi kami — pada kasus saya, Jens Hilgers dari BITKRAFT, orang yang memperkenalkan saya kepada pasar esports dan telah menjadi investor utama dalam The Story Mob. Esports masih merupakan dunia yang sempit, dan kami berharap untuk dapat terus bekerja sama dengan mereka yang telah membantu membangun karir kami. Sehingga ini bukan merupakan sebuah kehilangan, melainkan sebuah evolusi!

Apa yang membuat pekerjaan kalian berbeda dengan divisi humas/komunikasi internal? Mengapa klien ingin bekerja sama dengan Anda?

Anna: Ada kekurangan yang sangat serius dalam jumlah tenaga profesional senior di bidang komunikasi yang memiliki pengalaman esports di luar sana — sebagaimana yang kami alami ketika kami mencoba untuk merekrut tenaga profesional di bidang komunikasi untuk tim kami yang sebelumnya, atau ketika kami diminta untuk bergabung dengan tim yang sedang mencari kandidat yang sesuai dengan profil yang kami miliki. Kami secara khusus merancang The Story Mob layaknya sebuah tim konsultan internal suatu perusahaan, melalui konsultan eksternal. Kami memilih dan mengambil proyek jangka panjang, dan membawa diri kami sedalam mungkin untuk dapat memahami tujuan dan sasaran dari klien kami. Ditambah lagi, Anda tidak perlu mengajari kami tentang esports, atau menjelaskan kepada kami tentang mengapa penggemar sangat peduli dengan perubahan format, pergantian roster, atau dimana World Championship selanjutnya diadakan.

Jika suatu tim tidak memiliki divisi komunikasi internal, kami dapat membantu mengisi kekosongan tersebut — atau dalam basis jangka panjangnya, kami dapat bekerja sebagai pendukung dan bantuan tambahan ketika dan jika mereka merekrut tenaga profesional komunikasi yang berdedikasi. Pengalaman kami dalam esports major dan ekosistemnya menunjukkan bahwa kami mampu menawarkan jasa konsultasi yang jujur berdasarkan berbagai pengalaman yang kami miliki.

Apakah kalian berencana untuk bekerja sendiri atau langsung merekrut tenaga tambahan?

Kalie: Kami membangun The Story Mob dalam model konsultasi manajemen daripada agensi humas pada umumnya. Kami adalah senior dalam bidang komunikasi profesional dan sangat dekat dalam keseharian klien kami.

Di tahun ini kami berencana untuk membangun dan melakukan penambahan yang strategis kepada tim untuk menambah kapasitas kami, tapi sebagai co-founders kami berencana untuk tetap menjadi kontak utama klien kami. Terlalu banyak agensi yang mendelegasikan sebagian besar pekerjaan klien mereka kepada anggota tim yang masih junior. Sebagai badan usaha yang masih kecil, kami memiliki fleksibilitas untuk memilih pekerjaan yang menarik bagi kami secara pribadi.

Kalian menekankan bahwa kalian adalah startup yang semua anggotanya adalah wanita. Ini adalah hal yang jarang terjadi di esports. Mengapa hal tersebut penting untuk ditekankan? Dan pekerjaan pro-bono seperti apa yang akan kalian angkat untuk meningkatkan keikutsertaan wanita dalam industri esports?

Kalie: Dominasi laki-laki dalam ruang lingkup esports bukanlah hal yang mengejutkan. Kami menyadari bahwa hanya 2,2% dari dana VC (modal ventura) mengalir ke tim yang didirikan oleh wanita di tahun 2017. Representasi dalam berbagai industri tidak terjadi secara anorganik. Hal tersebut harus dicapai dengan kerja keras dan dedikasi. Oleh karena itu, kami percaya bahwa banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk mendukung female entrepreneurship. Rintangan untuk mendirikan bisnis dapat membingungkan dan tidak menguntungkan, bahkan bagi profesional berpengalaman yang telah bekerja lama. Kami juga akan meluncurkan pekerjaan pro-bono di akhir tahun ini secara individu (saya akan melakukannya dan akan terus menjadi mentor di TechStars dan Berlin Geeketters) dan selaku perusahan yang mendukung keberagaman dalam esports dan teknologi.

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di venture.ninja.

--

--