Fighting Game: Peluang Investasi Esports Berikutnya

S.Maihadi
Media Esports Indonesia
5 min readMar 18, 2018

Fighting Game Community (FGC) telah lama ada sebagai bagian terisolasi dari industri esports. Lama setelah lahirnya game seperti League of Legends Championship Series dari Riot Games dan Dota 2 The International dari Valve, banyak turnamen untuk jenis fighting game yang merupakan acara yang diadakan oleh para volunteer yang terdiri dari tim-tim kecil yang antusias dalam genre fighting. Namun, dalam dua tahun terakhir telah terjadi peningkatan eksposur dan investasi di kalangan FGC secara mendadak.

Pada awal 2017, Echo Fox, organisasi yang dimiliki oleh pemain basket legendaris Rick Fox, melakukan percikan besar dengan menandatangani 7 acara pro fighting game. ESPN menayangkan liputan langsung Evolution Championship Series (Evo) pada tahun 2016 dan 2017. Turner dan IMG’s ELEAGUE telah menayangkan program untuk Street Fighter V, Injustice 2, dan yang terbaru, TEKKEN 7.

EVO Japan 2018 via manofthematch.com
EVO Japan 2018 via manofthematch.com

Saat ini tim esports yang lebih menonjol telah memiliki pemain profesional untuk divisi Street Fighter, TEKKEN, dan Super Smash Bros, yang dulunya tidak eksis. Dengan tingkat pertumbuhan saat ini, game genre fighting bisa menjadi peluang investasi besar berikutnya di industri esports. Hari ini, kami ingin mengeksplorasi mengapa game genre fighting bisa terlihat menarik di mata investor.

Adanya Dukungan dari Developer Game

Ini adalah salah satu kata kunci ajaib di esports. Developer support sangatlah penting untuk membangun sebuah liga yang stabil, menawarkan jumlah hadiah yang besar, dan memastikan bahwa permainan tetap seimbang untuk permainan kompetitif. Permainan genre fighting telah mengalami peningkatan yang radikal hanya dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2017 Street Fighter V, Injustice 2, dan TEKKEN 7 semua telah memiliki professional circuit berdedikasi yang dijalankan oleh para developer. Capcom Pro Tour, pro circuit -nya Street Fighter, menawarkan hadiah sebesar $600.000. Baik Capcom Pro Tour dan pro circuit -nya TEKKEN, TEKKEN World Tour, telah mengumumkan bahwa mereka akan kembali hadir untuk 2018, dan developer dari Injustice 2, NetherRealm Studios, juga terus mendukung seri turnamen online mereka, War of the Gods.

Tekken World Tour via segmentnext.com
Tekken World Tour via segmentnext.com

Kini FGC telah mendapat banyak dukungan yang berasal dari luar genre fighting. Dalam sebuah surat kepada investor, CEO Capcom Kenzo Tsujimoto menyatakan bahwa Capcom “akan terus maju untuk mempromosikan esports dengan kekuatan penuh dari organisasi kami.” Bahkan Nintendo, yang dulunya pernah mencoba melarang Super Smash Bros.Melee untuk disiarkan di Evo, telah mensponsori Turnamen Smash yang besar di 2 tahun terakhir. Dukungan baru ini telah menghasilkan infrastruktur yang lebih baik, prize pool yang lebih besar, dan lebih banyak kegiatan pemasaran untuk acara FGC.

Keterlibatan Penggemar

Jika Anda belum pernah menghadiri turnamen game fighting, agak sulit untuk menggambarkan passion anggota FGC. Sifat keterbukaan dari kebanyakan turnamen game fighting justru mengarah pada kesempatan langka bagi para fans untuk dapat berinteraksi dengan pemain jagoan mereka.

Bayangkan jika Anda ingin bermain di turnamen amatir bola basket one-on-one, dan Anda tahu bahwa LeBron James, Dwight Howard, dan Derrick Rose akan bersaing dengan Anda. Untuk biaya keikutsertaan seharga $30( sekitar 390.000 Rupiah), Anda akan mendapatkan tidak hanya bertemu dengan bintang basket favorit Anda, tapi juga termasuk berjabat tangan dan bermain melawan mereka. Ini adalah cara bagaimana turnamen game fighting paling bergengsi beroperasi.

Pemain kasual dan pro bermain di tempat yang sama, duduk tepat di samping satu sama lain. Ini memberi penggemar genre fighting suatu koneksi yang lebih dalam dengan pemain top mereka. Bahkan anggota FGC terbesar pun masih tergolong sebagai anggota komunitas, tunduk pada peraturan dan peluang yang sama.

Hubungan ini juga mencerminkan bahwa penggemar fighting game rela meluangkan waktu untuk mendukung pemain favorit mereka. Super Smash Bros. Melee tidak pernah mendapat dukungan hadiah uang dari Nintendo dalam 15 tahun sejarahnya. Jadi, ketika penyelenggara acara populer Beyond the Summit memutuskan untuk menjadi tuan rumah Melee invitational, mereka memberi komunitas kesempatan untuk menciptakan prize pool. Fans menyumbangkan uang ke prize pool untuk mendukung pemain favorit mereka. Para pemain dengan sumbangan terbanyak bergabung dengan pemain papan atas di turnamen tersebut. Smash Summit 5 tahun 2017 berhasil mengumpulkan lebih dari $40.000 dari sumbangan.

Smash Summit 5 via shoryuken.com
Smash Summit 5 via shoryuken.com

Organisasi esports telah memanfaatkan penggemar untuk membayar dan mendukung pemain favorit mereka dengan menjual barang merchandise seperti kaos.

Sponsorship Kegiatan

Di kebanyakan esports, developer mengendalikan pasar turnamen. League of Legends dan Overwatch telah secara efektif menghilangkan skema turnamen dan mendukung struktur liga. Valve memiliki peraturan ketat mengenai turnamen mana yang memenuhi syarat untuk status major atau minor di Dota 2 circuit. Sementara sistem yang sama ada untuk Capcom Pro Tour, dimana pihak Capcom dan developer lainnya tidak memiliki kontrol yang sama terhadap skema turnamen di FGC. Akibatnya, ada turnamen hampir setiap minggunya dalam setahun, dan kebanyakan dari mereka akan menampilkan setidaknya beberapa pemain profil tinggi.

Dengan sedikitnya batasan dari developer, ada lebih banyak peluang unik bagi sponsor untuk perusahaan brand. New Japan Pro Wrestling baru saja bermitra dengan turnamen populer di Florida, Community Effort Orlando. Nissin Cup Noodle juga mensponsori Evo Japan. Merek seperti Jelly Belly dan Progressive juga terlihat pernah mensponsori acara FGC.

Keuntungan lain dari acara FGC adalah bahwa acara itu tidak terukur. Acara ELEAGUE adalah undangan acara yang lebih kecil dengan kapasitas 16–20 pemain, dimana sebuah turnamen seperti Evo akan menjadi tuan rumah untuk lebih dari 2.000 pemain. Perusahaan brand memiliki pilihan untuk menjadi tuan rumah turnamen mereka sendiri dengan mengundang pemain top, atau mensponsori turnamen terbuka yang lebih besar.

Selanjutnya, karena genre fighting adalah olahraga individu, perusahaan sponsor dapat bermitra langsung dengan pemain secara individu. Red Bull telah menyelenggarakan beberapa turnamen fighting game, dan secara aktif mensponsori beberapa pemain profesional. Perusahaan seperti Razer dan Alienware juga telah menandatangani kesepakatan dengan pemain pro. Karena tidak ada badan pengatur yang mengatur setiap pemain, turnamen, dan organisasi, FGC secara efektif merupakan pasar terbuka untuk kesepakatan kemitraan sponsorship antar perusahaan dengan tim, turnamen, ataupun pemain.

Fighting Game Community via kotaku.com.au
Fighting Game Community via kotaku.com.au

Fighting game telah menyaksikan hasil penjualan yang sukses, didukung dengan developer mereka peduli dengan esports. Top Pro Players memiliki pengaruh yang kuat terhadap penonton fans yang setia pada permainan. Turnamen hanya memiliki sedikit batasan dalam sponsorship, dan komunitas secara aktif mendukung perusahaan dengan produknya yang mendukung komunitas FGC. Karena FGC terus tumbuh dalam lingkungan penayangan dan juga sirkuit profesional, hal ini akan semakin menarik investor untuk turut berpartisipasi memajukan FGC.

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di venture.ninja.

--

--