Kedatangan Jepang di Esports

dwi damayanti
Media Esports Indonesia
2 min readFeb 3, 2018

Setelah puluhan tahun terasingkan dari dunia esports, Jepang akhirnya bergabung di tahun 2018, mengikuti kabar dari Asosiasi Esports Jepang (JeSPA) bahwa ‘lisensi pro gamer’ akan dikeluarkan untuk memilih pemain yang kompetitif.

Sebelumnya, Jepang memiliki peraturan tentang perjudian yang ketat yang menghalanginya untuk hadir secara resmi dalam lingkungan esports. Akan tetapi, pengumuman JeSPA baru-baru ini dapat mengubah semua itu.

Sebuah tweet dari pengguna Twitter, Yuji Nakamura, berbunyi “Berita esports dari Jepang: industri [esports] akan mulai mengeluarkan “pro license” untuk atlet esports mulai tahun 2018. Tujuannya adalah untuk menghindari peraturan perjudian yang ketat dengan memisahkan ‘pro [gamers]’ dari khalayak umum. Hal ini akan membuka jalan bagi Jepang untuk menjadi powerhouse di esports … “

Dahulu kala, esports adalah bagian dari budaya mainstream di Jepang. Kompetisi game sudah ditayangkan di televisi dan ditonton jutaan orang di tahun 1980-an, sebelum munculnya peraturan yang menenggelamkannya.

Peraturan dibuat dengan maksud untuk membatasi perjudian ilegal, khususnya video turnamen poker yang digunakan oleh kelompok yakuza untuk menghasilkan uang. Alhasil, peraturan tersebut menghalangi pelaksanaan turnamen esports yang menggunakan uang hasil penjualan tiket sebagai hadiah dan akhirnya competitive gaming menjadi korban perang pemerintah dalam membasmi kejahatan.

Peraturan tersebut sederhananya menghalangi pengumpulan hadiah yang mencapai nilai signifikan, yang pada akhirnya menghambat perkembangan esports di Jepang. Selama bertahun-tahun, turnamen bernilai jutaan telah dilaksanakan di Tiongkok, Korea Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat, sedangkan negara yang melahirkan beberapa nama besar di industri esports justru telah tertinggal.

Saat ini, JeSPA mengambil langkah untuk memperbaiki masalah tersebut. Penyediaan lisensi pro kepada pemain profesional diharapkan dapat memberi jalan bagi industri esports untuk melewati peraturan kuno tersebut dan mengizinkan pemain untuk bertahan hidup dalam lingkungan esports. Tersedianya platform untuk pemain bertalenta akan menarik minat masyarakat dalam esports sehingga ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai. Dalam jangka waktu lima tahun, Jepang mungkin dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara tetangga dan memperoleh keuntungan dari industri esports yang diprediksi bernilai $2.3 miliyar di tahun 2022.

Beberapa judul yang dilaporkan telah mendapatkan hak untuk menerbitkan lisensi pro adalah sebagai berikut:

  • Winning Eleven 2018
  • Street Fighter V
  • Tekken 7
  • Puzzle & Dragons
  • Monster Strike

Secara umum, akan ada banyak judul permainan yang menyusul, karena banyaknya developer yang meminta kepada pemerintah untuk mempertimbangkan esports mereka dan bersedia mengikuti prosedur yang ada.

Sungguh sebuah berita yang menggembirakan. Dengan adanya partisipasi dari Jepang, atmosfer esports yang semakin kompetitif dan inklusif juga akan menjadi lebih feasible.

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di venture.ninja.

--

--