Atraksi Kuda Melintasi Kawasan Wisata Pasir Berbisik di Tengah Hamparan Gurun di Tengah Udara Berkabut Dingin

Wella Nindya Alvhionita
3 min readMay 29, 2024

--

Wella Nindya Alvhionita

Atraksi Kuda Melintasi Kawasan Wisata Pasir Berbisik di Tengah Hamparan Gurun di Tengah Udara Berkabut Dingin

Perjalanan tidak berhenti disitu saja, rombongan mahasiswa KKL Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta kembali meniti kawasan di wilayah timur Bromo menuju objek wisata Pasir Berbisik. Perjalanan tidak terlalu lama, kurang lebih membutuhkan 30–40 menit perjalanan dari parkiran jeep menuju kawasan tersebut. Hal seru dilakukan oleh para supir jeep menuju kawasan Pasir Berbisik dengan melajukan mobil bak kuda liar yang berlari kencang.

Keterangan foto: salah satu mahasiswa rombongan KKL prodi Sastra Indonesia, Nur Andini alias Ai sedang berpose di samping kuda yang latihan di kawan Pasir Berbisik. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Di kawasan Pasir Berbisik yang masih diselimuti kabut dingin akan kembali menerpa. Sepanjang netra memandang Anda akan dibuat tercengang dengan atraksi para kuda ternak yang sedang dikemudikan miliknya berlari kencang. Jangan heran jika sepanjang kaki menginjak pasir di sana akan dikejutkan dengan banyaknya kotoran kuda istilah kerennya jebakan batman. Sehingga Anda harus berhati-hati apabila hal tidak diinginkan terjadi. Anda juga akan dibuat terpesona dengan beberapa gundukan pasir yang tidak kalah keren untuk dijadikan spot foto ataupun sekadar menikmati keindahan semata.

Keterangan foto: beberapa mahasiswa rombongan KKL prodi Sastra Indonesia sedang berpose di hamparan pasir di kawasan Pasir Berbisik. Sumber: dokumentasi KKL Prodi Sastra Indonesia tahun 2024.

Para penjual bunga edelweis mulai menghampiri setiap wisatawan yang berada di kawasan ini. Salah-satu primadona di kawasan wisata puncak Bromo adalah bunga edelweis atau yang sering dijuluki bunga abadi. Edelweis Jawa merupakan nama bunga endemik yang kerap dijumpai di wilayah pegunungan, khususnya Gunung Bromo dengan nama latin naphalis javanica (sumber: https://www.detik.com/jatim/berita/d-7213409/edelweiss-jawa-dan-sebutan-bunga-abadi-yang-mengancam-keabadiannya).

Para pedagang menawarkan berbagai hasil karsa kerajinan dari bunga edelweis, yang dijadikan buket bunga, gantungan kunci botol kecil yang didalamnya berisi bunga edelweis, ataupun kerajinan lainnya. Beberapa mahasiswa KKL Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta Tahun 2024, ada yang tertarik untuk membeli gantungan kunci botol kecil berisi bunga edelweis yang mereka anggap unik dan cocok dijadikan oleh-oleh untuk keluarga, kerabat, maupun sahabat tercinta. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau, gantungan kunci dipatok harga Rp. 10.000;00/gantungan, sedangkan buket bunga relatif mahal tergantung ukuran dinilai seharga Rp. 50.000;00–100.000;00/buket tergantung ukuran dan banyaknya bunga.

Pada kesempatan untuk membeli, salah satu mahasiswa bernama Wella melontarkan rasa penasaran dengan bertanya kepada bapak pedagang, “Pak ini gantungan kunci, bunganya kok ada yang warna-warni dan putih? Yang berwarna ini pakai pewarna ya Pak?” tanyanya, dengan lugas pedagang tersebut membalas, “iya Mba, yang original warna putih, lainnya yang warna-warni menggunakan pewarna,” tukasnya. Akhirnya Wella pun membeli satu gantungan yang terdapat bunga edelweis original didalamnya, sedangkan yang lainnya membeli beberapa gantungan kunci dengan aneka warna.

Keterangan foto: salah satu gantungan kunci yang dijual, berisi bunga edelweis berwarna putih (original). Sumber: dokumen pribadi Wella Nindya Alvhionita, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2021.

Setelah cukup lama menikmati keindahan di kawasan wisata Pasir Berbisik, rombongan mahasiswa KKL Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta Tahun 2024 mulai memasuki jeep per tiap kelompok kecil. Mobil jeep mulai menuruni kawasan Bromo. Para rombongan kembali menikmati kawasan Jawa Timur untukmenuju rest area untuk sarapan dan persiapan pulang ke Jakarta.

--

--