Berbicara dengan orang tak dikenal

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readNov 16, 2014

Saya tidak biasa, bisa akrab dan berbicara banyak hal kepada orang yang tidak saya kenal. Saya rasa tidak nyaman untuk berbicara. Apalagi dirasa tidak ada yang penting yang harus dibahas. Lebih baik saya diam. Berbeda dengan orang lain yang saya lihat mereka bisa akrab dengan cepat.

Saya tergerak untuk mencobanya, bagaimana saya bisa mengawali berbicara kepada orang yang sama sekali tidak saya kenal. Saya pikir ini keahlian yang menarik. Bahkan kalo di dunia barat sana ada orang-orang yang keahlian khusus yang disebut “Pick up artist” yang artinya buka artis dengan mobil pick up. Pick up artist adalah orang dengan mempunyai keahlian untuk menarik hati lawan jenisnya sehingga mereka bisa tertarik padanya dalam waktu hanya beberapa saat saja. Itu jurus disana untuk mendapatkan pacar dan menggoda lawan jenis :D.

Tapi tujuan saya bukan untuk seperti itu ya… Berbicara kepada orang yang tidak dikenal bisa membuat rasa nyaman dalam perjalan. Rasanya kalo naik pesawat dan hanya berdiam saja dengan orang yang duduk nempel bersebelahan itu rasanya aneh dan kikuk tapi kalo mau bicara juga kikuk. Kayaknya hanya orang dengan kemampuan tinggi yang bisa menjebol tembok pembatas kaku itu.

Kemarin, saya melakukan perjalanan dengan pesawat. Saya rasa ini kesempatan baik untuk melatih sensitivitas untuk berbicara kepada orang lain. Sebelum mulai saya sudah berpikir bahasan apa yang cocok untuk mengawali. Gimana kalo naik pesawat lalu openingnya “Mau kenaman bu/pak ? atau ke jakarta bu/pak? mungkin jawabannya “Ya iyalah, pesawat ini tujuan cuma ke jakarta bukan bisa yang bisa turun sembarangan” jadi pertanyaan opening itu tidak cocok.

Berpikir lebih keras lagi, sampailah pada pertanyaan ini yang cocok, yaitu “Pergi atau pulang?”. Pertanyaan ini cocok, informal, dan tidak bodoh. Saya cobakan dengan seseorang yang disebelah saya, yang kebetulan mukanya tegang tegang kaku. Setelah saya bertanya “Pergi atau pulang” dia jawab “Pulang, bapak pergi atau pulang?” dan kemudian jawaban saya “Pergi bu” dan dibalas “Memang aslinya mana?” dan seterusnya hingga terjadi percakapan sederhana.

Ternyata berbicara kepada orang lain cukup sederhana. Dengan opening question yang santa tapi juga siap bila terjadi tidak sesuai yang diharapkan. Dijawab syukur kalo tidak ya sudah.

Salam

Obednugroho.net

--

--