Ide tentang Karakter, Pertumbuhan Rohani dan Disiplin

obed nugroho
Etsah
Published in
6 min readDec 30, 2013

Akhir dari pertumbuhan rohani adalah menjadi segambar dengan Allah. Segambar dengan Allah berarti kita harus mempunyai Karakter yang sama dengan Allah. Pertumbuhan Rohani akan mewujudkan pembangunan Karakter, namun kedua hal ini dapat dicapai dengan Disiplin. Disiplin ternyata dimaknai berbeda oleh kebanyakan orang di dalam bangsa kita, Indonesia. Disiplin sarat dengan hitam-putih soal salah-benar dan sering kali merujuk pada hukuman, padahal yang benar adalah ‘Latihan yang mengkoreksi’. Self-Discipline merupakan kunci untuk pertumbuhan rohani dan pembangunan karakter. Perubahan paradigma tentang disiplin merupakan suatu keharusan di tengah jaman ini.

Tolok ukur kualitas kehidupan suatu masyarakat adalah karakter yang baik. Karakter yang baik diperoleh dari pendidikannya, yaitu pendidikan karakter. Untuk itu perlu adanya pendidikan kepribadian. Pendidikan kepribadian merupakan salah satu pendidikan karakter agar peserta didik memiliki watak yang baik. Pendidikan karakter yang berhasil diharapkan akan membentuk seseorang yang jujur, sopan, disiplin, tanggungjawab, rajin, mencintai dan bangga terhadap tanah air, dan sebagainya.

Tanggung jawab gereja tidak lah hanya membangun spiritualitas jemaatnya, namun juga bagaimana gereja mempengaruhi dan membangun karakter komunitasnya. Gereja banyak bercerita tentang sorga namun sering kali lupa untuk menyinggung dunia. Kita masih hidup dalam dunia ini, jelas pula kita harus menjadi pribadi-pribadi yang sukses di dalam dunia ini.

Karakter ini penting dalam banyak pengajaran Yesus menekankan pada perubahan karakter pada orang yang menerima-Nya sebagai Juru Selamat. Cerminan lain dari Kelahiran Kembali adalah karakter lama kita telah mati bersama dosa dan kita bangkit dengan karakter baru yang dipulihkan oleh karya keselamatan Yesus.

Pertumbuhan rohani pun akan berdampak pada pembangunan karakter. Saat spiritual kita bertumbuh karakter kita terus dibangun menjadi sama dengan karakter Yesus. Karakter menjadi seperti Software yang mengkontrol perilaku kita. Setiap kontrol ya dan tidak ditentukan dari karakter kita yang terbentuk. Karakter senantiasa membutuhkan pembentukan, tidak serta merta bisa didapat. Pembentukan karakter ini pun tidak datang hanya dari pengetahuan saja namun juga karena oleh karena treatment.

Perlu kita selidiki terlebih dahulu apa sebenarnya yang di sebut dengan Character. Dari bahasa Yunani charaktêr alat untuk memahat, menandai, sama dengan charak- (berasal dari charáttein yang berarti memahat) + -tēr sebagai akhiran. Jadi karakter dikiaskan sebagai memahat dalam arti sehari-hari kita ada mengukir. Seolah seperti seorang seniman yang mengukir batu menjadi sebuah karya seni yang indah.

Dari Merriam Webster dictionary mengartikan character yaitu the way someone thinks, feels, and behaves : someone’s personality. Sayang sekali dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belum mempunyai arti yang khusus tentang kata karakter, kata yang paling mendekati yaitu kepribadian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian berarti sifat hakiki yg tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yg membedakannya dr orang atau bangsa lain.

Bisa diperoleh bahwa karakter merupakan bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku yang membedakan dirinya dengan orang lain bangsa bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Bisa dikembangkan menjadi karakter yang membedakan orang Kristen dengan orang-orang yang belum menerima Yesus. Pembedaan seluruh sifat, perilaku dan cara berpikir ini membedakan kita orang Kristen. Karakter kita menjadi cermin siapa Kristus.

Bagaimana seorang Kristen dapat dikenali dari karakternya yaitu contoh karakter yang baik seperti dicontohkan oleh Daniel dalam Daniel 1:4, Ketika Nebukadnezar mencari calon-calon pegawai kerajaan, maka salah satu persyaratannya adalah bahwa calon-calon itu haruslah memiliki karakter yang baik (“tidak ada sesuatu cela”). Daniel memiliki karakter: perkataan dan tindakannya dihadapan orang banyak maupun saat sedang sendirian adalah selalu konsisten (Integritas). Daniel yang dihadapan Nebukadnezar adalah Daniel yang sama ketika sedang sendirian atau dihadapan ALLAH. Orang yang bertindak baik dihadapan orang lain namun berpikir/ bertindak lain saat sedang sendirian adalah orang yang tidak memiliki karakter.

Pertumbuhan Rohani dan Karakter oleh Yesus

Karakter inilah yang perlu orang Kristen bangun supaya karakter yang dimilikinya sama dengan karakter Yesus sebagai cerminan Allah yang pernah hidup di dunia. Kehidupan orang Kristen senantiasa bertumbuh, terus berusaha untuk menjadi seperti Yesus. Pertobatan membawa seseorang kembali dimurnikan, pada saat yang sama orang tersebut direndahkan namun juga diangkat. Pertumbuhan Rohani adalah suatu keharusan bagi orang pengikut Yesus, setiap harinya seseorang harus berusaha menjadi lebih baik dan lebih lagi. Pertumbuhan rohani bukan merupakan usaha kita semata namun semuanya oleh karena anugerah. Bertumbuh dalam anugerah yang berarti dianugerahkan untuk dapat menjadi serupa dengan Kristus, prinsip ini membawa kita kepada pengertian yang lebih dalam lagi bahwa; pertama yesus, yang bertumbuh dengan sendirinya dalam anugerah, adalah sumber pertumbuhan rohani kita, kedua Yesus bertumbuh dengan sendirinya dalam anugerah, adalah teladan pertumbuhan rohani kita, dan ketiga Yesus adalah manusia, maka ia sendiri juga perlu bertumbuh secara rohani.

Banyak orang meragukan bahwa manusia dapat bertumbuh secara rohani seperti Yesus. Namun Yesus sebagai manusia juga bertumbuh. Seperti tertulis dalam Lukas 2:52 bahwa Yesus bertumbuh secara holistic yaitu bertambah besar, hikmat, dikasihi manusia dan Allah. Yesus juga bertumbuh dalam Anugerah, dimana maria berkata “Kasih Karunia Allah ada pada-Nya”. Ketika kita melihat bahwa Yesus sang Juruselamat bertumbuh dalam kasih karunia, dimensi baru kasih-Nya bagi kita, dan kemungkina pertumbuhan rohani bagi kita, akan terbuka bagi kita.

Pertumbuhan Yesus bukan pertumbuhan yang tidak mungkin bagi manusia. Yesus bertumbuh dalam buah Roh Kudus. Sukacita, damai sejahtera, kebaikan, kebajikan, kesetiaan, kemurahan, dan penguasaan diri yang kualitas diri ini di ringkaskan paulus sebagai ketika ia mengatakan bahwa anugerah Allah menaungi Yesus dan Ia bertumbuh di dalam hikmat-Nya. Dalam konteksi ini, hikmat mungkin diartikan sebagai kebajikan rohani secara praktis.

Yesus pula beertumbuh dalam disiplin hidup. Yesus bertumbuh dengan cara mengatasi cobaan dan hambatan-hambatan yang menghalangi-Nya semakin bertumbuh dalam anugerah Allah. Yesus bertumbuh dalam ketaatan. Ketaatan terletak dalam pusat kehidupan Yesus. Alasan Yesus menjadi juruselamat adalah karena ia taat kepada Allah menggantikan tempat kita melalui sepanjang hidup dan menderita penghukuman karena ketidaktaatan kita melalui kematian ketaatan-Nya.

Yesus bertumbuh juga dengan menyelidiki alkitab. Melalui pengertian-Nya akan firman Allah Yesus bertumbuh dalam penghargaan akan kehendak Allah bagi hidup-Nya. Yesus bertumbuh dalam ketaatan moral melalui pengertian-Nya, penerapan dan ketaatan kepada firman Allah. Yesus juga bertumbuh dalam doa dan mengusahakan persekutuan dengan umat Allah.

Yesus bertumbuh dalam hikmat-Nya. Hikmat berarti belajar takut akan Allah. Jika Yesus bertumbuh dalam hikmat-Nya, ia tentu juga harus bertumbun di dalam takut akan Allah. Takut akan Tuhan yang benar adalah seperti anak ‘takut’ pada Bapanya. Ketakutan ini dihasilkan dari kasih Bapa yang mendorong anak untuk mematuhi dan segan kepada Bapanya. Takut anak akan menghasilkan hal-hal baik yaitu; Takut akan Allah akan menghilangkan semua ketakuan lainnya, menjaga kita dari terus menerus berbuat dosa, menghasilkan integritas karakter Kristen, memacu ketaatan di dalam hidup kita, menghasilkan efektivitas dalam penginjilan.

Kerinduan rohani adalah bagian terpenting dari semua pertumbuhan rohani yang sejati. Pertama adalah kerinduan mengenal Allah, dengan mengenal Allah kita akan bertumbuh menjadi seperti Allah. Seperti guru dan murid, tanpa disadari murid akan menjadi sepikiran dengan gurunya, bahkan bisa dilihat dari gaya dan polah lakunya. Kerinduan rohani bisa diwujudkan dalam disiplin-disipilin rohani yang membuat kita semakin bertumbuh.

Salib dapat berarti bahwa sebagai hukuman mati dan keselamatan. Paulus membukakan tiga alasan penting yaitu pertama salib kristus mendemonstrasikan kasih Allah. Kedua, salib mendemonstrasikan keadilan Allah. dan ketiga, salib mendemonstrasikan hikmat Allah. Salib ini berimplikasi pada dunia ini disalibkan bagi orang-orang pengikut Kristus dan orang Kristen disalibkan bagi dunia.

Pertumbuhan rohani akan bertumbuh subur apabila hidup bersama dan bertumbuh bersama-sama dengan orang lain. Tuhan Yesus mengajarkan suatu pola pertumbuhan rohani melalui pertumbuhan rohani bersama-sama. Orang Kristen tidak dapat tumbuh sendiri, dia harus bertumbuh dengan sendirinya namun di dalam kelompok, persekutuan, dan gereja. Tuhan menciptakan gereja salah satu fungsinya adalah untuk orang percaya bertumbuh dan saling membantu untuk bertumbuh.

Pertumbuhan yang terhambat dikarenakan oleh hati yang tertutup, paulus mencontoh jemaat korintus yang olehnya ditegur karena tertutupnya hati mereka. Hati yang terbuka untuk persekutuan dibutuhkan dalam pertumbuhan rohani. Paulus memberikan beberapa jalan yaitu pengakuan paulus akan kelemahan diri dan permohonan paulus akan anugerah Allah.

Pertumbuhan rohani juga sangat dikuatkan melalui melihat apa yang telah Allah kerjakan pada kehidupan orang lain. Pertumbuhan datang melalui kesetiaan, namun pertumbuhan juga lahir menlalui suatu krisis. Pertumbuhan juga datang melalui bimbingan dan penghiburan orang lain. Setiap jalur menuju kedewasaan rohani ini terpencar dalam kehidupan satu atau lebih hamba-hamba Tuhan di dalam alkitab.

Contoh pertumbuhan rohani adalah Daniel –setia bertumbuh, adalah empat kunci penting dalam pertumbuhan Daniel yaitu Daniel pertama mempunyai dasar yang teguh, Daniel menyadari bahwa pertumbuhan rohani bergantung pada kerelaan hidup menurut firman Allah dan menerima konsekuensinya. Kedua Daniel mampu menghadapi oposisi dengan cara Tuhan. Dan ketiga Daniel mempunyai kerohanian yang disiplin. Keempat Daniel percaya akan kebaikan Allah.

Kedua adalah Petrus — cara yang sulit, dari cerita hidup dan pertumbuhan rohani Petrus ada hal penting yang harus kita catat yaitu; pertumbuhan rohani setiap orang Kristen tidak sama, pertumbuhan rohani dapat terjadi di balik suatu kegagalan, kehidupan Petrus dihantui oleh satu kegagalan tertentu, dan kita tidak pernah boleh mengukur pertumbuhan rohani hanya dengan standard an penampilan luar saja.

Ketiga adalah Timotius — Mengatasi Diri Sendiri, Timotius sebagai pelayan muda dalam Kristus menghadapi pertumbuhan rohani yang dapat menjadi contoh bagi orang muda saat ini, pertumbuhannya juga ditolong oleh orang-orang disekitarnya bahkan juga melalui paulus. Timotius menghadapi ujian yang cukup besar yaitu yang pertama adalah berkaitan dengan kemudaannya, Timotius juga jauh dari gambaran orang Kristen yang ideal, dan paulus memberikan dorongan kepada teman mudanya ini dengan mengingatkan tentang kepekaan rohani, iman yang sejati, dan kuasa rohani.

--

--