#JANGANDIAM baiknya mereka diapakan ?

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readNov 17, 2016

Beberapa waktu yang lalu, karena dideru panasnya hati melihat tingkah FPI dan kroninya yang menabrak logika dan nalar,saya ikut menanda-tangani petisi bubarkan FPI. Tidak hanya sekali bahkan seingat saya dua kali. Dan nyatanya FPI malah tambah menjadi-jadi.
Kalau memang kita tidak suka karena berbeda dan kemudian membenci apa bedanya dengan mereka ?
Jangan ikuti permainannya

Yang mereka angkat menjadi strategi utama adalah perbedaan, saya berbeda dengan kamu, makanya saya tidak suka kamu.

Bila kita membela ahok karena ahok sama agama dengan kita, apa bedanya dengan mereka.

Bila karena perbedaan dari mereka buat kita jadi benci, dengan demikian kita sudah mengikuti permainannya. Kita sudah nurut-tanpa sadar — menjadi pemain dalam permainan yang mereka sutradarai. Dan kita hilang dalam permainannya.

Bikin permainan sendiri. Permainan dimana kita lebih menguasainya, dimana mereka lebih lemah memainkannya. Saya kira mayoritas pengikutnya sebenarnya tidak paham apa yang mereka perjuangkan. Padahal lebih banyak adalah pesanan paket politik. Yang penting mereka membela nilai yang mereka yakini dan berharap dapat pahala darinya.

Jangan siram api dengan bensin, kalo tidak mau membakar muka mu sendiri

Jangan berikan gerakan kebencian dengan perlawanan yang menggunakan kebencian, itu akan mengundang eskalasi yang sama saja dengan menyiram bensin kepada api, meledak kena mukamu sendiri.

Turunkan eskalasinya. Jangan panaskan, namun dinginkan. Tidak perlu menghujat, membenci, atau menjelek-jelekkan itu sama saja mengundang eskalasi. Lalu membuat Front Pembela tandingan yang siap menantang saya pikir juga saya saja memancing eskalasi.

Ajer atau Ajur

(Ajer = larut, Ajur = Hancur)

Mereka lemah dalam perbedaan, apalagi lawan politik yang berbeda dengannya. Tidak mudah untuk bisa “ajer” dalam perbedaan, butuh keterampilan dan kepekaan. Sehingga jika tidak bisa “ajer” ya respon paling mudah adalah di “ajur”.
Orang yang tidak pinter biasanya lebih pilih “ajur” kenapa? ya karena respon paling mudah memang menghancurkan, membanting, dan merusak. Butuh kepekaan sosial dan bahkan spiritual untuk bisa “ajer” dalam perbedaan.

Mana yang tidak pilih akan menentukan permainan kita? Ajer atau Ajur ?
Anda yang menentukan.

Ajer tidak akan membuat kita hilang, ajer membuat kita signifikan dalam perbedaan malahan. Ajur membuat kita dominan namun hanya tunggal tidak ada yang lain, karena yang lain ajur, tinggal menunggu yang lain menemukan teman untuk gantian menghancurkan kamu dan begitu terus sampai semua ajur (hancur).

salam.

--

--