Kata-Kata Adalah Boomerang

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readFeb 9, 2015

[caption id=”” align=”alignnone” width=”915"]

https://www.flickr.com/photos/cameliatwu[/caption]

Mulutmu adalah harimaumu!

Kalimat ini sering diucapkan untuk mengawaskan kita terhadap kata-kata kita sendiri. Sering kita bicara tanpa mikir apa dampaknya kemudian.

Beberapa waktu yang lalu saya menyimak dari video Global Leadership Summit 2014, ada satu video dari Joseph Grenny yang membahas tentang Crucial Conversation.

Ada sebuah petikan video yang sungguh menggugah, yaitu percakapan antara seorang suster dan dokter yang berkonflik. Suster meminta dokter untuk menemui pasien yang akan segera keluar dari rumah sakit. Sedangkan dokternya enggan karena dia harus segera pergi untuk melihat pertandingan anaknya. Konflik terjadi, dokter menghardik dengan keras “Dimana kamu belajar berpikir, di sekolah perawat dua tahun murahan?”. Dan video terhenti, Grenny meminta para peserta summit untuk berdiskusi, respon apa yang harus diberikan dalam konflik ini.

Setelah video ini Grenny berbicara bahwa, “dokter ini tidak sadar bahwa, kata-katanya ini akan kembali pada dia”. Meskipun tidak langsung, kata-kata keras ini kembali melalui pembicaraan di lorong, meeting, atau di situasi yang berbeda.

Saya belajar bahwa setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita akan kembali pada kita. Setiap kata-kata yang positif akan kembali kepada kita dengan positif pula, dan demikian sebaliknya kata negatif akan kembali membawa hal negatif. Meskipun tidak kembali berwujud kata-kata dari mulut orang lain, bisa jadi dia kembali dalam bentuk penghormatan, menghargai, dan cinta. Sedangkan hal negatif bisa membawa kita dalam benci, dendam, sakit hati, terlibat dalam konflik, gosip, permusuhan, dan politik.

Ya, kata-kata adalah boomerang!

Sungguh-sungguh akan kembali pada kita hanya saja kita tidak tahu kapan dan berwujud apa, yang pasti dia akan kembali pada kita.

Salam Hidup Berbuah

Obed

--

--