Manfaatkan Orang Lain Menceritakan Dirinya dan Pengaruhi Mereka!

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readSep 19, 2016
turn-people-on

Mungkin pernah mendengar cerita ini.

Pada tahun 1867, ada persaingan sengit antara Benjamin Disraeli dan William Gladstone. Bersaing untuk apa? Menjadi Perdana Menteri Inggris. Selama pertempuran politik yang panas, keduanya bertemu dengan seorang wanita muda. Pada siang wanita muda ini bertemu dengan William Gladstone dan pada malam hari bertemu dengan Benjamin Disraeli. Setelah pertemuan berlangsung dan selesai melakukan percakapan dengan kedua kandidat Perdana Menteri itu, wanita muda ini berkata: “setelah duduk di samping Tn. Gladstone, saya pikir ia adalah orang terpandai di Inggris. Tetapi setelah duduk di samping Tn. Disraeli, saya merasa saya adalah orang terpandai di Inggris.”

Penelitian

Diana Tamir menemukan bahwa aktivasi otak yang paling aktif ketika orang berbicara tentang diri mereka sendiri. Dan aktivasi ini terjadi di daerah otak yang berhubungan dengan hadiah dan motivasi.Penelitian penelitian telah menemukan bahwa orang-orang senang berbicara tentang diri mereka sendiri.

  • Orang menghabiskan 60% dari percakapan yang berbicara tentang diri mereka sendiri — dan ini naik ke 80% ketika berkomunikasi pada platform media sosial seperti Twitter atau Facebook.
  • Otak kita memberikan respon yang berbeda ketika kita berbicara tentang diri kita sendiri.

Lalu apa yang bisa kita manfaatkan dari hasil penelitian ini ?

Dalam membangun hubungan baik akan penting bila kita mau memancing lawan bicara untuk menceritakan dirinya. Pancing dengan bertanya, ya bertanya dengan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak hanya ya dan tidak melainkan ada subjektivitas didalamnya.

Saya pun masih berjuang untuk tidak menyerocos cerita tentang “kalau saya…” duh… tapi itupun sering kali secara tidak sadar terjadi. Perlu latihan dan disiplin yang lebih tinggi untuk membuat orang nyaman menghabiskan waktunya untuk menceritakan dirinya kepada kita.

Saya sendiripun kadang juga sebal kalau ngobrol dipotong karena salah seorang ingin menunjukan dirinya “kalau saya…” dan terus pokoknya energi dan waktu ditarik dan dikonsumsi untuk mengiklankan diri dengan ucapan “kalau saya…” ya menyebalkan memang menyebalkan orang seperti …. mungkin kadangkala saya lupa dan menjadi orang seperti itu. :)

Setelah mereka suka dengan situasi bahwa mereka diberikan ruang untuk menceritakan dirinya dan sudah ‘attach’ dengan kita maka ‘rapport’ (hubungan baik) mudah sekali terbangun dan dengan demikian kita bisa mempengaruhi orang tersebut dengan efektif.

--

--