Pendalaman Alkitab; Nilai Seorang Anak Bagi Tuhan Yesus

obed nugroho
Etsah
Published in
3 min readJan 25, 2016

Panduan Pendalaman Alkitab untuk Pelayanan Pengembangan Anak Holistik.

Mat 18:1–6 dan bandingkan Lukas 9 : 46–48
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
18:6 “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

Pertanyaan Pembimbing :

1. Bagaimana pandangan Yesus terhadap seorang anak di dalam pasal ini?

2. Apa pendapat anda tentang Yesus memanggil dan menempatkan anak kecil di tengah-tengah mereka?

3. Prinsip-prinsip apa yang Yesus ajarkan dengan contoh seorang anak kecil?

4. Yesus memberikan peringatan sebagai perlindungan kepada anak-anak kecil, bagaimana perlindungan kepada anak di lingkungan kita?

Pembahasan

  1. Yesus memandang anak-anak mempunyai peran penting dalam misi Kerajaan Surga, anak-anak kecil dijadikan ‘model’ penghuni kerajaan surga. Anak-anak mempunyai tempat khusus di hati Allah.
  2. Tindakan Yesus memanggil dan menempatkan anak-anak kecil di tengah-tengah adalah tindakan proaktif. Yesus tidak pasif terhadap anak-anak namun Yesus secara proaktif memanggil anak-anak. Bahkan Yesus tidak menunggu anak-anak datang sendiri kepadanya. Tindakan ini adalah bukan tindakan popular yang memanggil dan menempatkan seorang anak-anak ditengah diskusi orang-orang dewasa.
  3. Prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus cukup jelas yaitu pertama “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”. Kedua “merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”. Ketiga “menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”. Dan keempat “barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”.

Yesus menyanyangi anak-anak bahkan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak. Tidak hanya pada perintah saja namun Yesus mengambil sikap untuk peduli, menlindungi bahkan memanggil anak-anak dan tindakan ini adalah sikap proaktif terhadap anak-anak.

Yesus menjadi anak sebagai ‘model’ atau contoh penghuni sorga, setiap orang yang ingin masuk kedalam Kerajaan Surga harus menjadi seperti anak-anak. Contoh berikutnya adalah yang terbesar adalah mereka yang merendahkan diri seperti anak-anak. Anak-anak sebagai contoh ini sangat berlawanan dengan nilai-nilai duniawi. Bahkan tidak asing kita mendengar nasihat “jangan bersikap kekanak-kanakan”, pandangan Allah sangat kontras dengan prinsip dunia ini bahwa anak dipandang kecil dan tidak patut dicontoh.

Begitu berharganya anak-anak Yesus berkata “bahwa barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”. Pernyataan ini begitu mengangkat martabat anak-anak, bahkan Yesus seperti menyamakan diri dengan menyambut anak-anak sama dengan menyambutNya. Kepedulian Yesus kepada anak-anak dengan mengajak setiap orang dewasa yang mencintai Yesus untuk menyambut anak-anak dengan nama-Nya.

Yesus sangat memperdulikan keselamatan anak-anak. Dengan keras Yesus memperingatkan bahwa “barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”. Anak-anak percaya kepada Yesus sangatlah penting untuk keselamatan anak-anak itu, sehingga penyesatan kepada anak-anak tidak dapat ditoleransi oleh Tuhan. Lalu bagaimana dengan orang-orang dewasa percaya yang tidak mengenalkan anak-anak kepada Yesus? Yang artinya bahwa tidak mengenal maka tidak akan percaya. Sama saja dengan membiarkan anak-anak tersesat dan tidak percaya kepada Yesus, maka Yesus tidak akan mentolerir sikap ini. Bawalah anak-anak kepada Yesus, kasihi dan hargai anak-anak dan contohlah pula kerendahan hati anak-anak serta antusiasme mereka kepada Yesus.

--

--