Respon untuk Pengharaman “Selamat Natal”

obed nugroho
Etsah
Published in
3 min readDec 19, 2014

Kalau sudah dekat-dekat hari Natal dan Tahun baru seperti hari-hari ini selalu ramai diperdebatkan tentang haram atau tidaknya untuk memberikan selamat Natal pada orang Kristen. Ada pro dan kontra dari umat Muslim dalam hal ini. Sebagian menyatakan tidak masalah dan baik-baik saja untuk mengucapkan selamat Natal dan sebagian lagi menolak dengan keras. Bahkan ada beberapa orang-orang yang memberikan respon negatif pada ucapan selamat natal dari Umat Islam kepada orang Kristen.

Saya menemukan sebuah thread di forum diskusi debate club di kaskus.co.id yang didalam forum cukup memanaskan hati bila dibaca. Perdebatan ini tentang mengucapkan selamat Natal dari umat Islam kepada orang Kristen, saya kutip seperti ini

“[ASK] Kenapa orang katolik/kristen NGOTOT banget ingin dikasih ucapan selamat natal? Pertanyaan saya, Sebegitu pentingkah ucapan selamat natal bagi kalian(katolik/kristen)? Apakah kalau tidak mengucapkan berarti tidak mencintai budaya dan pancasila? lalu apakah ada efek nyata jika kami mengucapkan selamat natal? “

Di media lain saya menemukan anjuran dari FPI tentang haramnya selamat natal kepada orang Kristen yang diutarakan secara frontal, saya kutip bagian yang penting seperti ini :

Front Pembela Islam mengharamkan ajaran yang memperbolehkan umat Islam memberikan ucapan selamat Natal. Kalau mereka melakukan, kata dia, berarti mereka sudah murtad. “Tak terkecuali bagi siapa pun, termasuk Presiden Jokowi,” kata Majelis Syuro FPI Misbahul Anam. di kutip dari Tempo.Co

Natal bagi orang Kristen adalah momen untuk merayakan kelahiran Isa Almasih yang lahir ke dunia ini membawa keselamatan bagi manusia. Di dalam perdebatan itu sendiri diakui oleh umat Islam bahwa Isa Almasih bin Maryam yang diperanakan bukan peranakan lahir dan dirayakan pada momen natal ini, yang bagi kami ini adalah mujizat besar yang diberikan Allah kepada manusia. Dimana Allah sendiri turun dalam wujud manusia untuk keselamatan umat manusia.

Kami orang Kristen tidak akan mengotot untuk meminta ucapan selamat. Berharap pun tidak, namun apabila yang memberikan ucapan selamat kami akan berterima kasih dan apabila ada yang bersikap untuk tidak memberikan ucapan selamat kami akan menghormati sikapnya.

Tweet dari Pastor Gilbert ini bisa mewakili sikap kami :

https://twitter.com/PastorGilbertL/status/544888591650787329

Dalam proses kelahiran bayi Yesus tidaklah mudah, banyak rintangan dan hambatan yang membuat situasi sangat sulit untuk Maria dapat melahirkan Yesus dengan baik. Iblis terus berusaha supaya Yesus gagal lahir di dunia ini. Dimulai dari Maria dan Yusuf yang harus melakukan perjalanan panjang sekatu mengandung Yesus. Berikutnya kesulitan untuk mendapatkan tempat melahirkan yang layak di kota Betlehem, meskipun pada akhirnya Yesus harus lahir di kandang domba. Dan yang paling berat dimana Herodes dikuasai kebencian dan membantai semua anak dan bayi di bawah usia 2 tahun.

Saya terinspirasi dari kutipan yang saya dapat dari facebook, isinya seperti ini:

Ketika kita masih risau dengan haramnya ucapan selamat natal maka kita belum tahu makna kedalaman natal, karena kedatanganNya bukan hanya ditolak bahkan disalibkan … — Amos Sukamto

Sangat menggugah pernyataan ini, Kehadiran Yesus di dunia penuh dengan penolakan dan penderitaan, semua ditanggung hanya untuk menggantikan kita manusia untuk membayar lunas dosa-dosa umat-Nya. Makna natal ini menjadi sungguh mempunyai kedalaman yang sampai menancap pada inti hati saya. Kalau hanya masalah diharamkan saja itu adalah masalah yang terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya karya Allah bagi manusia.

Apakah perlu kami orang Kristen melakukan pembelaan, saya tegaskan sikap bahwa tindakan itu tidak perlu. Bahkan merasa tidak perlu diperdebatkan dan dipertentangkan.

Ucapan akan sangat berarti karena ketulusan dari yang memberikan selamat. Ucapan selamat kenapa dilakukan hingga saat ini? selamat natal, selamat lebaran dan selamat-selamat lainnya oleh karena alasan “gratitude”, sederhananya akan diartikan gratification attitude yang bisa berarti sikap “rasa syukur”. Selama kita mensyukuri atas keberadaan orang lain maka kita bisa menunjukan sikap baik ini dengan mengucapkan selamat kepada orang lain.

--

--