Restatement (Pengulangan) : Paraphrasing

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readJul 7, 2014

[caption id=”” align=”alignnone” width=”973"]

Paraphrasing[/caption]

Restatement seringkali juga disebut teknik Paraphrase. Intinya sama karena sama-sama mengulang apa yang disampaikan oleh konseli dengan kata-kata konselor sendiri. Paraphrase merupakan teknik yang digunakan konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali dengan kalimat, baik berupa kata-kata atau sebagian kalimat yang dianggap penting baik oleh konselor maupun konseli. Dalam mengulangi isi dari pesan konseli, konselor memberikan feedback kepada isi dari pernyataan konseli dengan kata-kata yang berbeda.

Teknik Paraphrase berisi tiga tujuan:

  • Menyatakan kepada konseli bahwa konselor bersama konseli, bahwa konselor mencoba mengerti apa yang konseli katakan,
  • Untuk merealisasikan komentar konseli dengan mengulang apa yang telah konseli katakan dalam cara-cara yang lebih tepat.
  • Untuk mengecek persepsi konselor sendiri, tujuannya untuk meyakinkan bahwa konselor mengerti apa yang digambarkan konseli.

Paraphrase menurut Comier dan Cormier adalah pernyataan (verbal) ulang dari kata-kata dan pikiran-pikiran konseli yang dikemukakan konseli dengan kata-kata konselor sendiri. Pengertian lain dari Sunardi bahwa restatement adalah suatu ulangan dari pikiran atau perasaan konseli yang penting yang diungkapkan konseli sebelumnya. Adapun hal-hal yang diulangi adalah isi dari pernyataan konseli atau disebut juga dengan restatemant of content. Kemampuan konselor untuk mengulangi isi pesan konseli atau uraian kata-kata pernyataan konseli adalah suatu permulaan dari proses mendengarkan.

Adapun yang harus diperhatikan dalam restatemet adalah

  • Pengulangan harus persis dengan isi pernyataan konseli, tidak boleh menambah atau mengurangi,
  • Intonasi yang digunakan konselor hendaknya variatif dengan memperhatikan pernyataan konseli, dengan kata lain bentuk pengulangan dinyatakan dengan intonasi yang berbeda dan dalam bentuk pertanyaan.

Australia Institute for Professional Counselor memberikan panduan sederhanan tentang parafrase seperti ini :

“Paraphrasing is not a matter of simply repeating or parroting what the client has stated. Rather it is capturing the essence of what the client is saying, through rephrasing. When the counsellor has captured what the client is saying, often the client will say, “That’s right” or offer some other form of confirmation.”

Contoh :

Konseli : “Saya putus dengan Joni, saya tidak suka dia membandingkan saya dengan mantan pacarnya, saya merasa tidak dihargai dan perlakuannya kepada saya tidaklah baik. Entah bagaimana tapi rasanya hari-hari ini saya lebih tenang, saya merasa lebih bahagia sekarang setelah putus dengan dia”

Konselor : “Kamu merasa lebih baik setelah putus dari Joni”

Sumber :

Willis, S. Sofyan,. 2004. Konseling Individual. Teori dan Praktek. Bandung: CV. Alfabeta.

Raka,Joni,T,dkk.2007. Penajaman Teknik Konseling & Psikoterapi. Universitas Negeri Malang: Program Pasca Sarjana.

Sri Esti Wuryanti, Dra. 1991. Latihan Ketrampilan Berkomunikasi dalam Konseling. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

--

--