Semua orang lahir kreatif tapi sekolah membunuhnya

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readDec 10, 2014

Semua orang lahir dengan daya kreatifitas

Tuhan men’cipta’kan manusia serupa dengan gambar-Nya, dalam hal rasa men’cipta’ ini manusia juga ikut menuruni sifat ilahi ini. Setiap manusia diberikan karunia untuk dapat mencipta dan berkarya.
Anak-anak adalah contoh yang baik untuk membuktikan bagaimana manusia lahir dengan kreativitas. Anak-anak bermain dengan imajinasinya bahkan kita terkaget-kaget dengan imajinasi-imajinasi yang dihasilkannya. Mereka bisa berkreasi tentang mainan dan permainan yang mereka sukai.

[pullquote]Picasso once said this — all children are born artists.[/pullquote]

Semakin bertumbuh justru ide-ide kreatif anak-anak terbunuh dengan larangan-larangan, dengan tata cara, dan prosedur-prosedur sehingga mereka tidak lagi menyukai ide baru dan lebih kepada “melakukan dengan cara yang benar” dan sependapat bahwa cara lain adalah salah.

Sayang sekali sekolah membunuh kreatifitas anak-anak

Manusia sebenarnya belajar dari kesalahan bukan dari keberhasilan. Orang yang tidak merasakan kesalahan tidak akan menciptakan karya yang original. Anak-anak terus kehilangan kapasitas ini, di dalam pertumbuhannya anak-anak diajarkan untuk jangan melakukan kesalahan dan dibuat takut untuk berbuat salah.

[pullquote]What we do know is, if you’re not prepared to be wrong, you’ll never come up with anything original. If you’re not prepared to be wrong. And by the time they get to be adults, most kids have lost that capacity. They have become frightened of being wrong. Sir Ken Robinson. [/pullquote]

Anak-anak yang dibelajar di sekolah bila melakukan kesalahan akan distigmatisasi bodoh. Pendidikan di manapun mempunyai hirarki. Paling tinggi hirarkinya adalah matematika, sains, bahasa dan paling rendah adalah seni.

Sistem pendidikan di dunia ini muncul pada abad 19, yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan industrialisasi. Maka pengetahuan yang dianggap baik adalah yang akan berguna untuk pekerjaan. Namun dunia sudah berubah, dulu orang-orang dengan gelar kesarjanaan pasti akan mempunyai pekerjaan namun sekarang banyak yang menganggur, ada peningkatan dari strata pendidikan.

Singkatnya sistem pendidikan mengikuti sistem industri, yang bisa dikatakan bahwa kesalahan adalah kerugian. Apabila konsep ini diterapkan dalam upaya belajar maka bisa dipastikan anak-anak hanya akan mengikuti buku manual dan prosedur sehingga proses mencipta, eksperimen, trial-error, dan modifikasi pun enggan dilakukan.

Supaya semakin jelas, simak Do schools kill creativity? oleh Sir Ken Robinson

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=iG9CE55wbtY]

--

--