Tidak Cinta Buta Pada Jokowi

obed nugroho
Etsah
Published in
2 min readJan 14, 2015

Beberapa hari yang lalu Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri untuk diproses di DPR. Namun Kepala Lemdikpol Polri itu secara mengejutkan ditetapkan sebagai tersangka korupsi di KPK.

Kasus ini menjadi senjata yang digunakan para haters Jokowi dan para pendukungnya. Ungkapan mereka berkisar tentang “Masih dukung Jokowi?” dan seputar “Nyesel ya?”.

Seperti halnya adalah Jonru yang notabene adalah hater Jokowi yang paling Legend di Indonesia. Jonru Ginting menuliskan di blognya “Awalnya saya kurang bergairah untuk membahas Budi Gunawan (BG). Mungkin karena saya sudah terbiasa mendengar kabar tentang Jokowi yang mengangkat orang-orang bermasalah alias kontroversial. Tapi ketika kemarin baca berita bahwa KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka, hm… saya mulai melihat sebuah isu yang sangat sexy”. Ko rasa-rasanya tercium keinginan pembalasan.

Meskipun partainya junjungannya yaitu PKS juga tak menunjukkan ‘perlawanan’ terhadap langkah Presiden Jokowi tersebut. “Kita wait and see kita lihat bagaimana komitmen beliau memajukan reformasi di tubuh Polri,” kata Nasir Djamil, anggota Komisi III DPR dari PKS seperti yang dilansir kompas.com

Saya memang mendukung Jokowi jadi Presiden, namun dukungan saya tidak buta, masih pakai akal sehat dan harus tetap kritis. Mendukung bukan berarti meng’iya’kan semua yang diputuskan. Tidak juga menutup mata pada setiap keputusan dan strateginya.

Kita sendiri sampai sekarang tidak tahu motivasi apa yang mendorong Jokowi untuk mengusulkan Budi Gunawan. Hanya saja, seperti yang diberitakan di berbagai media bahwa tindakannya adalah berdasar pada usulan kompolnas. Dengan alasan apapun, ya tetaplah Jokowi mengusulkan orang yang berpotensi menggoyang popularitasnya. Meskipun ada beberapa situs yang mengabarkan bahwa inilah cara Jokowi menempelang pinjam tangan KPK, yah siapa tahu?

Bukan berarti bahwa Jokowi adalah manusia yang sempurna. Oleh karena itu, orang-orang yang mendukungnya harus tetap kritis dan terus melihat, mengawas, bahkan memperingatkan.

Sering mendengar Power tends to corrupt, tapi kutipan ini hanya sebagian pendek dari kutipan lengkapnya yaitu:

“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Great men are almost always bad men.” oleh John Dalberg-Acton, 1st Baron Acton

Orang dengan kekuasan cenderung korup, dan dengan kekuasaan yang absolut pasti korup. Orang hebat hampir selalu orang yang jahat. Seseorang dengan kekuasan sering tergoda dengan tindakan korup — tidak hanya materi. Apalagi kekuasaan yang absolut sudah pasti korup. Membuat orang tetap sadar bahwa kekuasaannya terbatas adalah saat pendukungnya dulu mengingatkan bahkan memperingatkan.

Salam,

Sumber :

http://jonru.com/2015/01/14/budi-gunawan-vs-kpk-dan-ujian-untuk-kecerdasan-jokowers/

--

--