Kebiasaan Malas, Kok Dirawat

Randyusek
Eureka Edutech
Published in
3 min readDec 9, 2022
Ilustrasi

“Nanti aja ya agak siangan, mager nih”

Pasti pernah terlontar kalimat tersebut dari mulut kamu kalimat seperti itu saat diajak orang lain untuk melakukan suatu kegiatan ataupun aktivitas. Kalimat seperti itu terlontar karena adanya rasa malas yang sedang menghampiri kamu.

Sebenarnya munculnya sikap malas itu manusiawi karena adanya suatu alasan yang membuat kamu menunda-nunda suatu kegiatan dan pekerjaan. Namun yang jadi masalah adalah rasa malas tersebut malah dirawat sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Dalam dunia psikologi, rasa malas dapat dimasukkan ke dalam kelompok behavioral apathy (perilaku apatis). Apatis disini adalah sikap yang tidak peduli terhadap berbagai aspek kehidupan seperti aspek emosional, sosial dan fisik manusia.

Jika terus berlarut dalam kemalasan tentunya yang pertama kali bermasalah adalah aspek emosional. Kebiasaan kita yang mager dan berdiam sendiri dirumah tentunya akan mempengaruhi mood dan emosi kita saat bertemu dengan orang banyak. Bisa saja nanti kamu merasa mudah tersinggung dan susah membaur dengan orang banyak sehingga membuat suasana hati (mood) kamu rusak dan melampiaskannya dengan rasa kesal dan marah-marah kepada orang lain.

Hal ini tentunya tidak baik bagi aspek emosional kamu dan bisa membuat kamu kesusahan dalam mengontrol emosi. Selain itu rasa malas yang berlebihan akan merusak aspek sosial kamu di lingkungan masyarakat dan pertemanan kamu.

Selain aspek emosional dan sosial, rasa malas yang berlebihan akan berdampak buruk juga terhadap aspek kesehatan kamu. kehidupan sehari-hari yang tidak banyak gerak (mager) karena malas bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti meningkatnya berat badan (obesitas), diabetes, hipertensi bahkan penyakit jantung.

“Olahraga dan aktivitas tubuh adalah solusi untuk menghindari rasa malas, namun masyarakat zaman sekarang minim pengetahuan tentang nutrisi dan olahraga” — Dr. Richard Weiler.

Dokter Richard Weiler mengatakan bahwa kemalasan bisa dikategorikan ke dalam penyakit. Rasa malas yang berkepanjangan dan menjadi kebiasaan akan berdampak pada fisik dan kesehatan. Maka dari itu malas bisa menjadi sumber dari penyakit, terangnya dalam sebuah jurnal yang terbit di British Journal of Sports Medicine.

Rasa malas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, kebiasaan kamu dalam memulai kegiatan di pagi hari pun bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya rasa malas. Kita ambil saja contoh saat kamu baru bangun langsung mengambil gadget dan mulai untuk scroll media sosial akan membuat kamu malas untuk bergerak dan beranjak dari tempat tidur.

Selain itu pola makan yang tidak teratur juga bisa menimbulkan rasa malas terhadap diri kamu loh. Misalnya kamu melewatkan untuk sarapan di pagi hari akan membuat kamu kurang konsentrasi dan nutrisi, nah pada jam makan siangnya akan membuat kamu terdorong untuk makan banyak apalagi penuh dengan karbohidrat dalam porsi besar.

Akhirnya jika kamu makan dengan porsi seperti itu akan membuat kandungan gula darah kamu meningkat drastis yang berdampak pada terhambatnya kerja Neuron orexin dalam hipotalamus otak yang membuat kamu terjaga dan fokus. Jadi tidak heran kalau setelah makan siang kamu akan merasa ngantuk dan malas untuk bekerja ataupun aktivitas lainnya.

Jadi sebenarnya banyak hal yang bisa mendorong kita memiliki rasa malas untuk berkegiatan maupun beraktivitas sehari-hari. Tidak ada yang salah dengan rasa malas kita, yang jadi masalah nantinya adalah jika rasa malas itu dirawat sehingga akan menjadi kebiasaan.

Sadar bahwa kita memiliki target dan tujuan yang ingin dicapai setiap hari akan membuat kita enggan untuk bermalas-malasan. Selain itu perhatikan pola makan kita yang teratur dan sehat, serta dilengkapi dengan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Olahraga juga menjadi faktor penting menghindari kita dari rasa malas. Memulai hari dengan aktivitas tubuh dan gerak yang banyak akan mendorong produktivitas kita dalam berkegiatan sehari-hari. Jadi sayangi diri kamu dengan terus melakukan aktivitas yang positif demi tetap bisa menjalani hari-hari yang produktif.

Terimakasih telah membaca dan semoga membantu, Sahabat Pintar!

--

--