Konstanta Pi, Sejarah dan Peranannya Dalam Ilmu Matematika

Muhammad Khairul Ihsan
Eureka Edutech
Published in
4 min readMar 22, 2022
Ilustrasi dari geralt/Pixabay

Sahabat Pintar, sebagaimana yang kamu keluhkan selama ini, matematika tidak henti-hentinya mengganggumu dengan rumus-rumus, simbol-simbol, huruf yang dioperasikan satu sama lain dan hal-hal menakutkan lainnya.

Mungkin menurut kamu atau menurut kebanyakan orang, matematika selalu hadir menambah beban, padahal beban-beban yang lain sudah cukup banyak, bukan?

Faktanya, matematika merupakan “Queen of Science”, yakni selain sebagai dasar bagi ilmu pengetahuan lain juga sebagai pembantu bagi ilmu pengetahuan yang lain, khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan tersebut.

Seperti yang kita rasakan sekarang, dengan kecanggihan teknologi dan beberapa fenomena modernitas justru menghilangkan sebagian beban manusia. So, “doi” justru hadir menghilangkan beban kamu dan beban kita semua.

Baiklah, kalau kamu masih belum bisa menerima kenyataan ini, sekarang perhatikan salah satu konstanta yang paling sering membayangi masa-masa sekolah kamu, konstanta pi.

Hampir semua pelajar tau akan simbol dan peran dari konstanta ini, khususnya pada bidang geometri sederhana, yaitu lingkaran. Dengan mudah, kita bisa mengetahui keliling serta luasan lingkaran dengan bantuan konstanta pi.

Terkesan biasa saja, tapi tanpa disadari konstanta ini menjadi motor penggerak beberapa penemuan fenomenal dalam bidang aljabar geometri dan ilmu pengetahuan lainnya.

Sejarah Pi

Sebuah tablet Babylonia kuno yang ditemukan antara 1900–1680 SM menuliskan nilai pi sebagai 3,12 dan menghitung keliling lingkaran dengan cara 3 kali diameter. Sedangkan bangsa mesir kuno menggunakan perkiraan nilai pi sebagai 3,1605.

Sekitar tahun 250 SM, sebuah algoritma yang dicetuskan oleh matematikawan Yunani, Archimedes. Zaman ini disebut dengan zaman pendekatan poligon. Algoritma ini menggunakan konsep poligon untuk memperoleh nilai pi yang terus mendominasi selama 1000 tahun, dikenal dengan konstanta Archimedes.

Ilustrasi (Foto : Canva)

Barulah pada abad ke-15, algoritma baru yang dengan prinsip deret tak terhingga mengubah cara perhitungan nilai pi. Dari pak Isaac Newton, Leonhard Euler, Carl Friedrich Gauss, Srinivasa Ramanujan, Madhava serta matematikawan lainnya menggunakan cara ini dalam menentukan nilai pi.

Berbagai metode dikembangkan untuk memperoleh nilai pi. Bahkan seorang ahli matematika Jerman, Ludolph van Ceulen, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menghitung 35 tempat desimal pertama phi. Kurang kerjaan sekali ya?

Yasumasa Kanada, salah seorang profesor di Universitas Tokyo menemukan 6442450000 banyak desimal Pi menggunakan mesin komputer. Untuk perhitungannya membutuhkan waktu 116 jam.

Begitulah kegabutan para ilmuwan, mengalokasikan banyak waktu meski hanya untuk 1 simbol, pi. Beruntungnya kita hidup di era dimana untuk menentukan keliling dan luas lingkaran tinggal menggunakan pi.

Metode menentukan nilai pi

Banyak metode yang bisa kamu gunakan untuk menentukan nilai pi, salah satunya dengan menggunakan tali dan penutup toples berbentuk lingkaran.

  1. Pastikan penutup toples yang kamu gunakan berbentuk lingkaran sempurna. Lilitkan benang mengelilingi penutup toples tersebut kemudian potong benang tersebut hingga kedua ujung benang bertemu.

2. Ukurlah panjang benang dan diameter lingkaran dengan menggunakan alat ukur seperti penggaris. Kemudian catat angka-angka yang kamu peroleh.

3. Hitunglah nilai pi dengan menggunakan rumus keliling lingkaran yaitu :

Dari hasil tersebut kamu akan memperoleh nilai pi. Untuk hasil yang akurat, lakukanlah percobaaan di atas dengan banyak ukuran lingkaran, lalu cari rata-rata nilai pi yang kamu peroleh.

Dari uraian di atas, nilai phi yang didefinisikan berhubungan dengan lingkaran. Saat mempelajari rumus-rumus trigonometri dan geometri tentang lingkaran, elips, dan bola, disitu kamu temukan konstanta pi. Kamu juga tentu saja tau, bagaimana lingkaran, yang bisa saja selama ini dianggap soalan di sekolah saja, memberikan peranan penting untuk kita belakangan ini.

Selain di bidang matematika, konstanta pi juga bisa kamu temukan pada rumus-rumus bidang ilmu lainnya seperti termodinamika, kosmologi, mekanika, fraktal, dan elektromagnetisme.

Ini baru konstanta pi loh, belum temuan matematika lainnya.

Masih menganggap matematika beban?

--

--