Elvita Sari
Eureka Edutech
Published in
5 min readJan 28, 2022

--

Perbedaan Teh Hijau dan Teh Hitam, Pilih Mana?

Menurut sejarahnya, asal mula teh berasal dari negeri China. Benih pertamanya dibawa ke Jepang untuk dibudidayakan. Teh hijau dan teh hitam sebenarnya berasal dari daun yang sama. Yang membuat mereka berbeda adalah cara pengolahannya. Jadi apa saja yang membuat mereka menjadi berbeda? Yuk kita jabarkan.

Kita Kupas dari Sisi Kimia

Oksidasi
Teh hijau berasal dari daun yang diproses langsung setelah dipetik. Biasanya diolah melalui steam atau pan-firing pada suhu panas. Proses ini mencegah daun dari oksidasi (beralih berwarna coklat), memastikan mereka tetap pada kondisi seperti saat sebelum dipetik (teabox.com).

Di sisi lain, teh hitam terbuat dari daun yang teroksidasi penuh. Hal ini dikarenakan enzim di dalam daun sepenuhnya mengoksidasi daun hingga berwarna kecoklatan. Tingkat tinggi oksidasi juga mengubah polifenol dalam teh (catechin) menjadi senyawa oksidase, terutama theaflavin dan thearubigins. Kedua senyawa in berfungsi sebagai antioksidan. Theaflavin memberikan rasa yang khas pada teh hitam. Sedangkan thearubigins memberi warna coklat kemerahan gelap pada teh hitam (teabox.com).

Senyawa kafein
Hal ini secara luas diasumsikan bahwa teh hijau memiliki kafein lebih rendah dari teh hitam, namun, ini tidak selalu benar. kandungan kafein dalam teh tergantung pada berbagai faktor seperti varietas tanaman, metode produksi serta metode seduhan. Menurut Mayo Clinic, kandungan kafein dari rentang teh hijau yang paling banyak dikonsumsi dari 24–40mg per-cangkir sedangkan untuk teh hitam itu berkisar dari 14–61mg per-cangkir. Selain kafein, teh hijau mengandung L-thianine yang meningkatkan aktivitas neurotransmitter untuk inhibisi GABA, yang memiliki efek sebagai anti-kecemasan.

Senyawa fenolik
Baik teh hijau dan teh hitam memiliki senyawa fenolik yang sama. Namun, komposisinya bervariasi secara signifikan. Banyak penelitian yang berhubungan menetapkan bahwa teh hijau memiliki proporsi yang lebih tinggi dari proanthocyanidins (catechin dan senyawa fenolik lainnya) dan konsentrasi yang lebih rendah dari bisflavanols, senyawa perantara yang bertanggung jawab untuk warna gelap dari teh hitam. Bisflavanaols berkembang bersamaan dengan theaflavin ketika daun teh berada di tingkat oksidasi yang tinggi, oleh karena itu senyawa ini lebih mudah untuk teridentifikasi dalam teh hitam daripada teh hijau. Biasanya, konten flavonol dalam teh hijau secara teratur berkisar antara 60 sampai 100mg / g, dan sekitar 20–70mg / g dalam teh hitam.

Gelombang Otak Manusia

Mengonsumsi teh dapat memengaruhi gelombang otak manusia. Ada beberapa jenis gelombang otak secara umum, diantaranya:

  1. Delta (0.5 - 4 Hz)
    Gelombang ini terjadi ketika kita mengalami tidur nyenyak dan dalam kondisi koma
  2. Theta (4 - 8 Hz)
    Gelombang ini tidur ringan, sangat mengantuk, merenung, perhatian, merasakan, dan saat mengontrol emosi.
  3. Alfa (8 - 12 Hz)
    Gelombang ini terjadi saat kita sadar namun relaks, istirahat dalam artian otak tidak sedang mengolah informasi, mulai mengantuk dan gelombang inilah yang mengintegrasikan perasaan.
  4. Beta (12 - 30 Hz)
    Gelombang ini terjadi pada saat kita sedang beraktivitas normal, fokus, berkonsentrasi dan gelombang inilah yang berperan dalam presepsi dan berfikir.

Ulasan Jurnal Penelitian Terkait

Ada satu penelitian terkait fek teh hijau dan teh hitam pada relawan sehat dengan aktivitas pasif. Penelitian ini menggunakan alat EEG untuk mengukur gelombang otak tetha, beta, dan alpha. Jurnal ini merupakan jurnal nutritional neuroscience yang diterbitkan pada tahun 2015. Berikut screenshoot abstrak dari jurnal tersebut :

Okello, E. J., Abadi, A. M., & Abadi, S. A. (2015). Effects of green and black tea consumption on brain wave activities in healthy volunteers as measured by a simplified Electroencephalogram (EEG): A feasibility study. Nutritional Neuroscience, 19(5), 196–205.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh hijau dan hitam pada gelombang otak menggunakan EEG sederhana selama aktivitas pasif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari, hari pertama teh hijau dan hari kedua teh hitam.

Penelitian ini hanya fokus pada gelombang otak tetha, beta, dan alpha. Partisipan dari penelitian ini terdiri dari 6 pria dan 2 wanita berusia 29–42 tahun dengan berat badan rata-rata 70kg. Persyaratannnya adalah partisipan sehat dan tidak sedang mengonsumsi obat dan alkohol. Partisipan diminta untuk tidak mengonsumsi kafein minimal sehari sebelum eksperimen karena durasi L-theanin dan kafein bertahan dalam lambung sekitar 30–120 menit tergantung dosis. Persiapan teh seperti biasa, yaitu masing-masing jenis teh dicelupkan di dalam tea pot berbeda selama 2 menit, lalu diangkat dan dibiarkan menetes hingga 5 kali. setelah itu diencerkan dalam 200 ml air di dalam cangkir. Pengukuran EEG dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu 10 menit sebelum meminum teh, 30 menit setelah meminum teh, dan 1 jam setelah meminum teh.

Pemasangan EEG hanya menggunakan 5 elektroda saja, 1 elektroda diletakkan di pusat kening sebagai referensi, 2 elektroda diletakkan di frontal kiri dan kanan sebagai positive connections, dan 2 elektroda lagi diletakkan di belakang daun telinga kiri dan kanan sebagai negative connections (seperti gambar berikut).

cited from journal content above

Sebelumnya dilakukan pre-EEG terlebih dahulu. Karena hasil gelombang EEG di hemisfer kiri dan kanan otak cenderung sama, jadi hanya digunakan satu hemisfer otak saja sebagai data, yaitu hemisfer kiri.

cited from journal content above

Hasil dari penelitian ini menimbulkan artifact dan grafik gelombang delta. Artifact dan gelombang delta ini dihilangkan menggunakan software MATLAB supaya tidak salah tafsir karena yang diukur disini adalah gelombang tetha, beta, dan alpha sehingga diperoleh grafik yang lebih bersih seperti gambar dibawah ini.

cited from journal content above

Hasil dari penelitian ini adalah ….
Penelitian ini hanya menampilkan hasil 3 partisipan sebagai pembanding, yaitu subjek 1, subjek 2, dan subjek 7. Terlihat bahwa gelombang otak untuk subjek 1 dan subjek 2 tidak berbeda signifikan. Namun, tampaknya ada variasi besar antar-subjek 2 dan subjek 7. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya perbedaan komposisi kimia dalam metabolisme tubuh masing-masing partisipan.

cited from journal content above

Namun, secara keseluruhan terlihat bahwa saat partisipan mengonsumsi teh hijau (di hari pertama), masing-masing gelombang otak (alpha, beta, dan tetha) meningkat secara signifikan setelah 1 jam mengonsumsi teh hijau. Artinya terjadi perasaan relax, konsentrasi dan peningkatan fungsi kognitif, perhatian (pada grafik gelombang tetha) setelah mengonsumsi teh hijau. Sedangkan untuk konsumsi teh hitam di hari kedua, tidak terlihat peningkatan gelombang otak alpha dan beta secara signifikan. Namun, disini terjadi peningkatan gelombang tetha, yang dapat meningkatkan fungsi kognitif, perhatian.

cited from journal content above

Kesimpulannya…

Kedua jenis teh sama-sama meningkatkan fungsi kognitif dan perhatian. Hanya saja teh hijau terlihat lebih baik karena selain meningkatkan perhatian, dia juga dapat memberikan perasaan relax dan meningkatkan konsentrasi. Sedangkan teh hitam hanya meningkatkan gelombang tetha saja.

Referensi

Okello, E. J, Awatf M. Abadi, Saad A. Abadi. (2015). “Effect of green and black tea consumption on brain wave activities in healthy volunteers as measured by a simplified Electroencephalogram (EEG) : A feasibility study”. Nutritional Neuroscience, 1–10.

TEABOX. (2016). Difference Between Green Tea and Black Tea. Retrieved from Still Steeping : https://www.teabox.com/blog/tea101/difference-green-tea-black-tea on Dec 27th 2016.

--

--

Elvita Sari
Eureka Edutech

discussing about personal care products from a scientific perspective, furthermore sharing about my days as a young female leader at an EdTech startup.