Pola Kalimat dan Penerapannya dalam Bahasa Indonesia

Amanda Darti Yahya
Eureka Edutech
Published in
5 min readDec 11, 2023
learning together by pinterest

Kalimat merupakan rangkaian kata atau frasa yang memiliki struktur gramatikal lengkap dan dapat menyampaikan sebuah pikiran atau ide secara utuh.

Kalimat berfungsi untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan dan bertukar gagasan, serta berkomunikasi dengan orang lain. Kalimat dapat diungkapkan dalam bentuk lisan ataupun tulisan.

Dalam komunikasi lisan, kalimat sering kali dibawakan dengan berbagai elemen ekspresif seperti alunan titinada, variasi keras-lembutnya suara, di sela jeda untuk memberikan nuansa tertentu, dan diakhiri dengan nada yang menunjukkan kesimpulan atau selesai.

Sementara dalam bentuk tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan salah satu tanda baca, seperti titik, koma, tanda seru, atau tanda tanya, sesuai dengan struktur tata bahasa.

Pentingnya kelengkapan pikiran dalam kalimat juga tak bisa diabaikan. Kalimat seharusnya memiliki minimal satu subjek dan predikat dalam suatu pernyataan agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca maupun pendengar.

Namun, penggunaan kalimat juga sangat dipengaruhi oleh konteks pembicaraan yang sedang berlangsung.

Pola kalimat adalah struktur atau susunan kata-kata dalam suatu kalimat yang mengikuti aturan tata bahasa tertentu. Pola kalimat membantu dalam memahami bagaimana kata-kata atau frasa disusun dalam kalimat untuk menyampaikan arti dengan jelas dan tepat.

Pola kalimat mencakup elemen-elemen seperti subjek, predikat, objek, keterangan (SPOK), dan berbagai unsur tata bahasa lainnya seperti pelengkap yang digunakan untuk menyusun kalimat dalam bahasa.

Yuk, kita pahami unsur-unsur untuk mengetahui struktur dalam sebuah kalimat!

Subjek

Subjek (S) adalah salah satu unsur kalimat yang penting dan mengacu pada pelaku, perbuatan, keadaan, atau masalah dari suatu hal yang menjadi pokok pembahasan.

Subjek dapat berdiri sendiri dan biasanya terbentuk oleh kata benda atau frasa nominal, kata kerja atau frasa verbal, dan klausa. Dalam menentukan subjek, kita dapat menguji dengan memakai kata tanya apa atau siapa di depan predikat.

Predikat

Predikat (P) adalah salah satu elemen penting dalam sebuah kalimat yang menjelaskan tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh subjek (S), yaitu pelaku atau objek yang melakukan tindakan tersebut.

Predikat bisa berbentuk kata-kata atau frasa, tetapi sebagian besar terdiri dari kata kerja atau kata sifat, pun dalam beberapa kasus juga dapat berupa angka, kata benda, atau frasa kata benda.

Penggunaan predikat biasanya muncul dalam kalimat nominal. Dalam menentukan predikat, kita dapat menguji dengan memakai kata tanya bagaimana, mengapa, atau apa yang sedang dilakukan.

Objek

Objek (O) adalah salah satu elemen yang bukan unsur wajib dalam kalimat dan memberikan kelengkapan pada predikat (P). Objek (O) juga dapat diartikan sebagai unsur dalam kalimat yang memberikan informasi tambahan tentang apa atau siapa yang menjadi sasaran atau penerima dari perilaku yang dilakukan oleh subjek.

Objek biasanya terdiri dari nomina, frasa nominal, atau klausa. Posisi objek (O) selalu berada setelah kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan adanya objek.

Dalam menentukan predikat, kita dapat menguji dengan memakai kata tanya apa atau siapa terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh subjek.

Pelengkap

Pelengkap (Pel) atau juga sering disebut dengan komplemen adalah bagian dari sebuah kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat (P). Secara umum, pelengkap (Pel) sering berada di belakang predikat (P) yang berbentuk kata kerja.

Posisi ini juga bisa ditempati oleh objek, baik pelengkap maupun objek dapat berupa nomina atau frasa nominal. Namun, penting untuk diingat bahwa terdapat perbedaan antara pelengkap dan objek, yaitu sebagai berikut.

- Apabila dipasifkan, pelengkap (Pel) tidak dapat menjadi subjek (S), sedangkan objek (O) dapat menjadi subjek (S) apabila dipasifkan.

- Pelengkap (Pel) dapat berkategori nomina, verba, adjektiva, dan preposisional, sedangkan objek (O) hanya berkategori nomina.

- Pelengkap (Pel) dapat didahului oleh preposisi, sedangkan objek (O) tidak dapat didahului oleh preposisi.

- Objek bisa digantikan dengan pronomina -nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, dari, ke, akan.

- Pelengkap (Pel) berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif, sedangkan objek (O) berada di belakang verba transitif-aktif.

Keterangan

Keterangan (Ket) adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang pelengkap (P) dan klausa dalam suatu kalimat. Keterangan (Ket) dapat diisi oleh adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau klausa. Posisi Keterangan (Ket) dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir kalimat sesuai kebutuhan. Namun biasanya, letak keterangan (Ket) dalam kalimat adalah pada akhir kalimat.

Keterangan (Ket) terdiri dari beberapa jenis, seperti keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan, tujuan, dan yang lainnya. Keterangan (Ket) dapat berbentuk frasa, kata, atau anak kalimat.

Keterangan yang berbentuk frasa biasanya diawali dengan preposisi seperti ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, untuk, oleh, atau tentang. Lalu, keterangan yang berbentuk anak kalimat ditandai dengan preposisi seperti karena, ketika, jika, meskipun, supaya, atau sehingga.

Berikut ini terdapat beberapa pola kalimat yang digunakan dalam bahasa Indonesia.

1. Pola kalimat S+P

2. Pola kalimat S+P+O

3. Pola kalimat S+P+Pel

4. Pola kalimat S+P+O+Pel

5. Pola kalimat S+P+K

6. Pola kalimat S+P+O+K

7. Pola kalimat S+P+Pel+K

8. Pola kalimat S+P+O+Pel+K

1. Pola Kalimat S+P

Pola kalimat S+P adalah pola kalimat yang hanya terdiri dari subjek dan predikat tanpa adanya objek dan keterangan. Pola ini biasanya digunakan untuk menerangkan suatu kebenaran dan faktau atau mengungkapkan suatu

Contoh: Roda (S) berputar (P)

2. Pola Kalimat S+P+O

Pola kalimat S+P+O adalah pola kalimat yang hanya memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.

Contoh: Mereka (S) sedang menunggu (P) angkot (O)

3. Pola Kalimat S+P+Pel

Pola kalimat S+P+Pel adalah pola kalimat yang hanya terdiri dari unsur subjek, predikat, dan pelengkap.

Contoh: Pamannya (S) beternak (P) sapi (Pel)

4. Pola Kalimat S+P+O+Pel

Pada pola kalimat S+P+O+Pel, pola kalimatnya terdiri dari unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.

Contoh: Ibu (S) membuatkan (P) aku (O) bolu (Pel)

5. Pola Kalimat S+P+K

Pola kalimat S+P+K adalah pola kalimat yang terdiri atas unsur subjek, predikat, dan keterangan.

Contoh: Dia (S) berangkat (P) dari stasiun (K)

6. Pola Kalimat S+P+O+K

Pola kalimat S+P+O+K adalah pola kalimat yang terdiri dari unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Contoh: Kita (S) bermain (P) bola (O) di lapangan (K)

7. Pola Kalimat S+P+Pel+K

Pola kalimat S+P+Pel+K adalah pola kalimat yang terdiri dari unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.

Contoh: Adik (S) membeli (P) kuota belajar (Pel) seminggu sekali (K)

8. Pola Kalimat S+P+O+Pel+K

Pola kalimat S+P+O+Pel+K adalah pola kalimat yang terdiri dari unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

Contoh: Ayah (S) membawakan (P) Ibu (O) oleh-oleh (Pel) dari Surabaya (K)

Nah, gimana nih, Sahabat Pintar? Sekarang kalian sudah paham kan mengenai pola kalimat dan penerapannya di dalam bahasa Indonesia? Yuk, pantau terus Medium Eureka Edutech supaya nggak ketinggalan update-an dari MinTar, yaa!

Happy learning and see you for the next article!!

Referensi

Putrayasa, I Gusti Ngurah Ketut. (2016). JENIS-JENIS DAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA.

Editor by Iftihal Muslim Rahman

--

--