Sembilan Bab Tentang Seni Matematika, Bukti Kemandirian Perkembangan Matematika Cina Kuno

Muhammad Khairul Ihsan
Eureka Edutech
Published in
3 min readOct 30, 2022
Sumber : news.ifeng.com

Halo Sahabat Pintar, selama ini kita sering membaca mengenai sejarah peradaban ilmu pengetahuan yang bersumber dari bangsa-bangsa eropa, para filsafat yunani, diteruskan oleh bangsa-bangsa arab selama dark age lalu dikembangkan lagi oleh bangsa eropa setelah eropa kembali bangkit atau yang dikenal dengan masa reneissance.

Kita lebih sering mendengar kehebatan bangsa-bangsa eropa dari penemu lampu, Thomas Alva Edison, penemu mesin uap, James Watt dan penemu-penemu hebat lainnya. Namun ada satu peradaban yang sepertinya kita lewatkan, peradaban itu adalah peradaban Cina kuno.

Sebelumnya Sahabat Pintar pasti sering mendengar peribahasa “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Kenapa harus Cina ya? Bukankah tadi sudah kita paparkan perkembangan ilmu pengetahuan didominasi bangsa-bangsa barat? Kenapa nggak “tuntutlah ilmu sampai ke Eropa”?

Eits, jangan salah, peradaban yang cukup gemilang pada masanya pernah terjadi pada era Dinasti Tang (618–906). Namun disini kita tidak akan membahas bagaimana Dinasti Tang berkuasa, atau bagaimana perkembangan kung-fu disana, tapi mari melirik sedikit bukti perkembangan ilmu Matematika di sana.

Sembilan Bab tentang Seni Matematika

Kalian pernah dengar “Sembilan Bab tentang Seni Matematika” belum? Sembilan Bab tentang seni Matematika buku anonim matematika dari cina yang diperkirakan disusun di awal periode Han berdasarkan potongan-potongan yang berasal sebelum Dinasti Qin.

Buku ini dikenal sebagai salah buku teks matematika yang paling tua secara arkeologi. Ada yang memperkirakan bahwa buku ini telah ada semenjak tahun 1000 BC. Lama juga, ya!

Namun ada juga ahli yang berpendapat bahwa buku ini baru ada pada tahun sekitar 300 sebelum Masehi. Meskipun nggak ada yang tau siapa penulisnya, nyatanya buku ini memberikan pengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan khsususnya dalam bidang matematika.

Buku “Sembilan Bab tentang Seni Matematika” ini menjadi teks matematika pada lembaga pelatihan matematikawan di Dinasti Tang. Dalam buku ini memaparkan mengenai pendekatan matematika yang berpusat pada penentuan metode paling umum untuk memecahkan suatu masalah.

Metode ini dapat dikontraskan dengan pendekatan umum matematikawan yunani kuno yang cenderung menyimpulkan proposisi dari set awal aksioma.

Secara umum, buku ini menyajikan sebuah penyataan permasalahan kemudian diikuti dengan pernyataan solusi dan penjelasan tentang prosedur penyelesaian masalah yang mengarah ke solusi. Yang sedikit mengherankan, buku ini dianggap berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia lain, sehingga bisa dikatakan bahwa perkembangan matematika di Cina saat itu hasil pengembangan yang mandiri.

Dalam buku tersebut, semua metode aplikasi matematika dijelaskan cukup rinci. Bahkan sebuah metode matematika yang diperkenalkan oleh Gauss juga ada, yakni metode eliminasi Gaussian. Hal ini cukup mengherankan juga. Berikut beberapa isi dalam buku “Sembilan Bab tentang seni Matematika”.

  • Fang Tian — Bidang Persegi Panjang & daerah bidang berbagai bentuk
  • Su mi — Millet dan Nasi : Pertukaran barang dengan harga yang berbeda
  • Cui Fen — Pembagian barang dengan asas proporsionalitas
  • Shao Guang — Divisi oleh berbagi angka — akar kuadrat, akar kubik, luas lingkaran dan volume dari Bola
  • Shang Gong — Volume padat dari berbagai bentuk
  • Jun Shu — Masalah kompleks mengenai proporsi
  • Ying bu zu — Surplus dan defisit : Masalah linear
  • Fang Cheng — Tata letak persegi panjang — Mirip dengan eliminasi Gauss
  • Gou gu — Pangkalan dan ketinggian — Masalah yang melibatkan hasil yang dikenal di barat dengan istilah “teorema phytagoras”
Aplikasi teorema Phytagoras pada zaman Cina

Selain buku “Sembilan Bab tentang Seni Matematika, terdapat juga sebuah buku berjudul “Sui Shi” yang membahas bagaimana kalender Da Ming Li melakukan prediksi terhadap siklis kejadian-kejadian kosmologi dalam kurun periode tertentu. Pada sumber buku itu juga Zu Choungzhi, seorang astronom Cina yang juga ahli matematika selama Dinasti Liu Song dan Southern Qi telah melakukan perhitungan pi dengan pendekatan 7 desimal.

Jadi, di Cina tidak melulu soal Kung-fu dan bela diri lainnya, ya. Tapi juga sebagai salah satu pusat perkembangan ilmu pengetahuan lain, khususnya di bidang matematika.

Sumber : Ensiklopedia Dunia

--

--