Teknologi Imersif dan Strategi Marketing untuk Bisnis B2C, Implementasi Augmented Reality

Ridhlo Lintang
Everidea
Published in
3 min readMay 18, 2021

Penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam berbagai industri sudah menjadi kewajiban bagi setiap pelaku bisnis, pasalnya dewasa ini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0, bisnis tradisional ditransformasi secara komprehensif dengan mengimplementasi teknologi digital dan internet.

Photo by UNIBOA on Unsplash

Marketing merupakan aspek penting dalam sebuah bisnis, khususnya bisnis B2C, dimana promosi memegang peranan krusial sebagai ujung tombak bisnis dalam mencari konsumen potensial. Mayoritas industri modern menggunakan metode digital marketing yang lebih diminati karena memiliki pengaruh luar biasa pada cara kita berinteraksi, bekerja, pola konsumsi, sampai gaya hidup.

Konsumen dewasa ini telah mengenal berbagai strategi marketing, sehingga pemangku bisnis harus terus memperbarui strategi marketing nya agar dapat memberikan pandangan yang berbeda di mata konsumen terhadap kompetitor.

Augmented Reality hadir sebagai media yang merevolusionisasi dunia marketing, perkembangannya begitu pesat dan pengadopsiannya di industri juga sangat melesat. Snapchat dan Instagram Story merupakan platform yang sangat membantu dalam pengembangan VR karena sifatnya sebagai media sosial. Brand dapat membuat AR filter untuk showcase suatu produk atau menjalankan campagin menggunakan AR filter via Snapchat atau Instagram Story. Selain penggunaan media sosial tersebut, AR juga dapat diimplementasikan oleh brand melalui dedicated app atau via website mereka.

Beginilah cara Augmented Reality mengubah dunia marketing khususnya digital marketing.

Customer Experience Yang Imersif

Augmented Reality bisa di aplikasikan oleh bisnis untuk membuat pengalaman konsumen menjadi lebih imersif, platform Snapchat mempelopori penggunaan iklan AR Lens Experience sebagai salah satu cara promosi brand kepada publik. Tak mau ketinggalan, Instagram dan Tiktok rupanya mulai merepresentasikan penggunaan format iklan augmented reality. Sebagai contoh kasus, salah satu brand kopi Indonesia yakni Filosofi Kopi menggunakan AR filter sebagai cara untuk meningkatkan impressions dan awareness. Namun tidak terbatas pada online marketing, AR juga dapat di implemetasikan di toko offline atau toko retail fisik dari brand, contohnya Lego yang mengaplikasikan Augmented Reality di katalog produk mereka sehingga calon pembeli dapat memproyeksikan bentuk dari Legonya sebelum membeli.

Sebuah survei menjelaskan bahwa 65% dari konsumen merasa penggunaan AR dapat meningkatkan customer experience mereka, dan survei tersebut juga menjelaskan bahwa penggunaan Augmented Reality dapat meningkatkan angka konversi pada online stores sebanyak 40%.

Try Before Buy

Berbelanja melaui internet memiliki kekurangan yakni konsumen tidak bisa mengetahui secara pasti apakah produk yang akan dibeli susai dengan ekspektasi dari konsumen karena informasi yang diberikan terbatas pada gambar di laman e-commerce. Namun dengan Augmented Reality Overlay konsumen bisa “mencoba” menggunakan barang yang ingin dibeli. Berbagai brand telah menggunakan metode ini, mulai dari brand fashion seperti Gucci sampai brand furniture seperti IKEA.

Dengan Augmented reality seperti ini, brand dapat memberikan gambaran akan produk secara lebih konkret dan konsumen dapat lebih membayangkan produk sehingga ekspektasi akan produk menjadi sesuai dengan realita.

Mengaugmentasi campaign dan Alat Marketing

AR dapat meningkatkan alat marketing yang tadinya biasa saja menjadi unik, contohnya dengan teknologi Image Recognition seperti QRcode; kartu bisnis, brosur, banner, katalog atau alat marketing lain dapat teraugmentasi dan menjadikannya lebih unik dan memberikan pengalaman baru tersendiri bagi orang yang melihatnya.

Selain itu AR juga memegang peranan penting di Marketing media sosial, dengan adanya fitur seperti Instagram Filters, Brand dapat menggunakan AR untuk media promosi dari sekedar memperkenalkan produk atau bahkan sampai membuat game dengan Instagram Filter seperti yang dilakukan oleh Pizza Hut dengan kolaborasinya bersama Everidea Interactive.

Nah itu dia beberapa contoh strategi penggunaan Augmented Reality untuk Marketing. Dengan berkembangnya teknologi Imersif diharapkan kedepannya banyak inovasi dari brand dalam mengimplementasikan VR dan AR pada strategi marketingnya.

--

--