2020, Kembalinya Para Pembajak Film

Apa kabar μTorrent?

Fandy Diadline
FNDY DDLN
3 min readDec 19, 2019

--

Ada sebuah tweet yang beredar sangat mewakili saya dan mungkin jutaan orang lainnya.

Sebelum cuitan itu muncul, sebenarnya saya sudah sempat berpikir bahwa pembajakan akan tetap terjadi atau terjadi kembali.

Karena pada saat Disney Plus diumumkan akan dirilis. Maka ada benak saya yang mulai resah. Karena saya cukup sukses meredam pembajakan film dalam dua tahun terakhir.

Terutama mulai saat mengenal Netflix. Dengan Netflix saya bisa menonton serial dan film populer. Meskipun tidak semuanya tersedia dan selalu ada karena terkendala dengan lisensi dari pemegang judul serial dan film.

Namun hal tersebut cukup membendung kegiatan, ahem, jujur saja, kegiatan pembajakan yang selama ini saya lakukan.

Saya sampai sempat “lupa” bagaimana caranya mengunduh film atau serial. Dan sempat kesusahan mencari berkas film yang kredibel kualitas gambar dan suaranya.

Ditambah mencari teks terjemahan pada subtitle yang harus sesuai dengan format dan FPS (mantan pembajak film pasti tahu maksud saya).

Jadi hanya dengan dua tahun itu saja ternyata dampak dari Netflix cukup signifikan dan efektif mengurangi kegiatan membajak saya hampir 100%.

Dan kemudian saya juga menyadari ada beberapa serial yang hanya ada di beberapa layanan milik HBO, NBC, BBC, Hulu, Prime Video, dan sekarang masih ditambah Apple TV dan Disney Plus.

Siapa yang dirugikan? Siapa yang untung?

Mungkin dari segi pengguna seperti saya yang fokus pada serial dan film. Maka saya menjadi keberatan dengan banyaknya layanan streaming yang saling perang konten.

Hampir mirip dengan yang terjadi di dunia publisher game saat ini.

Beberapa judul hanya ada di platform tertentu. Sebagian hanya ada di Play Station 4. Sebagian hanya ada di Xbox.

Itu hanya dari segi konsol. Belum lagi dari segi distribusi. Sebagian hanya ada di Steam, Origin, Epic, dan masih banyak lagi.

Gamer mulai menyadari bahwa ada banyak launcher distributor game yang terpasang pada PC-nya.

Begitu juga penikmat film dan serial, lama-lama terasa akan ada banyak layanan yang harus ditambahkan pada total biaya tagihan kartu kredit hanya untuk layanan streaming.

Beberapa orang mulai menggunakan metode Plug & Play. Ketika serial tertentu muncul di Netflix. Maka orang-orang baru mendaftar kembali layanan Netflix. Jika ada judul baru di layanan lain, maka Netflix akan dilepas dan pindah ke layanan tersebut.

Mengingat biaya berlangganan ini juga tidak murah. Sebenarnya murah jika dibandingkan harus membeli DVD original sebuah film. Bayangkan jika dulu anda harus membeli 10 judul DVD dalam sebulan. Kemudian jika anda berhenti membeli dan tidak suka dengan film tersebut, anda tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima.

Berbeda dengan layanan streaming online, tidak suka? Skip. Ganti judul, beres.

Dengan adanya Apple TV dan Disney Plus di akhir 2019 ini semakin memicu kemungkinan terjadinya pembajakan film dan serial terjadi.

Saya tidak mengelak jika memang perlu dilakukan meski itu bukan hal yang baik. Memang bukan hal yang praktis jika dibandingkan hanya dengan membuka aplikasi layanan streaming.

Sebagai penikmat karya film dan serial yang sudah berhenti membajak itu adalah hal yang memalukan.

Jadi, jika memang para pemilik akun berlangganan mulai berhenti menambah daftar pengeluaran tersebut. Bukanlah hal yang mengagetkan.

Atau terjadi banyak sharing akun dan password antar teman dan saudara.

Semoga nama-nama besar tersebut menyadari situasi konsumen.

Work it out.

--

--