Test dalam team development

Paulus Prayogi
Farmacare Crew
Published in
2 min readApr 5, 2022

Di dalam dunia software development mungkin sering kita mendengar manual testing mau pun automation testing, terkhusus di dalam team development dimana ada seorang software tester atau software quality assurance yang biasa melakukan kedua hal tersebut. Untuk yang belum tau apa itu manual dan automation test, kali ini kita akan membahasnya.

Manual test merupakan testing software tanpa menggunakan tools untuk menjalankan proses tesnya. Manual test juga mewajibkan kita untuk memposisikan diri sebagai user pengguna. Manual test ini biasanya dilakukan sebelum test automation dimana kita bisa melakukan test lebih banyak kemungkinan dibandingkan automation. Kekurangan manual test adalah jika kita tidak teliti atau ada test fitur yang terlewat maka kita harus melakukan tes ulang dari step awal sampai step akhir berulang-ulang.

Selanjutnya apa itu automation test? Automation test merupakan jenis test software dimana dalam pengerjaannya dibantu oleh tools tambahan seperti katalon, selenium, dan lain sebagainnya. Automation test terdiri dari scripting yang berjalan secara otomatis dimana untuk menjalankan tes nya kita membutuhkan pengetahuan tentang bahasa pemrograman. Keuntungan lainnya adalah automation test dapat dijalankan berulang tanpa harus scripting ulang, jadi kita bisa menjalankannya secara otomatis dan tidak memakan waktu lama.

Berikut langkah-langkah yang biasanya dilakukan pada saat melakukan tes sebuah aplikasi:

  1. Unit Test

Fungsinya adalah untuk menguji suatu unit program apakah program tersebut layak untuk dipakai atau tidak .

2. Integration Testing

Merupakan kombinasi dari unit-unit yang ada didalam software

3. System Testing

Merupakan pengujian terhadap user requirement test apakah sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik

4. Acceptance Testing

Tahap final dari pengujian suatu software sebelum pada akhirnya release atau diperbaharui. Biasanya acceptance mencari tahu apakah sistem tersebut sudah cukup mumpuni kemampuannya dari kriteria desain awal atau belum. Test ini harus sesuai dengan kebutuhan pengguna, tahap bisnis dan segala persyaratannya.

Kapan kita harus menggunakan manual test dan automation test? Mungkin kita akan bertanya seperti itu. Mari kita bahas jawabannya. Manual test yang pertama biasanya digunakan untuk exploratory testing, test seperti apakah itu? Exploratory testing merupakan tes yang dijalankan dengan tanpa diketahui persyaratannya. Jadi kita bisa test random kemungkinan kemungkinan apa saja yang dapat terjadi di aplikasi yang kita test. Selanjutnya manual test biasanya digunakan untuk usability test dimana tes tersebut berguna untuk memverifikasi apakah aplikasi tersebut ramah bagi si pengguna. Tujuannya disini untuk mengetahui apakah si pengguna dapat memahami dan dapat mengoperasikan aplikasi yang kita buat dengan mudah tanpa perlu pelatihan sebelumnya. Kemudian ada yang namanya test adhoc pada manual testing. Fungsinya adalah untuk menguji secara acak dimana tidak ada uji kasus tertentu atau tidak ada dokumen persyaratan bisnis apapun.

Sekarang kita bahas kapan kita menggunakan automation testing. Yang pertama adalah regression test apa itu? Test untuk menemukan cacat yang muncul setelah dilakukan perubahan pada aplikasi yang kita buat. Yang kedua adalah load test, merupakan efisiensi dalam hal pengujian beban. Fungsinya adalah untuk memverifikasi perilaku dari sistem di bawah beban normal atau beban tertinggi. Yang terakhir adalah performance test, berfungsi untuk validasi kecepatan, skalabilitas, dan karakteristik atau stabilitas sistem atau aplikasi yang sedang diuji. Test ini berkaitan dengan response time, hasil , dan sumber daya yang dapat memenuhi tujuan kinerjanya.

--

--