Run a usability test
Photo by David Travis on Unsplash

Ujilah, sebab Desainer bukan User

Book View #1 — Don’t Make Me Think by Steve Krug

Fariz Anshar
Published in
3 min readMar 7, 2022

--

Satu orang membuka meeting. Seorang lainnya menyampaikan opini berdasarkan metodenya sendiri. Opini disambut opini lainnya. Dengan keyakinan yang sama kuatnya, hal seperti itu terus terjadi. Kondisi seperti itu digambarkan oleh Steve Krug sebagai “debat religius”.

Menurut Steve Krug, ada tiga akibat ketika melakukan perdebatan seperti itu: Membuang waktu, menimbulkan ketegangan, dan mengikis rasa saling menghargai. Dalam buku Don’t Make Me Think, dijelaskan bagaimana perdebatan seperti itu bisa terjadi.

“Semua orang suka _______”

Hal paling sering ditemui adalah bahwa kita semua memposisikan diri sebagai user sebuah web/aplikasi. Dengan begitu, ada kecenderungan bahwa kita memiliki perasaan yang kuat dan sama tentang apa yang disukai dan tidak disukai.

Perasaan seperti itu memang sulit ditinggalkan dalam sebuah sesi meeting. Karena sulit ditinggalkan, hasilnya adalah pendapat-pendapat yang kuat dari masing-masing orang dibarengi dengan “meniadakan” pendapat lainnya.

Petani vs Gembala

Menurut Steve Krug, bahwa ada hasrat lain yang membuat kita sering melakukan seperti itu, yaitu hasrat profesionalitas. Ada kecenderungan bahwa tiap orang dalam meeting juga menyampaikan perspektifnya berdasarkan pekerjaan mereka.

Steve Krug menjelaskan secara sederhana dengan perumpamaan desainer dan pengembang. Desainer punya pikiran bahwa orang menyukai situs karena mereka tertarik secara visual. Dengan dasar bahwa desainer sendiri menikmati ketika melihat situs yang bagus secara visual.

Pengembang punya pikiran lain. Ada kecenderungan orang menyukai situs karena beragam fitur yang keren. Dari sini kita bisa melihat ada dua perspektif yang berbeda, kan?

Ketika hal ini terjadi, ada peluang terciptanya konflik kepentingan di sana. Untungnya, posisi itu tidak selalu seperti itu, Sebab, nyatanya, ada saat-saat dimana desainer dan pengembang ada dalam satu garis yang sama.

Lalu siapa yang berada di garis yang berbeda? Steve Krug menggunakan istilah dari Art Kleiner sebagai budaya hype dan craft. Secara sederhana, hype memiliki power yang lebih dari craft.

Mitos Pengguna Rata-rata

Ada keyakinan lain, di luar opini personal dan profesional, yaitu menentukan apa yang disukai dan tidak disukai mayoritas user dengan tujuan mencari tahu seperti apa rata-rata user.

Bagi Steve Krug, tidak ada yang dinamakan rata-rata user. Sebab, menurutnya reaksi individual user terhadap sebuah web didasari oleh begitu banyak variabel. Dengan begitu, menggambarkan user dalam aspek suka dan tidak suka adalah sia-sia.

Yang menarik adalah soal ada mitos rata-rata user memperkuat gagasan bahwa desain situs yang bagus hanyalah perkara mencari tahu apa yang disukai orang-orang. Padahal idealnya adalah sebuah desain dikatakan berhasil yaitu yang terintegrasi serta memenuhi kebutuhan, dengan pertimbangan yang cermat, dieksekusi dengan baik dan sudah teruji.

Lalu, apa solusi yang ditawarkan Steve Krug untuk menangkal tiga hal tersebut?

Pengujian

Ketika “debat religius” yang didasari tiga keyakinan tersebut, dengan efek yaitu membuang waktu dan menguras tenaga, pengujian sebagai solusi ideal hadir membawa tiga dampak:

  • Meredakan Argumen
  • Menggeser debat dari ranah benar atau salah ke ranah berhasil atau tidak.
  • Mengetahui adanya beragam motivasi, persepsi, dan respon dari user, mampu mengubah keyakinan kita bahwa semua pengguna itu seperti kita.

Mengetahui bagaimana jalan tengah dari “debat religius” yang disampaikan oleh Steve Krug berupa pengujian sangat menarik sekaligus menenangkan. Sebab, dengan begitu, idealnya kita semua memberi ruang kepada diri sendiri untuk mengetahui secara jelas bagaimana reaksi user terhadap pengujian tersebut.

Referensi: Don’t Make Me Think by Steve Krug

--

--