Ragam Inovasi Digital di Layanan Finansial

Finantier
Finantier ID
Published in
4 min readMar 29, 2022

Kebutuhan akan layanan finansial sangat besar. Di Asia Tenggara, menurut laporan yang dirangkum Statista, hampir semua bentuk layanan keuangan nilai transaksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih untuk layanan yang berbentuk digital yang disuguhkan kepada nasabah melalui aplikasi atau situs website. Layanan digital ini diproyeksikan akan terus berkembang baik secara produk dan aksesnya.

Di sisi industri, menurut catatan Jahani & Associate, investor menggelontorkan dana sampai $17,28 miliar untuk inovator fintech di Asia Tenggara melalui 411 transaksi pendanaan. Di Indonesia, menurut laporan DSInnovate, selama 3 tahun ke belakang startup fintech menjadi yang paling banyak didanai oleh pemodal ventura dan investor lainnya.

Peluang Inovasi Finansial

Menurut analisis yang dipublikasikan 11:FS, sekurangnya 50% dari populasi di Asia Tenggara masih unbanked, alias belum tersentuh layanan keuangan formal dari perbankan dan sejenisnya. Sebarannya paling signifikan ada di negara-negara berikut: Vietnam (69%), Filipina (65%), dan Indonesia (51%). Jika inklusi finansial berhasil ditingkatkan di kawasan tersebut, diproyeksikan revenue yang akan dihasilkan dari inovasi digital financial services mencapai $38 miliar pada 2025 mendatang.

Kategorisasi pengguna yang mengadopsi layanan finansial, secara umum dibedakan dalam tiga bagian sebagai berikut:

  • Banked; telah memiliki akses ke semua layanan keuangan dasar dan tambahan, misalnya memiliki rekening bank, kartu kredit, asuransi, sampai layanan investasi.
  • Underbanked; telah memiliki akun bank namun hanya sebatas layanan dasar saja.
  • Unbanked; tidak memiliki rekening bank sama sekali.

Banyak faktor yang membentuk polarisasi tersebut, antara mereka yang telah terlayani dan belum terlayani meliputi pemahaman (literasi keuangan), akses ke layanan (inklusi keuangan), sampai faktor kebutuhan. Namun, pada dasarnya akses ke layanan finansial penting dengan tujuan untuk memberikan tingkat kesejahteraan lebih kepada masyarakat. Apalagi bagi UMKM, inklusi keuangan bisa memberikan fondasi finansial yang kuat dengan tujuan akselerasi dan ekspansi bisnis.

Inovasi keuangan digital

Teknologi yang mendemokratisasi bisnis finansial kemudian diterima baik oleh banyak pihak, termasuk masyarakat dan regulator. Di sisi masyarakat, bisa dilihat dari pengguna berbagai aplikasi fintech yang ada saat ini, seperti e-wallet, fintech lending, paylater, wealthtech app, sampai dengan insurtech. Bahkan beberapa aplikasi tersebut telah menjadi bagian penting dalam kegiatan sehari-hari mereka, termasuk dalam mendukung kegiatan produktivitasnya.

Di sisi regulator, mereka juga berusaha untuk bisa relevan dan mengakomodasi perkembangan dan inovasi yang ada di pasar. Selain regulasi untuk layanan yang sudah ada (seperti e-money, fintech lending, crowdfunding, dll), otoritas kini juga memiliki regulatory sandbox, yakni sebuah mekanisme untuk mempelajari dan mengawasi berbagai inovasi digital fintech services yang belum memiliki payung regulasi. Dari sandbox tersebut, nantinya akan ditentukan mengenai urgensi model bisnis tertentu untuk segera dibuatkan regulasi resminya.

Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mengawasi berbagai inovasi fintech. Melalui POJK №13/POJK.02/2018, mereka menginisiasi Inovasi Keuangan Digital (IKD), sebagai regulatory sandbox. Hingga akhir tahun 2021, terdapat 16 model bisnis baru terkait layanan keuangan yang masuk di dalamnya, meliputi:

  1. Aggregator
  2. Credit Scoring
  3. e-KYC
  4. Financial Planner
  5. Financing Agent
  6. Funding Agent
  7. Insurance Broker Marketplace
  8. Insurance Hub
  9. Insurtech
  10. Online Distress Solution
  11. Property Investment Management
  12. Regtech: e-Sign
  13. Regtech: PEP
  14. Tax & Accounting
  15. Transaction Authentication
  16. Wealthtech

Masing-masing model bisnis tersebut dijelaskan detail mekanismenya di dalam regulasi. Selain itu, daftar pemain yang sudah mendapatkan perizinan dan pengawasan dari otoritas.

Salah satu model bisnis inovasi digital fintech service yang cukup signifikan pemanfaatanya adalah Credit Scoring. Sesuai dengan beleid yang ada, Alternative Credit Scoring didefinisikan sebagai lembaga atau badan yang mengolah data selain data kredit atau turunannya menggunakan menggunakan algoritma tertentu melalui teknologi informasi untuk menghasilkan nilai yang menunjukkan kelayakan seseorang menerima layanan di bidang keuangan.

Layanan Credit Scoring dimanfaatkan oleh pelaku industri keuangan yang memiliki fasilitas atau produk pinjaman, pembiayaan, atau kredit. Termasuk di dalamnya bank, multifinance, fintech lending, paylater, dan lain-lain.

Platform Open Finance

Di antara inovasi digital financial services yang berkembang di regional, Open Finance menjadi salah satu jenis platform yang berpeluang untuk meningkatkan kualitas layanan keuangan digital. Pasalnya, platform Open Finance menyediakan infrastruktur teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh institusi keuangan untuk bertransformasi secara digital serta meningkatkan kapabilitas layanan yang dimiliki.

Di dalam sebuah platform Open Finance, terdiri dari beberapa jenis layanan, salah satunya alternative credit scoring. Finantier adalah pengembang platform Open Finance satu-satunya yang saat ini terdaftar di IKD OJK untuk penyelenggara credit scoring. Selain itu, Financier juga memiliki fitur Verification untuk e-KYC.

e-KYC dibutuhkan oleh hampir semua layanan keuangan digital dalam proses on-boarding calon nasabah. Tugasnya untuk memvalidasi identitas dan mengidentifikasi preferensi nasabah tersebut. Di dalam ekosistem Open Finance milik Finantier, fitur Verification bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan proses e-KYC instan bagi nasabah. Dengan menghubungkan aplikasi finansial ke fitur ini lewat sambungan API yang aman, bisnis bisa mengefisiensikan waktu dan upaya, karena proses KYC sepenuhnya bisa diautomasi lewat teknologi. Dari sisi pengguna, mereka juga akan mendapat keuntungan dari pengalaman yang ringkas, dengan sistem verifikasi yang akurat dan bekerja dalam hitungan maksimal 3 menit saja.

Melalui berbagai kapabilitas yang dimiliki, Open Finance berpotensi membantu institusi keuangan untuk melakukan lebih banyak hal, serta meningkatkan penetrasi layanannya ke lebih banyak calon nasabah. Hal ini tidak hanya akan menguntungkan bisnis semata, namun bisa menjadi upaya penting dalam meningkatkan indeks inklusi keuangan secara nasional.

Hubungi kami untuk layanan Open Finance

--

--

Finantier
Finantier ID

Finantier is the leading Open Finance platform in Southeast Asia.