Mengapa Kita Harus Menerapkan Automated Testing

Zulfikar Mulyakusuma
Flipbox
Published in
3 min readOct 23, 2018
https://www.testingexcellence.com/test-automation-tips-best-practices/

Sebagai seorang software Quality Assurance, testing adalah pekerjaan utama yang harus dilakukan dalam proses pembuatan aplikasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah masih banyak kesalahan atau bugs di dalam aplikasi tersebut.

Pengujian atau testing dilakukan karena mungkin ada yang terlewat oleh developer ketika mengembangkan sebuah aplikasi. Disinilah peran seorang QA dan software tester dibutuhkan. QA dan software tester dengan senang hati melakukan pengujian terhadap aplikasi yang sedang dikembangkan sebelum rilis ke pasar.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan metode pengembangan software yang serba cepat, muncullah istilah automated testing. Yap, automated testing hadir untuk memudahkan seorang QA dan software tester dalam melakukan pengujian aplikasi. Biasanya seorang tester akan melakukan pengujian secara manual untuk menemukan kesalahan atau bugs. Untuk melakukan pengujian secara manual, seorang QA dan tester akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika menggunakan automated testing, maka seorang QA dan software tester akan bisa memangkas waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian aplikasi.

Ada beberapa alasan mengapa seorang QA dan software tester harus menerapkan automated testing:

  1. Task yang berulang-ulang
image: https://www.tlnt.com/hr-101-automate-those-repetitive-tasks-and-save-time/

Dalam sebuah aplikasi, pasti akan ada banyak fitur di dalam nya dan tentu seorang software tester dan QA akan melakukan pengujian terhadap semua fitur yang ada. Bisa dibayangkan, ketika ada bugs di fitur C dan berdampak ke fitur A dan B, padahal ketika dilakukan pengujian terhadap fitur A dan B tidak ditemukan bugs, betapa melelahkan nya harus mengulang pengujian A dan B lagi ketika developer sudah melakukan bug fixing. Jika software tester dan QA sudah menerapkan automated testing, hal seperti ini akan terasa ringan ketika harus melakukan pengujian ulang.

2. Less Accuracy

Tidak semua manusia memiliki ketelitian yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan pekerjaan QA menuntut ketelitian yang tinggi. Dan terkadang saat melakukan manual testing, masih saja ada hal yang terlewat dari lingkup testing kita. Jika sudah menerapkan automated testing, maka kekurangan dari manual testing bisa di minimalisir karena ketika requirement sudah dibuat dan disepakati oleh tim, QA dan tester bisa langsung menuangkannya ke dalam test script.

3. Load testing dan performance testing is Impractical

image: https://www.invensis.net/blog/it/load-testing-approach/

Bagaimana ya hasilnya jika dalam satu waktu ada 1000 orang yang mengakses aplikasi ini secara bersamaan? apakah aplikasi ini akan tetap stabil?

Pasti pernah terlintas di benak para QA dan tester tentang kalimat di atas. Yap, jika kita menggunakan pengujian manual, hal tersebut akan sangat sulit kita reproduce. Disinilah peran automated testing akan membantu QA dan tester mewujudkan skenario 1000 orang mengakses aplikasi secara bersamaan dalam satu waktu.

Conclusion

Itulah beberapa alasan mengapa kita sebagai QA atau tester harus mulai menerapkan automated testing dalam proses pengujian aplikasi. Banyak tools automated yang bisa digunakan, sebagai contoh Selenium (untuk automation web), Mocha.js dan Chai (untuk automation javascript), Artillery.io (untuk Load Testing), Jmeter (untuk performance testing), Katalon Studio (untuk API, web, dan mobile automation). In the end, manual testing tetap akan diperlukan, karena untuk alasan user experience tidak bisa mengandalkan automation, harus lah QA yang secara langsung melakukan pengujian. Automated testing hadir bukan untuk menggantikan pengujian manual, tapi untuk melengkapi proses pengujian manual dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengujian.

Semoga bermanfaat!!

--

--

Zulfikar Mulyakusuma
Flipbox
0 Followers
Editor for

A person who like QA world. Quality is not act, It’s a habit.