Dua Lipa — Future Nostalgia(2020)-Menurut Saya.

Billion Exaudi Purba
FROM THE EARS OF A LISTENER
3 min readJul 19, 2020
Future Nostalgia album cover. cr : spotify.com

Setelah mendapatkan ketenaran dari lagu macam Blow Your Mind (Mwah) dan Be The One pada awal karirnya lalu melanjutkannya dengan memberikan kita lagu semacam New Rules dengan pesan yang berusaha “mengingatkan” wanita, Dua kembali dengan Album yang berjudul Future Nostalgia.

Statement awal di album ini sudah jelas terlihat dari lagu pertama yang mempunyai judul yang sama dengan judul albumnya, Future Nostalgia. Dua menyatakan bahwa dengan album ini dia ingin menyajikan musik yang modern tetapi berasa seperti pop-klasik tahun 80an. Nostalgianya terasa tapi tidak terasa usang.

Dilanjutkan dengan lagu yang berjudul Don’t Start Now, lagu anthem satu ini mempunyai bass line yang cukup mendominasi. Saya juga merasakan gaya musik Daft Punk di lagu ini. Lagu ini menurut Dua sendiri adalah lagu tentang akhir dari sebuah hubungan yang malah membawanya ke keadaan yang jauh lebih baik.

Don’t Start Now music video

Lagu ini adalah salah satu lagu terbaik di album ini karena entah sudah berapa kali saya mendengar lagu ini di potongan klip tiktok di dunia maya tetapi saya tidak bosan mendengarnya.

Cool adalah lagu selanjutnya di album ini. Dua mengatakan bahwa dia memproduksi lagu ini bersama Tove Lo. Menurut saya ini adalah salah satu lagu yang biasa saja di album ini.

Dilanjutkan dengan lagu yang berjudul Physical, dengan instrumen flute pada intronya memberi rasa yang beda pada album ini. Chorus yang upbeat pada lagu ini memberi impresi bahwa lagu ini adalah lagu yang bisa dipakai untuk berolahraga.

Levitating adalah lagu selanjutnya di album ini. Lagu ini memberi vibe outer-space saat saya pertama kali mendengarnya. Beberapa instrumen di lagu ini seperti tepukan tangan yang simpel tapi membuat lagu ini menjadi lebih menarik. Lagu ini salah satu lagu favorit saya di album ini.

Pretty Please adalah lagu selanjutnya di album ini. Di lagu ini Dua bernyanyi tidak seperti biasa dia lakukan di lagu lain dimana dia bernyanyi dengan falsetto di pre-chorus pertama lagu ini dan ternyata it turns out alright. Lagu ini adalah salah satu lagu yang paling sederhana di album ini namun kesederhanaan lagu ini tidak membuat lagu ini menjadi membosankan.

Hallucinate adalah lagu selanjutnya di album ini. Menurut Dua, lagu ini adalah lagu yang cocok untuk ditampilkan di festival musik dan saya setuju. Lagu ini mempunyai beat yang menyerupai lagu-lagu electronic dan mempunyai chorus dengan lirik yang sederhana dimana kita bisa hanya fokus menari pada lagu ini tanpa memikirkan banyak tentang liriknya.

Album ini dilanjutkan dengan lagu yang berjudul Love Again. Menurut Dua lagu ini adalah lagu favoritnya di album ini. Instrumen gitar pada pre-chorus lagu ini membuat lagu ini semakin menarik dan tidak membosankan.

Melodi pada chorus lagu ini memang terdengar cukup aneh dan tidak biasa karena lagu ini menyampel dari lagu Your Woman oleh White Town (1932).

Break My Heart adalah lagu selanjutnya di album ini. Lagu ini bercerita tentang bagaimana ketakutan seseorang dalam menemukan hubungan yang sempurna karena kemungkinan patah hati yang lebih besar di masa depan. Menurut dua lagu ini adalah contoh dari lagu “dance crying” karena melodi dan beat yang dancy namun diselimuti dengan lirik yang mellow.

Break My Heart music video

Good In Bed adalah lagu selanjutnya di album ini. Setelah berbicara tentang percintaan, Dua membawa album ini sedikit lebih sensual dengan lagu ini. Namun dengan judul yang seperti itu, lagu ini mempunyai pesan bahwa hubungan yang hanya didasari rasa nafsu harus segera diakhiri. “Fun but they never last” kata Dua tentang lagu ini.

Lagu terakhir di album ini adalah Boys Will Be Boys. Judul ini sering kita dengar sebagai justifikasi ketika laki-laki melakukan hal aneh yang berbahaya. Melalui lagu ini Dua menyampaikan bahwa seharusnya tindakan-tindakan aneh tersebut tidak layak untuk dijustifikasi.

Chorus di lagu ini terdengar seperti lagu yang cocok dinyanyikan oleh paduan suara dan benar saja di bagian akhir lagu chorusnya dinyanyikan oleh paduan suara.

Menurut saya lagu ini mempunyai pesan yang cukup jelas namun secara melodi dan suaranya saya kurang menyukainya karena tidak ada yang menarik dari melodi, instrumen ataupun vokal di lagu ini.

Kesimpulannya, album ini adalah album yang solid dan intensi awal yang menyatakan bahwa album ini akan menjadi album modern-klasik berhasil didapat. 8/10

--

--

Billion Exaudi Purba
FROM THE EARS OF A LISTENER

Chelsea FC and Houston Rockets fan. Music enthusiast who can’t play instrument and can’t sing. I just listen to them and give my thoughts on them.