Antara Kaderisasi dan Syiar

Ilzam Falah
Gamais ITB
Published in
3 min readOct 4, 2016

“Lembaga Dakwah Kampus sangat erat kaitannya dengan kaderisasi. Karena pada awalnya memang LDK didirikan untuk mengkader para mahasiswa agar memiliki pemikiran dan kapasitas seorang muslim yang komprehensif.”

- Ridwansyah Yusuf Achmad dalam tulisannya “Rekayasa LDK” pada bagian protokol #7 Tahapan Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus

LDK dan kaderisasi memang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam LDK, kaderisasi tidak hanya berperan sebagai penjaga keberjalanan regenerasi di dalam LDK yang bersangkutan saja. Lebih dari itu, kaderisasi juga harus mampu untuk mencetak kader-kader yang dapat menyiarkan islam kapan pun dan dimana pun ia berada. Untuk dapat mencetak kader yang demikian, paling tidak dibutuhkan dua langkah. Yang pertama adalah menanamkan pemahaman ke para kader tentang syiar islam, yang kedua adalah pemberian ‘bekal’ kepada para kader agar dapat melakukan syiar sesuai dengan yang dibutuhkan. Poin pertama berhubungan dengan konsep fahm dan ikhlas, sedangkan poin yang kedua berhubungan dengan konsep amal.

Pertama, penanaman pehamaman kepada para kader tentang syiar islam. Yang dimaksud disini adalah bagaimana kaderisasi yang diberikan oleh LDK dapat memberikan pemahaman kepada para kader tentang pentingnya melakukan syiar islam. Standing point-nya adalah bagaimana para kader menyadari bahwa pada dasarnya ilmu keislaman yang telah dimiliki seharusnya tidak hanya disimpan untuk diri sendiri, namun juga harus dibagi juga ke orang lain yang sekiranya masih kurang mengerti tentang islam. Ini bisa dilakukan dengan melakukan pembinaan-pembinaan (baik pembinaan dalam bentuk ta’lim maupun pembinaan melaui mentoring).

Kedua, pemberian ‘bekal’ kepada para kader agar dapat melakukan syiar sesuai dengan yang dibutuhkan. Amal adalah buat dari fahm dan ikhlas. Setelah para kader telah memiliki kepahaman yang cukup mengenai urgensi syiar dan keikhlasan hati untuk bersyiar, maka yang harus dilakukan para kader selanjutnya adalah melakukan syiar. Syiar bisa dilakukan dengan cara bersama-sama (melalui event-event dan pelayanan), bisa juga dilakukan secara individu (melalui dakwah fardhiyah dan dakwah-dakwah kultural). Untuk melakukan syiar tersebut, para kader tentunya membutuhkan banyak ‘bekal’ baik berupa soft skill maupun berupa ilmu untuk disampaikan. Soft skill yang dimaksud di sini bisa berupa kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan untuk melakukan branding dan marketing, kemampuan untuk mengenal medan, kemampuan untuk mengemukakan opini baik melalui lisan atau pun tulisan, dan kemampuan-kemampuan lainnya yang kira-kira dapat menunjang kader saat mereka berinteraksi secara langsung dengan massa kampus yang heterogen. Untuk poin kedua ini, dapat dicapai dengan melakukan pendidikan dan latihan (diklat) dan juga tadhrib amal/penugasan.

Pada dasarnya, bagaimana sekarang LDK melakukan kaderisasi kepada kadernya adalah cerminan dari bagaimana syiar dari LDK ke depannya.

Saat diinginkan sebuah LDK yang tanggap isu dan menjadi corong opini, maka kaderisasi saat ini harus mencetak kader kritis yang memiliki berwawasan luas dan dapat menulis

Saat diinginkan sebuah LDK yang memiliki jaringan yang luas, maka kaderisasi saat ini harus mencetak kader yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan menyukai relasi

Saat diinginkan sebuah LDK yang go internasional, maka kaderisasi saat ini harus mencetak kader yang memiliki kemampuan bahasa internasional yang mumpuni dan memiliki wawasan global

Saat diinginkan sebuah LDK dengan syiar event yang menjual, maka kaderisasi saat ini harus mencetak kader yang memiliki kemampuan branding dan marketing

Dan apabila syiar yang dilakukan oleh LDK cenderung kurang ‘menggigit’ dan kurang mengena ke massa kampus, hal itu bisa jadi disebabkan oleh gagalnya proses kaderisasi baik saat penanaman pemahaman maupun saat eksekusi amal.

--

--