Hidup Seperti Orang Asing

Siswa Bodoh
Gamais ITB
Published in
6 min readSep 1, 2020
AsianWiki : Extraordinary You

Mungkin kalau temen-temen pernah nonton salah satu drakor yang berjudul Extraordinary You, temen-temen mengerti bagaimana rasanya dikesampingkan, bagaimana rasanya dipojokkan, karena dalam hidup yang diceritakan, sosoknya hanya menjadi suatu pemeran tambahan. Sosoknya hanya muncul ketika dibutuhkan. Masuk sebentar, beraksi, lalu dilupakan.

Dalam Drama Korea yang berjudul Extraordinary You ini, diceritakan seorang Akhwat yang bernama Eun Dan-Oh (Baca : Dan Oh) harus menjalani hidupnya sesuai cerita yang sudah dituliskan dalam serial komik yang berjudul Rahasia (emang judulnya ‘Rahasia’). Hidupnya berjalan sesuai kuasa dan kehendak si penulis. Dalam buku tersebut, Dan-Oh ini berperan sebagai pemeran tambahan, yaitu siswi SMA yang lemah dan memiliki penyakit jantung. Dan-Oh juga dipaksa untuk menyukai Baek Kyung (Baca : Kyung) yang merupakan pemeran utama ke-2 pada serial Rahasia tersebut.

Ha-Roo (Baca : Haru) yang merupakan cinta masa lalu Dan-Oh beberapa abad lalu pada serial komik Terompet Bunga, hanya diperankan sebagai pemeran pembantu yang tidak disebutkan dalam komik tersebut. Haru juga merupakan sebuah nama yang diberikan oleh Dan-Oh, karena dalam serial Rahasia, ia merupakan karakter tak bernama. Karakternya tidak memiliki muka dalam komik tersebut.

Serial Komik Rahasia

Jelasnya, judul drakornya itu Extraordinary You. Pemeran utama drakor ini si Dan-Oh sama Haru. Tapi isi drakornya itu nyeritain tentang kisah kehidupan orang-orang yang sudah ditulis dalam serial Rahasia dan Bunga Terompet. Alur hidup mereka mulai dari lahir sampai mati, sudah tertulis garis takdirnya di buku ini. Kehidupan mereka sesuai dengan apa yang ada di buku. Dan-Oh dan Haru si pemeran utama drakor ini ingin merdeka dari kekangan kisah sang penulis buku.

Panggung (read : panggung) merupakan suatu keadaan, dimana, sedang berlangsungnya kehidupan di dunia nyata, yang skenarionya sudah dituliskan pada serial komik Rahasia tersebut. Misalkan, Dan-Oh diceritakan pada serial tersebut untuk memberikan hadiah pada Kyung. Maka, ia mau tidak mau akan memberikan hadiah, tangan Dan-Oh tidak bisa digerakkan sesuai keinginannya, tangannya digerakkan oleh penulis buku tersebut untuk memberikan hadiah meskipun hatinya menolak.

Di luar panggung, orang-orang bisa berbuat semaunya, sesuai kehendak dan keinginannya. Kedekatan Dan-Oh dan Haru dibangung di luar panggung. Mereka jenuh dan tidak suka dengan panggung karena terpaksa melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Mau tidak mau, mereka harus mengambil celah-celah kehidupan di luar panggung untuk membangun kedekatan. Untuk membangun kisah cinta mereka. Ce-i-lah, Cinta, Apaan si.

Sebenarnya panggung (serial cerita) bisa berubah sesuai kehendak para pemainnya, tetapi, harus dengan usaha lebih, dan ada akibat besar yang harus ditanggung setelahnya. Misalkan ada adegan makan kue di dalam panggung, beberapa saat sebelum adegan, kita bisa menghilangkan kue tersebut agar adegan tidak terjadi sesuai kehendak penulis.

Puncak drama korea ini adalah, ketika Kyung, cinta Dan-Oh di dalam panggung, harus berurusan dengan Haru, cinta Dan-Oh diluar panggung. Banyak sekali masalah dalam hubungan mereka bertiga. Hingga akhirnya Kyung merelakan orang yang disukainya di dalam panggung (juga diluar panggung) untuk bahagia bersama Haru.

Perjuangan Dan-Oh dan Haru lah yang harus diapresiasi ketika mereka berusaha untuk merubah takdir hidup mereka. Pemeran pembantu, yang berjuang agar menjadi pemeran utama bagi orang yang dicintainya.

Dari rangkuman kisah drakor diatas, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kita refleksikan. Kita coba refleksikan kisah tersebut dengan dua pertanyaan :

(1) Pernah gak sih dalam hidup ini kalin berpikir kalau dalam kehidupan yang sedang kita jalani, kita adalah pemeran utama dan teman-teman kita hanyalah figuran belaka, seperti boneka-boneka hidup yang mewarnai hidup kita.

(2) Atau, pernah gak sih kalian berpikir, “Kok hidup saya gini-gini amat ya? Kok harus saya ya? kenapa saya harus menerima cobaan ini?”. Insecure melihat pencapaian orang lain yang luar biasa, merasa diri ini tidak ada apa-apanya, merasa seakan dunia ini tidak adil bagi sebagian orang daripada sebagian lainnya. Menyerah karena terlalu lelah dengan hidup.

Hmm, apa sih persamaan kedua kasus di atas?

Persamaannya adalah, kita sama-sama memosisikan diri kita sebagai pemeran utama dalam hidup ini. Bedanya pada kasus pertama, ia menyadari secara langsung, membangun asumsi seolah-olah seperti itulah keadaanya. Tidak ada suatu kesimpulan yang diambil melalui argumen yang kita bangun melalui asumsi terebut. Sedangkan pada kasus kedua, kita tidak menyadari hal itu secara langsung. Secara tidak langsung, kita memosisikan diri kita sendiri sebagai fokus perhatian terhadap sesuatu yang terjadi, entah, perhatian seperti apa dan perhatian kepada siapa.

Apakah ada suatu value yang bisa kita ambil dari 2 kasus diatas?

Pemeran utama, lalu apa? Hidup ini tidak adil, karena orang lain lebih beruntung dan berbahagia, lalu apa?

Dasar manusia, yang suka merasa dibawah bayang-bayang manusia lain.

Dari Ibnu Umar RA. dia berkata: “Suatu hari Rasulullah SAW. memegang kedua pundakku seraya bersabda :

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara”

Maka Ibnu Umar RA. menyatakan :

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ.

“Jika engkau berada di sore hari janganlah engkau menunggu datangnya esok hari. Jika engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu datangnya sore hari. Pergunakanlah masa sehatmu untuk menghadapi masa sakitmu, dan masa hidupmu untuk menghadapi masa kematianmu.”

HR. Bukhari

Hadits ini sebenarnya memiliki 2 poin utama ketika di-syarah oleh para ahlul hadits.

Pertama, seperti orang asing yang menetap di negeri orang lain, dan obsesinya (tujuan dan cita-citanya) adalah mencari bekal untuk kembali tanah airnya. Kedua, seperti orang musafir yang tidak menetap sama sekali, dia terus melanjutkan perjalanan siang dan malamnya menuju negeri abadi.

Tapi, izinkanlah saya untuk menafsirkan sendiri maksud dari orang asing yang disebut. Mari kita sama-sama kembangkan maksud dari Hidup Seperti Orang Asing di Dunia.

Pernahkah kita berpikir, apa arti diri kita bagi manusia lain? Siapa kita bagi mereka yang hidup di belahan dunia sana? Siapa kita bagi orang-orang Brazil, Chili, Argentina? Siapa kita bagi orang-orang yang hidup di pedalaman papua? Siapa kita bagi teman-teman SD yang sudah tidak pernah bertemu lagi dengan kita, seakan lewat sepintas, lalu apa? Siapa kita bagi orang-orang terdekat kita? Sahabat-sahabat kita? Guru-guru kita? Orang tua kita? Apakah kita merupakan pemeran utama bagi mereka? pemeran utama ke-2? Pemeran tambahan? Pemeran pembantu? atau mungkin, kita merupakan orang-orang yang tidak memiliki peran apa-apa bagi hidupnya? lah jadi siapa anda?

Entahlah apa artinya, tapi bagi saya, ada kebahagiaan tersendiri ketika kita bisa meninggalkan kesan baik bagi orang lain. Menjadi sebaik-baiknya peran bagi orang lain. Menjadi sebaik-baiknya sahabat bagi sahabat kita, menjadi sebaik-baiknya kakak bagi adik-adik kita, menjadi sebaik-baiknya anak bagi orang tua kita.

Siapa Haru bagi serial komik Rahasia? Tidak ada spesial-spesialnya kan? Perjuangan dia mengubah panggung dalam kisah drakor yang aya-aya wae (sunda : ada-ada aja) tidak lebih sulit seharusnya bagi kita yang memiliki kemerdekaan untuk memilih dan memutuskan sesuatu di dunia. Allah SWT sudah memberikan hak kepada kita untuk memilih sesuatu sesuai dengan apa-apa yang kita inginkan.

فَاَلۡهَمَهَا فُجُوۡرَهَا وَتَقۡوٰٮهَا

“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya”

Menjadi orang asing yang memainkan perannya sebaik mungkin bagi makhluk-makhluk lain, seperti Uwais Al-Qarni yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tapi namanya begitu menggema di telinga-telinga para penduduk langit.

Menjadi pemeran utama yang merdeka secara utuh, baik disadari maupun tidak disadari. Pemeran utama yang memperjuangkan kebaikan-kebaikan di dunia, sebagai wasilah kehidupan abadinya di akhirat sana.

Teringat pepatah teman saya yang buku catatan hariannya ditemukan beberapa hari setelah kematiannya.

Mungkin bagi dunia kita hanyalah seseorang. Tapi mungkin bagi seseorang, kita adalah dunianya.

- Alm. Naufal Hidayatullah

Note :

Buat teman-teman yang membaca tulisan ini, sabi banget buat baca buku yang judulnya “Mindset” karya Carol S Dweck. Disana, dijelaskan perbedaan antara Fixed Mindset (Pola Pikir Tetap) dengan Growth Mindset (Pola Pikir Berkembang).

Sebenarnya kasus-kasus yang saya deskripsikan diatas adalah beberapa contoh dari kasus Fixed Mindset. Suatu pola pikir, yang mengakibatkan argumen yang dibangun oleh pemikiran manusia, tidak berkembang. Suatu pola pikir yang menahan kita untuk melakukan hal-hal kecil (maupun hal-hal yang besar).

Skuy lah, kita mulai belajar untuk mengelola akal dan pikiran kita.

--

--