Gamatorial

Ngapain Mudik?

Gamais ITB
Gamais ITB
Published in
3 min readJun 3, 2019

--

Ramadhan tiba ramadhan tiba ramadhan tiba, tiba-tiba lebaran tiba tiba lebaran~

You sing you lose. Ea.

FOR MUDIK

Anda-anda semua mungkin sudah menemukan berbagai berita seputar mudik dan berbagai kisah hiruk-pikuk dunia permudikan di lingkungan anda.

Atau mungkin anda yang merasakannya sendiri?

Mudik, tampaknya telah menjadi suatu bagian dalam rangkaian perjalanan Ramadhan kita setiap tahunnya. Bagi kita-kita yang tinggal di wilayah kota, mudik menjadi sangat relevan apalagi apabila ‘kita’ disini adalah mahasiswa rantau, pencari nafkah, atau ya, orang yang-memang- tinggal-di-kota-tapi-keluarga-asli-dari-kampung.

Sekilas tidak ada yang salah dari tradisi mudik ini. Kita tinggal di kota karena memang butuh, tapi rumah tetaplah rumah. Kata siapa gitu: Home is a place you grow up wanting to leave, and grow old wanting to get back to. Pulang sekali setahun tidak terasa berlebihan, bisa jadi terbilang kurang. Momen idulfitri juga tampaknya mendorong kita untuk kembali merajut kekeluargaan sambil saling bermaaf-maafan, entah karena jarang ketemu atau masih punya hutang hehe.

Mudik di Amrik

Namun yang perlu diperhatikan, fenomena tersebut berlangsung diantara 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sehingga secara langsung maupun tiducks, dapat mempengaruhi perjalanan ibadah Ramadhan kita.

Jadi kalau mempengaruhi Ramadhan kita, bisa jadi, jadi masalah.

Le tapi disini tidak ada larangan mudik ya hehe. Kalau bisa mudik sambil tetap ibadah kan tidak masalah jadinya.

“Trus gimana dong? Bingung nih zeyeng”

Gini bosque. Dari sini bisa jadi muncul pertanyaan, kalau bukan akhir Ramadhan, kapan lagi sih momen yang pas untuk mudik?

Lebaran kan ada 2 Solihun.

Ada suatu alasan tersendiri mengapa di berbagai belahan dunia, iduladha disebut dengan ʿĪd al-Kabīr, atau Id yang lebih besar (the greater eid, kalo bahasa englandnya). Kalau menurut Ust. Khalid Basalamah, salah satu hal yang membuatnya menjadi lebih afdhal ialah adanya ibadah setelah kita shalat, yaitu ibadah qurban.

Jadi kira-kira sebelum kalau sebelum iduladha mudik, poin plusnya ya tidak ada hal yang bener-bener bisa dilalaikan, kecuali puasa arafah. Setelah itu masuk iduladha, bareng2 sama keluarga, silaturahim, hari tasyrik, liburnya bisa lebih tenang juga kayaknya. Hm.

Ini cuma sedikit pertimbangan dan perbandingan, tanpa bermaksud mengurangi esensi dari masing-masing kegiatannya. Kalau sekarang cocoknya mudik menjelang idulfitri ya rapopo tidak masalah.

Inti sebenarnya, jangan lupa kalau hidup kita poin utamanya adalah ibadah.

Eiya btw bentar lagi kita nyampe garis finish.

JADI GAS TERUS IBADAHNYA MASIH ADA 1atau2 HARI LAGI WOI AMALAN ITU BERGANTUNG PADA FINISH BUKAN START.

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

E tapi yang mudik tiati ya jangan ngegas terus. Bilangin ke supir/pilot/masinisnya nenek moyang kita pelaut katanya bukan pembalap.

Nanti malah belanja

Ohiya jadi ngapain mudik? Ya untuk silaturahmi, jangan malah main hp, atau ngedumel pas diajak ngobrol sama tante atau sepupu tak dikenal.

Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah.

#GamaisITB2019
#AktorUtamaKebaikan
#KarenaKitaKeluarga

--

--

Gamais ITB
Gamais ITB

Keluarga Mahasiswa Islam ITB | #TransformasiProgresif