Perang Badar

Gamais ITB
Gamais ITB
Published in
4 min readSep 5, 2016

Perang Badr terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah. Pertempuran ini menjadi bukti bahwa kaum muslimin bisa mengalahkan kaum Quraisy. Dimulai dari penghadangan kafilah Quraisy sehabis perdagangan dari Syam menuju Mekkah. Meskipun kafilah itu lolos, namun Abu Sufyan telah mengirim pesan kepada kaum Quraisy lainnya di Mekkah untuk menyelamatkannya. Akhirnya kaum Quraisy pun pergi dari Mekkah dengan jumlah pasukan 1000 lelaki. Dibekali dengan 600 pakaian perang,100 ekor kuda, 700 ekor unta dan beberapa bekal makanan.

Walaupun niat awal kaum muslimin hanya untuk menghadang khafilah dagang yang hendak kembali namun melihat kaum Quraisy yang telah melakukan perjalanan setelah menerima surat. Rasulullah SAW dengan mudah meminta mereka Muslimin untuk perang dan mereka tidak akan menolak, akan tetapi, beliau SAW ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa mereka harus mempertahankan keyakinan dan keimanan dan untuk menjadi pelajaran.

Beliau kemudian mengumpulkan kaum muslimin dan bermusyawarah. Di dalam musyawarah itu hanya sedikit kaum anshor yang datang. Melihat hal ini Rasulullah menunggu para sahabat anshornya.
Maka Sa’ad bin Muadh angkat bicara, “Ya Rasulullah, mungkin yang engkau maksudkan adalah kami”. Rasulullah SAW menyetujuinya. Sa’ad kemudian menyampaikan pidatonya, dia berkata,
“Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan taat kepadamu…
Demi Allah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami akan ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang akan tertinggal di belakang… Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah”.

Rasulullah kemudian bersabda, “Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari keduanya (kafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah-olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring kalah”.
Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah yang berada di utara Mekkah).

Seorang sahabat bernama, Al-Hubab bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah Allah mewahyukan kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil keputusan musyawarah?”. Rasulullah SAW bersabda, “Ini adalah hasil strategi perang dan keputusan musyawarah”.

Maka Al-Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraisy dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya .
Kemudian Sa’ad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA. tinggal di dalam benteng sementara Sa’ad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.

Sepanjang malam Rasulullah terus berdoa dan beribadah meskipun beliau tahu kalau Allah SWT. Telah menjanjikan kemenangan. Beliau shalat di bawah batang pohon dan banyak berdoa di sujudnya “Ya Hayyu Ya Qayyum,”

Saat pagi tiba dan terlihat pasukan Quraisy, beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa,
“Ya Allah, Inilah Quraisy, mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggan mereka. Mereka menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku . Ya Allah, binasakanlah mereka pada pagi ini.” (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164)

Kaum muslimin yang berjumlah 313 orang, berbekal dua kuda dan tujuh puluh unta, mereka memiliki semangat yang tinggi di tengah puasa untuk tetap berjihad di jalan Allah.

Dalam peperangan tersebut, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah:
“Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini.”

Di saat kedua pihak telah berhadapan, perang pun dimulai dengan satu lawan satu. Saat ketiga orang dari pasukan Quraisy maju ke depan maka kaum muslimin pun (Hamzah, Ali bin Abi Tholib, Abu Ubaidillah) maju dan bertarung. Ketiga orang dari kaum muslimin memenangkan pertarungan. Hal ini membuat kaum Quraisy mulai ketakutan.
Tak lama kemudian perang berkecamuk. Dengan pertolongan Allah, kaum muslimin yang hanya berjumlah sedikit sedangkan kaum Quraisy yang berjumlah berlipat-lipat dan dengan peralatan yang hebat bisa dipukul mundur. Allah mengirimkan ribuan malaikat di tanah peperangan itu untuk membantu kaum muslimin.
Korban-korban yang timbul dari pihak Quraisy berjumlah tujuh puluh orang sedangkan dari kaum muslimin empat belas orang bergelar syuhada. Sekitar tujuh puluh tawanan kaum Quraisy ditahan oleh pihak muslimin namun dengan cara yang baik dan tidak menyiksa mereka.

Dari kisah ini kita bisa mengambil beberapa pelajaran, diantaranya:
- Bulan Ramadhan bukanlah penghalang untuk melakukan aktivitas. Jadi saat sahabat merasa malas dan tidak bersemangat untuk beraktivitas saat berpuasa, ingatlah bahwa Rasulullah dan para sahabat bahkan melakukan peperangan di bulan Ramadhan.
- Jangan bosan berdoa pada Allah ketika kita menginginkan sesuatu yang besar. Beri alasan yang kuat kenapa kita menginginkan hal tersebut.
- Jangan berputus asa pada pertolongan Allah, karena meskipun realitanya terkesan mustahil, namun jika Allah sudah turut terlibat dalam urusan kita, maka tak ada hal yang mustahil

Refrensi:
http://azharjaafar[dot]blogspot[dot]co[dot]id
http://www[dot]mygodisone[dot]com/2014/06/doa-rasulullah-saat-perang-badar

--

--

Gamais ITB
Gamais ITB

Keluarga Mahasiswa Islam ITB | #TransformasiProgresif