Ngariung GDB: Bantuan Dana Dari BEKRAF Untuk Industri Game

Giri Prahasta Putra
gamedevid
Published in
7 min readMay 5, 2019

Hari Jumat lalu Game Developer Bandung mengadakan acara ngariung (sunda: kumpul-kumpul) di Innovation Factory. Pembahasan yang diangkat mengenai BIP, yakni Bantuan Insentif Pemerintah yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif.

Yodi, dari Studio Tamatin, dan Gerry, dari Studio Nightspade, menjadi sorotan di galawicara kali ini. Mereka berdua adalah penerima dana BIP tahun lalu. Keduanya menyampaikan pengalaman dalam pemanfaatan dana pengembangan usaha bagi studio mereka.

Karena galawicara yang diselenggarakan interaktif langsung ke penonton, maka rangkuman kegiatan ini saya susun sebagaimana peserta dan pembicara bertukar pikiran, ya. Maaf jika terkesan menclak-menclok 😂

Budget Untuk Industri Game Naik

Dana BIP yang diberikan kepada masing-masing penerima memiliki batasan maksimal. Peserta yang lolos seleksi tidak bisa serta merta meminta dana tidak terbatas. Yodi dan Gerry mengakui saat membuat proposal keduanya membuat rancangan dana di atas 100 juta hingga melebihi batas maksimal. Walaupun begitu bukan berarti permintaan mereka ditolak. Proposal mereka diminta untuk direvisi saat tahapan wawancara.

Walaupun dibatasi, pada tahun 2018 Gerry menyampaikan budget keseluruhan yang diberikan untuk industri game lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Pada dasarnya anggaran yang disiapkan untuk satu bidang disiapkan oleh pemerintah kemudian dibagikan untuk semua peserta yang lolos. Gerry menyampaikan dana yang diperoleh untuk tiap peserta yang lolos besarannya memang sama seperti tahun sebelumnya, tapi jumlah penerimanya kali ini lebih banyak.

Bagaimana Dana Yang Didapat Dipertanggungjawabkan?

“Pertanggung jawabannya sangat menarik,” tutur Gerry. “Kita sampai didatangi oleh BPK (Badan Pengawas Keuangan)”. Yap, dana yang disampaikan memang diawasi seserius itu.

Penggunaan dana yang harus dilakukan pun menarik. Semisal dana turun di awal bulan November, maka dalam sebulan semua dana yang diberikan harus habis dipakai. Tidak boleh ada dana yang tersisa. Jika ada maka harus dikembalikan ke pemerintah.

Hal menarik lainnya yang disampaikan adalah permasalahan gaji. Pemanfaatan dana BIP pada dasarnya untuk pengembangan usaha atau produk. Tidak ada dana yang digunakan untuk gaji. Dikarenakan industri game agak unik yakni sumber daya yang digunakan adalah manusia, maka aturannya “dipermudah”. Dana ini boleh digunakan untuk gaji.

Pertanyaan yang muncul, jika dana harus habis dalam sebulan sedangkan gaji yang diberikan seharusnya di akhir, jadinya seperti apa? Gerry dan Yodi menyampaikan untuk penerima gaji buat saja kontrak dengan pembayaran di depan. Yang penting adalah bukti transfer kepada penerima gaji. Bukti transfer ini nantinya digunakan untuk dilaporkan kepada BPK dan Bekraf. Besaran yang digunakan saat pemberian gaji diserahkan langsung kepada penerima hibah. Bahkan bila ingin memberikan gaji 100 juta untuk sekian bulan, kemudian ditransfer dikembalikan untuk nantinya diberikan per bulan, itu terserah. Bahkan cara seperti ini disampaikan juga oleh pihak BEKRAF kepada para peserta penerima hibah.

Bagaimana Jika Dana Tidak Terpakai Semua?

Pertanyaan ini beberapa kali diajukan oleh peserta galawicara. Jawabannya sama, jika dalam satu bulan ada dana yang tidak terserap (yang tidak digunakan), maka harus dikembalikan. Bahkan dana ini tidak diperbolehkan untuk digunakan keperluan lain. Misal jika di awal sudah dijelaskan dalam kontrak dana digunakan untuk pembelian satu meja, kemudian akhirnya digunakan untuk pembelian dua meja, itu tidak diperbolehkan.

Yodi mengingatkan, penggunaan dana sudah disusun di awal. Permintaan penggunaan dana ini kemudian disetujui oleh pihak BEKRAF dengan segala pertimbangan. Jadi tidak mungkin ada dana yang disalurkan untuk keperluan konyol.

Apakah Boleh Ada Revisi Penggunaan Dana?

Tamatin adalah salah satu yang meminta ada perubahan dana. Yodi menyampaikan hal itu bisa. Jika selama ini pemerintah terkesan rigid, namun BEKRAF dirasa cukup fleksibel. Mereka berusaha untuk membantu kita.

Gerry juga menanggapi hal tersebut. Akan tetapi perlu diingat, perubahan penggunaan dana tetap harus diajukan dan disampaikan terlebih dahulu ke pihak BEKRAF. Sebagai contoh bila kebutuhan yang disampaikan adalah pembelian lisensi Windows 10, kemudian ternyata ada diskon, sisa dana jangan serta merta dipakai untuk kebutuhan lain. Ajukan terlebih dahulu dana yang tersisa. Yang bahaya adalah jika kebutuhan yang diajukan berbeda, kemudian realisasinya berbeda saat penyampaiannya kepada BPH. Jika sebelumnya diajukan terlebih dahulu, seratus persen akan diterima.

Bagaimana Kalau Barang Yang Dibeli Berbeda?

Saat sesi technical meeting oleh Bekraf, Yodi pernah mendengar pertanyaan yang serupa. Kala itu penanya mempermasalahkan harga stok barang yang berubah-ubah di pasar. Jika harga yang ada di pasaran saat membeli ternyata lebih mahal dibandingkan yang diajukan, maka mau tidak mau pengguna dana harus menutup dananya sendiri alias nombokin. Jika harganya lebih murah maka harus dilaporkan.

Hal Penting Yang Harus Disiapkan

Spesifik untuk game, Yodi menyampaikan akan lebih baik bagi pendaftar jika sudah memiliki produk sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan untuk peserta yang belum memiliki produk juga mendapatkan dana, namun bagi yang telah memiliki produk akan lebih diutamakan.

Untuk administrasi sendiri ada banyak. Peserta harus memiliki dokumen SIUP, TDP, akte perusahaan, dan lain-lain. Jika perusahaan sudah memiliki data-data yang diinginkan dan ternyata ada perubahan, maka perubahan itu juga harus ditunjukkan. Setiap pembelanjaan hingga gaji harus dilaporkan dengan detail dan jelas seperti info penerima hingga KTP-nya.

Gerry menyampaikan mereka sudah didatangi oleh Bekraf dan BPH sekitar lima kali. Setiap datang, sebenarnya kelimanya meminta dokumen yang sama, namun orang yang datang berbeda-beda. Gerry menambahkan siapkan fotokopi yang banyak. Softcopy pun tidak masalah. “Ada satu dokumen fisik juga yang harus dikirimkan,” imbuhnya.

Yodi menyampaikan dari Tamatin terasa saat bermula masih “lucu-lucuan”. Pada awalnya Tamatin adalah kelompok untuk bikin game bareng. Dengan adanya kebutuhan legal terasa cukup merepotkan karena mereka baru belajar untuk membuat sebuah perusahaan. Salah satunya tentang pelaporan untuk menunjukkan kondisi keuangan selama seteahun ke belakang. Sebelumnya Tamatin belum memiliki hal tersebut, akhirnya mereka harus membuat dulu mulai dari pengeluaran, laba, rugi, dan lain-lain. Selama ini mereka hanya tahu “bikin game doang”. Tapi itu semua dijalani dan sebuah good experience.

Apakah Persiapan Dokumen Itu Susah?

Yodi menyampaikan sebenarnya untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan itu tidak susah. Hanya saja kemungkinan untuk fucked up-nya besar. Yodi juga menyampaikan karena sekarang sudah era digital dan informaasi gampang didapat sudah waktunya untuk belajar sendiri.

Kalau Bikin Game Ternyata Gagal Atau Uangnya Habis Gimana?

“Laporan itu penggunaan dana, bukan projectnya sendiri,” jawab Gerry. “Administrasi untuk negara itu laporan pengeluaran dana. Kita dapet duit berapa, sudah terserap (sudah dipakai semua atau belum), itu yang dilaporkan, itu yang wajibnya. Kalau ke BEKRAF itu laporan kepantasannya, ‘oh mereka sudah develop sampai sini’.”

Secara gamblang BEKRAF tidak masalah game yang dibuat sukses atau tidak. Gerry juga menyampaikan penilaian project gagal atau sukses itu tidak begitu jelas KPI (Key Performance Index) nya seperti apa. Uang sebesar 100 juta itu dirasa tidak cukup untuk mengembangkan game. Dari Nightspade sendiri mencanangkan dana BPI ini memang hanya untuk subsidi saja bagi pengembangan game mereka, bukan untuk sesuatu yang harus jadi.

“Yang paling penting dari BEKRAF nya sendiri ada tim kurator,” sambung Yodi. “Mereka bisa menilai saat proposal apakah project yang dibuat akan beres atau tidak.”

Penggunaan dana BIP sendiri tidak serta merta hanya fokus kepada produk yang dibuat. Yodi menyampaikan dari penerima dana BIP sebelumnya, studio-studio yang ada lebih bertahan.

Proses Apa Saja Yang Harus Dilakukan Saat Pendaftaran?

Seleksi pertama adalah seleksi berkas berupa pengiriman proposal. Saat melampirkan proposal lewat websitenya bekraf lampirkan juga dokumen-dokumen lain seperti TDP dan SIUP. Setelah lulus berkas, baru wawancara langsung ke Jakarta untuk melakukan presentasi. Setiap peserta diwakili oleh satu orang untuk presentasi di depan kurator selama 30 menit. Presentasi yang disampaikan seputar game apa yang ingin dibuat hingga bagaimana business plan yang telah dipersiapkan. Setelah itu adalah seleksi ketiga. “Seleksi ini seleksi semacam seleksi ‘informal’. Sebelum uangnya turun peserta harus memiliki badan perusahaan. Kalau nggak ada maka di-cut,” tutur Gerry.

Yodi menceritakan saat pertama kali mendaftar SIUP dan TDP belum diisi. Namun perlu diperhatikan NPWP wajib diisi dan tidak boleh kosong. Jika kosong maka tidak bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya. “Dokumen kosong sebenarnya bisa loh diupload ke dalam form dalam websitenya.”

Pada intinya kebutuhan persiapa dokumen-dokumen ini semacam “seleksi alam” bagi calon peserta. Bagi yang ingin berusaha dan mempersiapkan semuanya maka berhak untuk mengikuti seleksi selanjutnya.

Uang Di RAB Tidak Boleh Untuk Marketing

Saat membuat anggaran, peserta tidak diperkenankan menuliskan dana marketing. Semua yang dituliskan diharuskan untuk kegiatan produksi. Gerry menyampaikan hal itu diberitahukan saat mereka presentasi dan diminta revisi beberapa hari kemudian.

Saat membuat rancangan anggaran dana, peserta juga harus membuat refleksi gambaran banyak kopi terjual dan perbandingannya dengan investasi. Hal ini untuk meyakinkan penggunaan dana yang diberikan dimanfaatkan dengan baik.

Dana Tidak Bisa Untuk Gaji Founder

Itu aja, sesuai sub judul, haha. Semua gaji founder tidak boleh masuk ke RAB.

Yodi menuturkan bantuan insentif itu penggunaannya untuk kegiatan usaha. Seidealnya bukan untuk apa yang digunakan sekarang, tapi untuk menambah kapasitas usaha agar lebih berkembang. Cuma untuk di game dapat kemakluman. Gerry juga mencontohkan di bidang kuliner biasanya dana digunakan untuk gerobak atau mesin. Karena di bidang digital sumber dayanya adalah manusia, maka dana yang dipakai untuk membayar orang. Orang dibayar untuk melakukan kegiatan pengembangan, bukan untuk founder.

Ada Gambaran Penggunaan Dana?

“Gaji empat orang untuk 3–4 bulan, outsource 1 studio untuk sound effect, sama kontrakan kalau nggak salah untuk 8 bulan. Dana habis di Oktober akhir,” kata Yodi.

“Seratus (juta) itu cuma buat orang doang. Graphic designer, game designer, musik. Macem-macem. Musik cuma buat satu bulan lebih, dananya 3–4 bulan lah”

Kalau Untuk Tim Yang Kecil (Misalnya Dua Orang) Apakah Boleh?

“Yang penting uangnya bukan untuk kedua orang itu,” kata Gerry. Misalnya saat pembuatan akte dilakukan oleh satu orang, satu orang lainnya digaji, kemudian ditransfer balik lagi. Hal itu tidak masalah. Dari BEKRAF juga menyarankan penggunaan dananya boleh seperti itu. Yang penting adalah administrasinya harus selesai dan laporannya bisa dipertanggungjawabkan.

Penutup

“Mengembangkan game itu tidak mudah,” sahut Gerry. “Menurut gue, game adalah seni. Kita bekerja di industri yang ‘tidak dibutuhkan’. Kalau bikin kuliner, atau pakaian, itu adalah kebutuhan primer. Sandang, pangan, papan. Kita itu memberikan entertainment. Itu adalah kebutuhan tersier. Tantangannya lebih tinggi. By default orang itu tidak butuh. Gimana kita membuat game yang ‘dibutuhkan’? Gua udah di industri game dari 2011, tidak ada penyesalan masuk ke sini. Setiap harinya ada hal yang menarik, ada manis pahit, itu lebih bermakna”

“Menarik sih,” sambung Yodi kemudian. “Kemarin, penerimaan dana dari BEKRAF, buat gue cukup galau apakah kita berhak menerima ini. Kalau tujuannya memang bantu masyarakat yang lebih gede, buat kita, misal kita sukses, paling mentok buat lapangan usaha untuk 10 orang. Dibanding kuliner bisa gaji 20 orang, mungkin impact masyarakatnya lebih baik. Kegalauan untuk menerima ini apakah ada dan berhak. Kalau hak dan kewajiban mungkin nggak berhak juga. Tapi ini lebih ke sebuah privilege. Ini bukan bukan hak kita, ini adalah privilege dari pemerintah ke orang-orang developer. Terlepas dari industri yang keadaannya masih berkembang, pemerintah masih memberi privilege tolong dimanfaatkan. Semaksimal mungkin lah untuk mendukung industri dan membantuk temen-temen. Ini duit pajak, bukan asal spending gila-gilaan.”

Gery juga menambahkan “, kayak CD Projekt, menjadikan pendapatan negara paling besar. Waktu awal-awal itu nggak disupport. Mungkin nanti one day dari industri game bisa seperti itu.”

--

--

Giri Prahasta Putra
gamedevid

A programmer who live inside his head. Sometime this corporeal body being asked to blurted some of his mind and thoughts