Penting! Ayo Bangun Personal Branding!

Nur Fauziyya
Generation Girl
Published in
6 min readSep 26, 2023

“Wah kalau berbicara ilmu selama menjadi Leaders, banyak banget! Aku mendapat ilmu menjadi PIC Leaders Bandung, merancang event, belajar STEM, membuat konten, mengasah critical thinking, dan masih banyak lagi!”

Nice to meet you, gengs!

Hii! Namaku Najla Eltira Gaynell, biasa dipanggil Najla. Aku merupakan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran.

Aku pertama kali tahu tentang Leaders itu dari Instagram Generation Girl. Aku sendiri sudah follow Instagram Generation Girl sejak awal tahun 2022 dan tertarik dengan program-programnya yang bergerak di bidang STEM, terutama Summer Club dan Winter Club. Tapi, timeline programnya selalu bentrok dengan kegiatanku yang lain jadi belum pernah ikut programnya sama sekali.

Nah kebetulan, libur semester kali ini tidak begitu banyak kegiatan dan GenG membuka program Leaders. Akhirnya aku pun mencoba untuk daftar menjadi Leaders dan terpilih sebagai Leaders Bandung.

Wah kalau berbicara tentang hal yang dipelajari selama menjadi Leaders, banyak banget! Meskipun aku dan teman-teman lainnya baru berjalan 3 bulan sebagai Leaders, tapi ada banyak hal yang bisa dipelajari. Aku pribadi mendapat ilmu dan pengalaman baru seperti menjadi PIC Leaders Bandung, menjadi PIC Event, belajar merancang event dari mulai Pre-Event hingga Post-Event, belajar tentang STEM, membuat konten, belajar copywriting, melatih skill komunikasi, mengasah critical thinking, dan masih banyak lagi. Lalu aku jadi kenalan sama teman-teman baru dan kakak-kakak mentor yang keren-keren! #ProudSister 😁

Selama menjalani Leaders, tentunya ada ups and downs. Hal yang paling menyenangkan itu ketika merancang event dan berdiskusi dengan teman-teman Leaders lainnya. Aku selalu merasa senang ketika berdiskusi dengan mereka karena hampir semuanya memiliki pemikiran yang keren dan out of the box.

Upaya bangun personal branding sebagai mahasiswa (و •̀ ᴗ•́ )و

Personal branding merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan di era digital, terutama bagi para generasi muda saat ini. Menurutku, dengan melakukan personal branding tidak hanya akan membuat diri kita jadi ‘terlihat’ oleh publik, tapi juga meningkatkan awareness pada diri kita sendiri. Ketika nge-branding, tentunya kita harus tahu dulu sebelumnya apa kelebihan dan kekurangan diri, apa yang bisa ditonjolkan dari diri kita, baik itu skill yang dikuasai, bidang yang sedang ditekuni, maupun kegiatan dan hal-hal yang membuat kita merasa enjoy saat melakukannya.

Dengan melakukan personal branding pun bisa membuat kita jadi pribadi yang ingin terus belajar dan berkembang untuk meningkatkan kualitas diri. Sebenarnya, aku pribadi masih senang eksplor sana-sini, penasaran ikut organisasi ini, kepanitiaan itu, dan lain-lain. Tetapi, aku juga harus tahu minat dan tujuanku di masa depan agar tidak sekedar coba-coba saja namun tetap sesuai dengan track. Jadi ketika ikut kepanitiaan, organisasi, maupun kegiatan apapun itu, aku memilih yang kira-kira sesuai dengan minatku dan prospek karir kedepannya.

Sebagai generasi digital, hal pertama dan paling utama yang aku lakukan adalah menerapkan self-awareness. Ketika kita sudah mengenal diri sendiri, akan lebih mudah untuk membangun personal branding.

Hal yang bisa dilakukan contohnya adalah dengan membuat SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) Analysis pada diri sendiri. Dengan membuat SWOT Analysis, kita akan jadi lebih tahu apa kelebihan dan kekurangan diri, apa saja hal yang kita kuasai, peluang apa yang bisa kita ambil, dan tantangan-tantangan yang kira-kira akan dihadapi.

Selain itu, jangan pernah takut untuk mencoba hal-hal baru. Ikuti kelas untuk upgrade skill, gabung dalam komunitas, organisasi, dll. Karena semakin banyak pengalaman, maka akan semakin tahu juga mana bidang yang cocok untuk kita.

Personal branding: fokus pada proses, bukan hasil 😊

Selama menjalani hari-hariku dengan jadwal yang bisa dibilang cukup padat, salah satu tantangan yang kualami adalah perihal manajemen waktu. Sebagai mahasiswa, tentunya prioritas pertama adalah menjalankan kewajiban akademik.

Selain kewajiban akademik, ada juga beberapa hal yang perlu dikerjakan dan tidak mungkin bisa diselesaikan secara bersamaan. Dalam hal ini, caraku menghadapinya adalah dengan membuat skala prioritas. Skala prioritas dapat membantuku menyusun jadwal agar tidak ada yang bentrok dan mempermudah dalam mengatur waktu.

Selain dalam manajemen waktu, tantangan lain yang kuhadapi adalah ketika berhadapan dengan lingkungan yang berbeda. Bergabung dalam lebih dari satu komunitas, organisasi, maupun kepanitiaan membuatku sadar bahwa masing-masingnya memiliki lingkungan yang beragam.

Baik itu dari budaya, cara kerja, cara berkomunikasi, dan perbedaan lainnya. Hal tersebut cukup menguji kemampuan beradaptasi di lingkungan baru. Contohnya adalah ketika berada dalam organisasi yang sifatnya formal, cara kerja yang dilakukan cukup strict dan segala sesuatunya harus sesuai aturan birokrasi.

Sedangkan ketika berada dalam organisasi yang sifatnya tidak terlalu formal seperti Leaders, cara kerjanya cenderung lebih santai dan tidak ada aturan yang cukup strict. Biasanya, aku akan mengobservasi terlebih dulu di lingkungan baru, setelah mengenal lingkungannya, barulah bisa memposisikan diri sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sejauh ini, ada dua pengalaman yang paling berkesan bagiku. Pengalaman pertama yang paling berkesan adalah ketika tergabung dalam OSIS saat SMA dan terpilih sebagai Ketua Seksi Bidang 9 yaitu Pembinaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi.

Awalnya, aku sendiri memilih Seksi Bidang 9 karena ‘katanya’ tidak terlalu banyak bekerja di lapangan dan hanya berurusan dengan media digital seperti membuat konten, poster, dan lain-lain jika ada request. Namun ternyata, Seksi Bidang 9 menjadi salah satu seksi bidang yang paling banyak bekerja karena pandemi Covid-19 melanda dan banyak program kerja yang dipindahkan menjadi online. Otomatis, Seksi Bidang inilah yang membantu menyiapkan semua kebutuhan program kerja. Selama bergabung menjadi pengurus OSIS dan menjabat sebagai ketua, banyak sekali hal yang aku pelajari dan melatih jiwa kepemimpinanku.

Selain menjadi Ketua Seksi Bidang saat SMA, pengalamanku yang tak terlupakan lainnya adalah tentu saja bergabung dalam Leaders by Generation Girl.

Aku sendiri awalnya cukup takut ketika menjalani program Leaders ini karena tidak memiliki banyak pengalaman di bidang STEM. Namun, setelah menjalaninya selama 3 bulan, aku cukup enjoy karena di Leaders, semuanya bisa belajar dari 0 bersama-sama. Di Leaders ini, banyak sekali hal baru yang kupelajari. Aku juga senang karena bertemu dengan teman-teman Leaders yang keren dan dibimbing oleh kakak-kakak yang super baik dan helpful! 💖

Strategi Branding Generation Girl menurutku… (❀ˆᴗˆ)

Jujur, hal pertama yang membuatku tertarik dengan Generation Girl adalah karena logonya! 😆

Aku sendiri suka banget warna toska dan begitu melihat akun Instagram GenG, aku langsung stalk deh dan makin tertarik dengan konten-konten yang mereka bagikan di Instagram.

Hal lain yang membuatku tertarik dengan GenG adalah GenG merupakan organisasi non-profit yang bergerak di bidang STEM dan mendukung para perempuan Indonesia untuk mengembangkan dirinya.

Sejauh ini, jarang sekali aku menemukan wadah untuk para perempuan yang ingin belajar tentang dunia STEM. Karena sepenglihatanku, mostly organisasi atau komunitas yang bergerak di bidang STEM itu adalah laki-laki. Jadi, bersyukur banget bisa tahu Generation Girl dan terpilih menjadi Leaders! 💛

Terima kasih sudah meluangkan waktunya! 💕 Kita tambah wawasan dengan baca artikel Generation Girl lainnya melalui tautan ini, ya!👇

--

--