Model fasies yang kita buat adalah unik

Ery Arifullah
Geological Review
Published in
3 min readFeb 8, 2021

Pemodelan adalah upaya simplifikasi (atau bisa disebut dengan generalisasi) dari realita. Simplikasi itu setara dengan istilah “rata-rata” dalam statistik yang divisualisasikan dengan kemunculan terbanyak dalam kurva lonceng dengan deviasi standar tertentu. Diharapkan model yang dibuat telah merepresentasikan atau telah memotret secara keseluruhan realita bahkan mencakup dimensi ruang dan waktu sebagaimana dalam pemodelan fasies.

Terminologi fasies memiliki pengertian deskriptif (lihat definisi “fasies” dalam Gressly, 1838). Fasies terbagi menjadi dua yaitu litofasies dan biofasies. Dalam perkembangannya terminologi fasies telah digunakan untuk hal-hal yang bersifat interpretatif, misalnya fasies fluvial, fasies turbidit dan seterusnya. Apapun penggunaannya pemodelan fasies adalah upaya simplifikasi dari realita litofasies-biofasies dan/atau proses dalam lingkungan pengendapan yang kompleks.

Analisis fasies adalah proses yang harus dilewati agar menghasilkan model fasies. Keahlian di bidang ini sebagian dipengaruhi oleh pengalaman dan imajinasi para ahli geologi sedimenter. Oleh karenanya saya merasa bahwa analisis dan pemodelan fasies adalah pekerjaan seni yang cenderung subjektif. Yang cukup unik adalah sedikit sekali literatur yang menjelaskan petunjuk teknis analisis dan pemodelan fasies, padahal kita mendapati model-model fasies yang “siap pakai” baik dalam literatur ataupun dalam jurnal-jurnal geologi sedimenter.

Proses analisis fasies dan model fasies yang dihasilkan oleh seorang ahli sedimentologi sangat dipengerahui oleh pandangan filosofisnya terhadap hakikat alam semesta. Pandangan pertama adalah alam semesta ini teratur/sistematis dan pandangan kedua menganggap alam semesta ini begitu kompleks, rumit dan tidak dapat diprediksi.

Mereka yang meyakini bahwa alam semesta ini teratur/sistematis akan mencari karakter/ataupun pola fasies batuan sedimen dengan membuat klasifikasi-klasifikasi dengan berbagai kriteria yang kemudian diintegrasikan dengan fasies sedimen di lingkungan pengendapan modern. Model yang dihasilkan adalah simplikasi atau generalisasi dari integrasi fasies batuan sedimen dan fasies sedimen. Model yang dihasilkan dianggap sebagai potret yang mewakili kemenerusan atau keseluruhan dari suatu proses sedimentasi dalam lingkungan pengendapan. Keluaran dari pandangan ini adalah model fasies yang jumlahnya yang “terbatas” dan dianggap model ideal. Jika demikian model fasies yang tersedia telah menjadi norma.

Jika alam ini adalah sesuatu yang kompleks, rumit dan tidak dapat diprediksi, maka proses analisis dan model fasies yang dihasilkan adalah bagian atau potret “jangka pendek” kemenerusan atau keseluruhan dari suatu proses sedimentasi dalam lingkungan pengendapan. Keluaran dari pandangan ini adalah dihasilkannya jumlah model fasies yang tidak terbatas. Setiap model fasies adalah unik dengan penafsiran yang unik pula. Keunikan setiap model tidak lepas dari kenyataan bahwa proses geologi adalah unik di setiap tempat sedimentasi dan di setiap interval waktu geologi.

Jika alam ini adalah sesuatu yang kompleks, rumit dan tidak dapat diprediksi, maka proses analisis dan model fasies yang dihasilkan adalah bagian atau potret “jangka pendek” kemenerusan atau keseluruhan dari suatu proses sedimentasi dalam lingkungan pengendapan.

Proses-proses yang terjadi dalam lingkungan pengendapan adalah kompleks, saling mempengaruhi atau bahkan saling melemahkan satu sama lain, tidak sesederhana yang kita pikirkan (lihat Gambar 1). Jika model fasies adalah prosesses-responses models dan proses-proses yang terlibat adalah kompleks, rumit dan tidak dapat diprediksi, maka model fasies yang dihasilkan juga kompleks. Adalah pekerjaan yang sulit bahwa satu atau sejumlah proses adalah yang paling fundamental dibanding proses yang lain hingga menghasilkan fasies tertentu. Bahkan jika ketiadaan bukti fasies penciri proses tertentu bukan berarti proses tertentu tersebut tidak ada.

Gambar 1. Hubungan yang kompleks antara sejumlah parameter lingkungan (Savrda dan Bottjer, 1994)
Gambar 1. Hubungan yang kompleks antara sejumlah parameter lingkungan (Savrda dan Bottjer, 1994)

Adalah pekerjaan yang sulit bahwa satu atau sejumlah proses adalah yang paling fundamental dibanding proses yang lain hingga menghasilkan fasies tertentu. Bahkan ketiadaan bukti fasies penciri proses tertentu bukan berarti proses tertentu tersebut tidak ada.

Saya menganggap alam semesta ini adalah kompleks, rumit dan tidak dapat diprediksi. Oleh karenanya model fasies dan/atau model iknofosil bukanlah norma untuk menafsirkan lingkungan pengendapan di tempat dan/atau interval waktu geologi yang berbeda. Diupayakan saya tidak merujuk pada satu model fasies dan/atau model iknofosil terpublikasi ketika melakukan analisis lingkungan pengendapan. Model fasies dan model iknofosil yang pernah saya buat adalah unik untuk interval Miosen Tengah di Cekungan Kutai.

Referensi:

Savrda, C. E. & Bottjer, D. J. Ichnofossils and ichnofabrics in rhythmically bedded pelagic/hemi-pelagic carbonates: recognition and evaluation of benthic redox and scour cycles. in Orbital Forcing and Cyclic Sequences(eds. de Boer, P. L. & Smith, D. G.) vol. 19 195–210 (1994).

--

--

Ery Arifullah
Geological Review

I am a geology specialist in the fields of ichnology, sedimentology and paleoecology, I also enjoy history, politics and life sciences.