The Geologist as Historian

Ery Arifullah
Geological Review
Published in
2 min readJun 8, 2024

Tema dari makalah “The Geologist as Historian” oleh Profesor H.H. Read pada tahun 1952 berpusat pada konsep geologi sebagai ilmu sejarah, yang menitikberatkan bagaimana para geolog menafsirkan sejarah bumi melalui data yang terekam dalam batuan. Read berargumen bahwa geologi, berbeda dengan “ilmu pasti,” sangat bergantung pada observasi pribadi dan penafsiran historis. Perspektif ini mengangkat peran geolog menjadi seperti sejarawan, yang membaca dan menafsirkan narasi bumi yang ditulis dalam batuan dan formasinya.

Aspek utama dari argumen Read adalah perbedaan antara geologi dan ilmu lainnya. Kimia dan fisika memberikan deskripsi yang tepat tentang materi, sementara geologi berfokus pada proses dan sejarah di balik materi tersebut. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana batuan dan formasi telah dibentuk selama jutaan tahun. Geolog menggunakan prinsip seperti uniformitarianisme — ide bahwa proses alam yang sama yang diamati hari ini telah beroperasi sepanjang sejarah geologi — untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu. Namun, prinsip ini memiliki keterbatasan, terutama ketika berhadapan dengan proses dalam bumi atau peristiwa geologi yang tidak dapat diamati saat ini.

Kimia dan fisika memberikan deskripsi yang tepat tentang materi, sementara geologi berfokus pada proses dan sejarah di balik materi tersebut.

Read juga menekankan pentingnya kerja lapangan (field work) dalam geologi. Dia berargumen bahwa pemahaman geologi sejati berasal dari observasi langsung dan interaksi dengan objek geologi di lingkungan alaminya misalnya singkapan batuan atau tempat terbentuknya batuan tersebut yang dapat diamati langsung saat ini. Meskipun ada kemajuan dalam teknologi seperti fotografi udara dan geofisika, Read menegaskan bahwa kerja lapangan tradisional, yang dilambangkan dengan palu geologi, tetap tak tergantikan. Pendekatan langsung ini memungkinkan geolog untuk mengumpulkan data rinci yang kaya konteks dan sangat penting untuk menginterpretasikan sejarah bumi.

Makalah ini menyoroti sifat pribadi dan subyektifitas dari penafsiran geologi. Menurut Read, apa yang dilihat dan ditafsirkan oleh seorang geolog sangat dipengaruhi oleh perspektif dan pengalaman pribadi mereka. Subyektivitas ini dapat mengakibatkan perbedaan penafsiran dan debat dalam bidang ini. Namun hal ini jugalah yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan geologi, karena ide-ide dan observasi baru akan menantang teori-teori yang sudah mapan. Interaksi dinamis dari ide-ide ini dianggap sebagai kekuatan geologi, mendorong iklim pembelajaran dan penemuan yang terus menerus.

Subyektivitas ini dapat mengakibatkan perbedaan penafsiran dan debat dalam bidang ini. Namun hal ini jugalah yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan geologi, karena ide-ide dan observasi baru akan menantang teori-teori yang sudah mapan.

Akhirnya, Read membahas kontribusi praktis dan spiritual dari geologi kepada manusia. Secara material, geologi menyediakan sumber daya penting seperti mineral dan bahan bakar yang mendasari peradaban industri. Secara spiritual, studi geologi menawarkan koneksi yang mendalam dengan sejarah bumi dan rasa kagum terhadap alam semesta. Read mendukung integrasi yang lebih besar dari pendidikan geologi di sekolah-sekolah untuk menumbuhkan apresiasi ini dan memastikan generasi mendatang untuk memahami pentingnya warisan geologi.

Referensi:

Read, H.H., 1952. The geologist as historian. Scientic Objectives.

--

--

Ery Arifullah
Geological Review

I am a geology specialist in the fields of ichnology, sedimentology and paleoecology, I also enjoy history, politics and life sciences.