Quarter Life Crisis, Fase Hidup yang Menentukan
Dulu saat kita masih kecil, kita masih tahunya hanya bermain dan bersenang-senang. Malah dulu kita menginginkan agar cepat dewasa, contohnya ketika di taman kanak-kanak kita menginginkan segera duduk dibangku sekolah dasar, ketika kita telah menempuh sekolah dasar kita menginginkan cepat ke jenjang sekolah menengah dan seterusnya.
Hidup memang suka bercanda, Tuhan sudah mengabulkan doa kita, tapi setelah terkabul “kok jadi begini yaa?”
Perjalanan quarter life crisis ku dimulai ketika memasuki dunia kuliah, kala usiaku 17 tahun. Sebetulnya aku juga bingung, apakah ini quarter life crisis atau insecure semata. Aku melihat banyak teman-teman dan lingkunganku sudah mempersiapkan masa depannya. Mereka sibuk dengan portofolionya, dengan karyanya, dengan akademiknya.
Jujur, aku memang orang yang terencana, tapi bukan orang yang terlalu “ngambis” dalam menjalani suatu hal. Namun ketika itu temanku berkata “kalau gak ngambis selama kuliah, bakal tertinggal net” awalnya memang tak ku gubris perkataan ia namun setelah lama ku perhatikan orang-orang dan lingkungan sekitarku… oh iya mereka ngambis ternyata ada hasilnya, yah.
Saat itu aku baru memulai, aku ke depannya mau jadi apa ya? apakah aku bakal sukses dan bisa dibidang ini? gimana kalau aku gagal? aku takut orangtua ku kecewa dan pikiran-pikiran jahat lainnya yang selalu mendistraksi setiap larut malam. Hey, tapi jika hanya dipikirkan masalah itu tidak akan selesai bukan? maka segeralah bergegas kawan, lakukan semua mimpi-mimpi dan harapan yang kamu mau. Menulislah, menarilah, menggambarlah, ambil duniamu sekarang.
Gimana dengan aku yang masih bingung arah dan tujuan mau kemana? Atau mungkin ada yang bingung, setelah kuliah mau melanjutkan akan menjadi apa kedepannya, atau ada juga yang baru merintis bisnis tetapi sudah merasa gagal ketika sepi pembeli.
Just follow your dream, kamu suka apa, kamu bisa apa, dimulai dari sana semua. Jangan memaksakan suatu hal yang tidak dikuasa kita, tetapi perlu diingat ketika kamu berusaha mencapai mimpimu jangan juga kamu cepat menyerah ketika semuanya tidak sesuai harapan. Garis start dan finish setiap orang berbeda, kita tidak bisa menyamaratakan akan mulai dan berhenti di tempat yang sama dengan oranglain.
Umur 23 baru kuliah bukan gagal, umur 30 baru menikah bukan gagal, umur 40 baru mendapat pekerjaan bukan gagal. Gagal itu ketika kamu sudah memulai dan jatuh tetapi kamu tidak bangkit kembali. Gagal itu ketika kamu hanya menjadi penikmat bukan pembuat. Gagal itu ketika kamu tidak merasa harus melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi oranglain.
Tapi ingat, jangan menyalahkan takdir ketika semua tak berjalan sesuai rencanamu. Bisajadi apa yang menurutmu terbaik belum tentu terbaik oleh-Nya dan juga yang terbaik menurut-Nya tetapi tidak kamu sukai.
Sabar, dan jalani hidup dengan seksama. Tua itu pasti, tetapi seberapa siapkah kita mempersiapkan masa itu dengan sebaik-baiknya? Tua itu pasti, tapi seberapa dewasakah kita dalam menghadapinya?
Maka take a deep breathe, rasakan gagal itu, habiskan sisa gagalmu ketika muda sehingga kau tidak mempunyai gagal di hari tua. Terus berusaha, dan kita harus percaya harapan itu ada.
Semoga tulisan ini, dapat memberi inspirasi ya untukmu hehe. Semangat!