The Insecurities About Being Women in Tech

Neta A.
Girls Force
Published in
3 min readJul 28, 2020
img source : google.com

Dalam dunia IT, kita gak bisa menutup mata bahwa bidang ini digeluti oleh mayoritas kaum pria dan sangat minim kaum wanita. Mengapa bisa seperti itu? karena lebih banyak kaum pria yang lebih tertarik dengan bidang technology, especially programming. Biasanya, kaum wanita lebih memilih bidang yang lebih ke “wanitaan” seperti accountant, management, business, dll. yang sudah jelas lebih cocok apabila dikerjakan oleh perempuan.

Menurutku, ini masih berkaitan dengan stigma masyarakat Indonesia yang menganggap seperti, perempuan ya harus mengerjakan pekerjaan perempuan, begitupun laki-laki harus mengerjakan pekerjaan laki-laki. Ini tidak sepenuhnya salah dan juga tidak sepenuhnya benar.

Kita tidak bisa membatasi impian dan harapan seseorang. Semua orang berhak menentukan arah dan tujuan hidupnya. Sama seperti kita, kaum wanita yang memilih jalan ini. Kita tidak salah, asal kita mau berjuang dan konsisten mencapai cita-cita.

Dibalik sebuah perjuangan pasti ada tantangan. Salah satunya yang aku rasain sebagai wanita dibidang teknologi adalah ngerasa insecure ketika ngeliat pencapaian teman se-rekan yang lebih jauh diatas kita. Bukan, bukan iri tapi bisa dibilang iri juga. Karena kita menjadi merasa jauh tertinggal dibawahnya. Lalu kenapa perasaan insecure ini bisa hadir? disini aku ngerangkum beberapa faktor

  1. Perasaan segan

Sebenarnya sebagai kaum wanita, kita mau kok belajar sama kaum pria, tetapi sepengalaman aku, ketika kita bertanya pada kaum pria, kita mendapat jawaban yang tidak membantu banyak terhadap pemahaman kita sebagai orang awam. Maka ketika sudah dijawab, dan kita masih belum paham yang dijelaskan kita sebagai kaum wanita memilih diam, daripada bertanya kembali. Aku juga tidak tau kenapa, tapi sepertinya sifat alamiah wanita adalah segan untuk bertanya duluan, bukan gengsi yaa. Memang banyak juga kaum wanita yang merasa gengsi, tetapi aku bukan termasuk orang orang tersebut.

2. Pandangan laki-laki itu sendiri

Pernyataan pernyataan yang keluar dari lisan mereka seperti “yakin cewe mau jadi programmer? emang bisa?”. Hey dude, jangan meremehkan lawan sebelum kamu menghadapinya. Mungkin sekarang mereka masih noob, tapi kita gak tahu bisa aja beberapa tahun kemudian mereka jauh lebih jago daripada kamu.

3. Tidak memiliki mentor

Ini berkaitan dengan no 1 tadi, karena lingkungan kerja kita berbeda gender jadi kita tidak bisa seenaknya terus terusan bertanya pada mereka. Pasti, semua orang juga ngerasain kalau lebih mudah untuk komunikasi dengan seseorang yang memiliki gender sama. Makanya disini, sebisa mungkin aku cari mentor yang sama-sama perempuan supaya lebih enjoy dan terbuka. Gapapa kalau kalian mau punya mentor laki-laki, kita cari mentor kan untuk mendapat ilmu nya bukan hanya soal kecocokan personal.

4. Kurangnya jam terbang

Ini termasuk penting sih, ketika kita ngerasa udah cukup punya ilmu tapi kita gak terapkan dalam kehidupan itu rasanya kaya percuma gitu. Buat apa sekolah tinggi tinggi, ikut bootcamp berhari-hari, ikut seminar sana sini tapi kita keep sendiri. Kalau dari artikel yang aku baca, dengan kita mengajarkan orang lain malah ilmu kita semakin bertambah karena biasanya orang orang yang diajarkan itu suka bertanya dan ketika kita tidak mengetahui jawabannya maka kita ikut mencari dan belajar kembali.

Dibalik semua permasalahan yang ada, pasti ada solusi yang bisa dipakai untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan menurut aku solusi untuk dapat mengatasi rasa insecure diatas adalah, kita harus lebih banyak belajar jangan jadikan insecure sebagai penghalang untuk mewujudkan mimpi kamu, malah jadikan insecure itu sebagai motivasi.

Kita ini ibaratnya seperti kupu-kupu. Kupu-kupu, itu tidak bisa melihat sayapnya sendiri. Tetapi kita sebagai manusia, bisa melihat keindahan kupu-kupu tersebut. Sama seperti kita, kita mungkin tidak dapat melihat kelebihan dari diri kita sendiri, tetapi mungkin orang lain dapat melihat kelebihan diri kita.

Kalau kata teman-temanku, fokus saja terhadap apa yang mau dibentuk dan jangan mikirin hasilnya dulu. Fokus saja terhadap proses. Walaupun nantinya kita gagal, tetapi kita tidak sepenuhnya gagal, kita masih bisa mengambil pelajaran dari kegagalan kita untuk bangkit kembali dan memulai semuanya.

Percayalah, semua orang sukses diluar sana pasti pernah gagal dulu. Orang yang sukses tidak meratapi kegagalan nya berlarut-larut.

Jauhi insecure, perbanyak bersucuree! hihiw

--

--

Neta A.
Girls Force

A person who likes comment on social life but interested at tech.