Harapan Pemuda untuk Mengubah Realitas: Menuju Lingkungan yang Bersih dan Sehat
Pembakaran sampah masih menjadi permasalahan pelik di kota-kota besar. Dampaknya tidak hanya terasa pada aspek kesehatan saja, namun juga pada lingkungan. Bagaimana pemuda masa depan seyogyanya menyikapi permasalahan ini?
Akhir-akhir ini, cuaca di sekitar kita begitu panas. Tidak hanya siang hari, malam hari pun terasa gerah. Banyak yang mengeluh kipas angin hanya menyebarkan udara panas ke seisi rumah. Meski ada perubahan suhu yang cukup signifikan tersebut, ironinya tidak membuat para masyarakat sadar pentingnya menjaga lingkungan.
Asap pembakaran sampah rumah tangga mengepul di setiap harinya. Hal yang lebih menyedihkan lagi, orang-orang membakar sampah di pagi hari. Ketika kita mau mencari udara segar, ternyata udaranya telah dipenuhi polusi pembakaran sampah. Sampai-sampai, kita kebingungan kemana kita mencari udara segar?
Berbicara tentang pembakaran sampah, efeknya tidak hanya menimbulkan pencemaran udara. Namun, dampak lebih lanjut ternyata bisa menyebabkan kenaikan suhu bumi. Mengapa demikian? Sebab, dari proses pembakaran sampah tersebut melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer.
Gas-gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), mempunyai kemampuan untuk menyerap dan memancarkan panas dari matahari. Ketika jumlah gas-gas ini meningkat di atmosfer, mereka menyebabkan peningkatan efek rumah kaca, yang pada gilirannya mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata bumi.
Selain itu, pembakaran sampah juga dapat menghasilkan partikel-partikel kecil yang disebut aerosol, yang dapat mempengaruhi refleksi cahaya matahari kembali ke luar angkasa. Ini dapat berdampak pada iklim bumi dengan cara yang kompleks, termasuk peningkatan atau penurunan suhu regional.
Selain pencemaran udara, pembakaran sampah merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca dan aerosol yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Oleh karena itu, praktik pembakaran sampah yang tidak ramah lingkungan harus diminimalkan untuk mengurangi dampaknya terhadap pemanasan global.
Visi Misi Pemuda untuk Mengatasi Masalah Lingkungan
Melihat fenomena di atas, pemuda seyogianya menjadi agen perubahan yang memimpin dalam upaya mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah di sekitar rumah kita. Sehingga dapat terwujud lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi masa depan.
Untuk mencapai harapan tersebut, maka harus dilakukan perubahan di berbagai bidang. Pertama, di bidang pendidikan dan kesadaran. Hal ini bisa dilakukan dengan mengedukasi masyarakat lokal, terutama anak muda, tentang dampak buruk polusi udara dari pembakaran sampah serta mengadakan kampanye kesadaran dan pelatihan tentang alternatif yang ramah lingkungan untuk mengelola sampah.
Selanjutnya, di bidang pengurangan sampah. Kegiatan yang bisa dilakukan yaitu menggalakkan praktik daur ulang dan pengurangan sampah di komunitas kita, berkolaborasi dengan lembaga pemerintah setempat untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Kita juga bisa berpartisipasi dalam upaya penegakan hukum terkait dengan pembakaran sampah ilegal dan menyuarakan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat.
Selanjutnya, di bidang teknologi. Kita bisa mengembangkan solusi teknologi inovatif untuk mengelola sampah tanpa membakarnya, seperti pembuatan kompos atau pengolahan limbah berbasis teknologi. Kita juga perlu menjalin kerja sama dengan organisasi lingkungan, lembaga pemerintah, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan bersama dalam mengurangi polusi udara. Kita juga terus mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya-upaya pengurangan polusi udara, melalui kampanye komunitas dan kegiatan sosial.
Dengan visi dan misi ini, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap penanganan polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah, menciptakan lingkungan yang lebih sehat, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi seluruh komunitas.
Tantangan dalam Mewujudkan Visi
Tantangan utama yang harus diatasi oleh daerah untuk mewujudkan visi pemuda dalam mengatasi polusi udara dari pembakaran sampah meliputi beberapa aspek penting. Pertama, perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk polusi udara ini dan pentingnya perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah.
Selain itu, infrastruktur pengelolaan sampah perlu diperbaiki agar mencakup pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah yang lebih efisien. Peraturan yang mengatur pembakaran sampah ilegal harus diperkuat, dan penegakan hukum yang efektif harus diterapkan. Inovasi teknologi menjadi kunci untuk menggantikan pembakaran sampah sebagai sumber energi dengan solusi yang lebih ramah lingkungan.
Partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pengurangan polusi adalah esensial, dan kerja sama dengan organisasi lingkungan, pemerintah, dan sektor swasta perlu dibangun. Pemenuhan sumber daya finansial serta pembangunan sistem pemantauan yang efektif juga merupakan hal yang sangat penting.
Selain itu, perubahan budaya seputar pembuangan sampah perlu didorong, dan pendidikan serta pelatihan yang relevan harus disediakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sampah. Mewujudkan visi ini akan memerlukan komitmen yang kuat, kerja sama lintas sektor, dan partisipasi penuh dari seluruh komunitas.
Permasalahan ini tidak dapat diselesaikan sendiri. Terutama bagi daerah-daerah yang menghadapi masalah pembakaran sampah, sangat penting untuk bersama-sama berkolaborasi dan berkomitmen dalam mengatasi tantangan ini.
Pembakaran sampah adalah sumber besar polusi udara yang merugikan kesehatan masyarakat dan merusak lingkungan. Dalam peringatan World Cities Day, mari kita fokus pada inovasi dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Prioritaskan investasi dalam infrastruktur yang mendukung pengumpulan, pemilahan, daur ulang, dan pengelolaan sampah yang efisien. Selain itu, edukasi dan kesadaran masyarakat akan peran penting dalam mengurangi praktik pembakaran sampah. Kolaborasi antara pemerintah, pemuda, organisasi lingkungan, dan sektor swasta adalah kunci untuk menciptakan kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Saat kita merayakan kota-kota kita, mari juga memastikan bahwa lingkungan di sekitarnya tetap lestari dan layak untuk generasi masa depan.
Tentang Penulis
Eka Imbia adalah dosen prodi Biokewirausahaan di ITB Kes Muhammadiyah Tulungagung, prodi baru yang berfokus pada pengembangan bisnis di bidang biologi. Melalui bidangnya, ia berperan dalam mengajarkan ilmu biokewirausahaan kepada para mahasiswa, mengembangkan penelitian terkait biokewirausahaan, mendorong munculnya ide bisnis baru berbasis lingkungan, serta mendorong kebermanfaatan untuk masyarakat melalui bisnis yang dilakukan. Iya memiliki pengalaman membangun komunitas peduli lingkungan hidup, salah satunya Diari Sociopreneur.
Artikel diedit oleh Andy Fernanda Probotrianto, Policy Specialist di Pijar Foundation