Drama Natal — Sekolah Minggu POUK El-Shadai

Apa yang kamu berikan di Natal kali ini?

Gohan Parningotan
Gohan Parningotan
6 min readDec 26, 2016

--

Semester ini saya sudah tidak memiliki pelayanan rutin lagi seperti tahun-tahun biasanya. Rasanya memang sangat berbeda, jika biasanya bulan Desember saya selalu diisi dengan rapat-rapat persiapan Natal, tahun ini Desember saya lebih banyak diisi dengan ngoding di rumah. Sebenarnya merasa bersalah karena tidak memiliki pelayanan yang rutin lagi. Beberapa kali saya menjadi pendoa buat pelayanan pacar saya saja, ya meski mendoakan juga adalah pelayanan sih. Selain melayani di PSKJ, sebenarnya saya juga jadi guru sekolah minggu, tapi kegiatannya tidak sepadat pelayanan di PSKJ.

Biasanya setiap tahun saya ribetnya di natalan siswa atau di PSKJ, tetapi di tahun ini saya bertekat untuk memberikan hadiah spesial untuk Yesus pada hari kelahirannya dengan sebuah drama di Natal Sekolah Minggu POUK El-Shadai.

Natal Sekolah Minggu

Setiap tahun sekolah minggu POUK El-Shadai menyiapkan beberapa penampilan untuk dibawakan pada perayaan Natal jemaat. Tahun ini saya mendapatkan tugas untuk mempersiapkan drama.

Saya bukan orang yang berpengalaman dalam membuat naskah drama, tetapi saya coba saja. Dampaknya sangat nyata, saya mengulur cukup banyak waktu untuk membuat naskah drama yang lumayan bagus untuk bisa diceritakan kepada adik-adik sekolah minggu. Hehehe. Cukup banyak alasan yang saya berikan untuk mengulur-ulur waktu sampai naskah ini jadi, kalau tidak salah sampai satu bulan.

Cerita drama yang pertama saya presentasikan ke adik-adik sekolah minggu mennceritakan seorang anak sekolah minggu dari sejak kecil hingga dia dewasa. Inti ceritanya adalah anak sekolah minggu ini selalu mengingat perkataan kakak sekolah minggunya. Setelah saya puas cerita, kami coba pasang-pasangkan peran yang ada dengan adik sekolah minggu yang ada. Seperti biasa, peran yang ‘kurang memalukan’ diperebutkan dan menyisakan peran yang cukup ‘memalukan’, yaitu ketika salah satu adegannya adalah pacaran.

Beberapa menit tunjuk-tunjukkan akhirnya tidak ada yang mau ambil peran ini, bahkan beberapa anak buang muka bilang gak mau ikut drama karena tidak dapet peran lain selain yang memalukan itu. Haft. Adik bete, saya juga bete. Hari itu memang beberapa kakak sekolah minggu tidak hadir, jadi kami hanya cerita-cerita rencana drama yang akan dibawakan. Karena saya kesal, jadi hari itu kami putuskan untuk pulang saja dan saya menjanjikan naskah drama natal yang baru kepada mereka. Proposal drama saya ditolak.

Minggu berikutnya seperti biasa saya wacana lagi. Seinget saya, saya mengulur satu minggu lagi untuk menyelesaikan naskah drama. Hehehe. Banyak kerjaan ngoding, mood bikin drama yang rusak karena naskah ditolak, sama karena kekurangan inspirasi membuat penulisan naskah drama ini sangat menjadi beban. Bikin naskah drama aja udah beban banget, tapi akhirnya idenya datang juga.

Awalnya memang sudah pernah terlintas ide untuk membuat drama yang menggunakan kostum bunga-bunga dan pohon-pohon yang kayak di drama-drama anak kecil di TV, tapi karna tidak ada konsep yang jelas akhirnya ditinggalkan dulu. Setelah mentok inilah akhirnya saya memutuskan sekalian membuat drama penciptaan dan akan menggunakan kostum drama yang seperti itu.

Persiapan Drama

Dari awal saya memikirkan konsep drama, saya sudah terbayang pembuatan kostumnya yang ribet. Beberapa kakak sekolah minggu juga langsung bilang, “wah ini mah ribet”, “sanggup bikinnya lu Goh?”. Drama yang seperti ini memang ribet bikin kostumnya dan saya tidak sanggup bikinnya, makanya saya sudah memikirkan bahwa kami akan bikin kostum drama ini bersama semua anak sekolah minggu yang main drama. Ya hitung-hitung mereka bisa belajar gambar pake cat poster di kardus lah.

Rancangan awal kostum singa dan gajah

Saya berusaha melibatkan mereka dari awal sekali. Pertemuan pertama kami diskusi dulu tentang bentuk kostum yang akan digunakan di drama. Saya coba memvisualisasikan latar drama dan kostum yang ada dipikiran saya dan menggambar di papan tulis untuk mereka komentari. Seperti ini hasilnya.

Rancangan awal kostum ikan dan burung

Kami coba membuat sketsa untuk semua peran yang ada. Yah maklum ini ide awal banget jadi beberapa bentuk memang cukup ajaib.

Setelah rancangan siap, saya coba menghitung-hitung bahan yang kami butuhkan untuk menggambar setiap kostumnya. Bagian ini adalah bagian favorit saya. Sebagai seniman yang sudah tidak terlalu nyeni lagi, saya sangat senang kembali ke masa dulu ketika belum ada Photoshop dan pentablet yang canggih. Dulu mah gambar-gambar masih pake krayon Pentel yang harganya mahal selangit.

Saya janjian dengan adik-adik sekolah minggu di suatu hari Sabtu jam 12. Saya sudah membeli semua alat mewarnai dan mewacanakan membeli kardus sebagai bahan kostum di hari Sabtu pagi. Hasilnya saya telat dateng dari jam 12. Saya telat sekitar 40 menit dan ternyata beberapa adik sekolah minggunya sudah pulang karena dikira kagak jadi gambar-gambar. Haft.

Pekerjaan membuat kostum drama hari itu akhirnya dimulai dengan datengin adik sekolah minggunya ke rumah mereka satu-satu. Daripada saya bikin sendiri, lebih baik panggil mereka untuk bantuin. Akhirnya terkumpul sekitar 6 orang anak dan kami mulai membuat kostumnya. Kami pun memulai pembuatan dengan merapihkan kardus-kardus, lalu membuat gambar kostum yang akan digunakan. Bagian ini cukup sulit jadi saya tidak membiarkan mereka yang menggambar. Akhirnya mereka minggir dulu dan kemudian malah………. main.

Yah namanya juga kids.

Seperti yang saya bayangkan, kami harus membuat belasan kostum sedangkan personilnya sedikit dan lebih menyukai manjat pohon, pasti tidak bisa selesai dalam waktu cepat. Kami membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk menyelesaikan pembuatan kostum. Hehehe, sebenarnya selama tiga minggu ini saya juga harus menyelesaikan naskah drama yang belum selesai juga.

Latihan Drama

Bagian ini adalah bagian yang mengesalkan. Memang sulit sih menghadirkan mereka semua di setiap latihan. Awal-awal latihan mereka memang konsisten untuk hadir, tetapi makin lama makin banyak peran yang bolong karena tidak hadir. Adalah yang arisan sama mamaknya, ada yang lupa malah main bola, ada yang keseleo main futsal jadi gak latihan.

Bagian latian ini juga sebenarnya menantang karena beberapa adik-adik yang kecil yang tidak bisa dibilangin terus mengganggu jalannya latihan drama. Dengan jumlah kakak sekolah minggu yang terbatas, kadang harus membentak mereka supaya mereka tidak teriak-teriak dengan mic gereja.

Di drama ini yang bermain tidak hanya adik sekolah minggu yang sudah besar saja, tetapi ada beberapa peran yang diisi oleh adik sekolah minggu yang masih kecil. Mereka memainkan peran yang sebenarnya ringan. Mereka hanya harus menghafal beberapa baris dialog sederhana, tapi untuk mengkoordinasikan kapan masuk dan kapan berbicara memang sulit dan harus diulang berkali-kali.

Penampilan Drama

Saya bersyukur ketika menampilkan drama ini mereka bermain dengan baik. Tidak ada kesalahan yang berarti dari mereka, yang bermasalah malah sound system dari gereja yang tiba-tiba tidak bisa menyala sehingga gitar saya tidak menyala. Haft.

Ini foto lagi latihan

Saya bersyukur bisa memimpin mereka membawakan drama ini. Bagi saya sendiri drama penciptaan Natal merupakan sesuatu yang menarik. Kejadian 1 menceritakan karakter Allah sang pencipta yang kreatif dan inovatif. Saya memfokuskan cerita drama bahwa segala ciptaan Allah, tiap-tiap harinya adalah baik dan setiap ciptaan Allah hidup untuk memuji kemuliaan Allah yang menciptakannya. Hal ini ditunjukkan dari ciptaan-ciptaan yang bernyanyi lagu-lagu sekolah minggu sambil mengelilingi Allah pada drama tersebut. Pada bagian akhir, Allah menyatakan perkataan-Nya dalam Kejadian 1 : 28.

Beranak cuculah dan bertambah banyaklah. Penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Berkuasalah atas semua ciptaan di bumi…

Apa yang bisa saya berikan bagi Allah tahun ini?

Seperti seluruh ciptaan, Allah mengajarkan saya untuk memuji Allah atas setiap hal yang diberikan-Nya, terutama keselamatan melalui Yesus. Pujian kepada Allah adalah respon saya terhadap hadiah yang sudah Allah berikan kepada saya.

Selamat Natal, selamat mengalami Tuhan dalam hidup kamu tahun ini.

Di bawah ini beberapa foto pemeran drama natal penciptaan dari Sekolah Minggu POUK El-Shadai.

--

--