Pengaruh!

Gohan Parningotan
Gohan Parningotan
Published in
3 min readMay 19, 2016

Memberi pengaruh itu salah satu tujuan hidupku.

Membagikan visi, cerita-cerita inspiratif, dan pengenalan akan Tuhan merupakan beberapa hal yang paling sering aku lakukan secara sadar untuk memberikan pengaruh pada orang-orang di sekitarku. Memang aku juga sekaligus melatih kemampuan berbicara ini supaya ketika nanti (dalam anugerah Tuhan) sudah isi-isi seminar entrepreneurship gitu bisa berbicara dengan baik dan kuat.

Kalo kata orang mulutmu harimaumu. Mulut itu mampu membuat hari seseorang jadi super fun, bisa juga menurunkan motivasi seseorang, bahkan juga bisa menghancurkan hidup seseorang. Ya, perkataan yang keluar dari mulut itu pengaruhnya besar, jadi harus hati-hati dan dipikirkan masak-masak. Pemahaman ini juga yang membuatku sering mengomentari perkataan dan cara berbicara seseorang, mulai dari pembicara di ibadah, dosen, orang tua, teman, dan berbagai tulisan di buku atau website. Kita harus kritis terhadap setiap perkataan dan pemikiran yang diberikan seseorang, tapi apa tolak ukur untuk mengkritisinya?

Kalo kata Elisabeth, bersyukur deh sudah kenal Tuhan dan paham Firman dulu sebelum menerima berbagai pemikiran dari dunia ini, kalo tidak nanti bisa bahaya. Kalau sudah ada Firman di dalam hati kan sudah ada tolak ukur yang jelas untuk mengkritisi sesuatu. Elisabeth tuh suka denger lagu dan baca buku, tapi dia juga suka mengkritisi lagu dan buku yang didengar dan dibacanya.

Mazmur 119:97–104

97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. 98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. 99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. 100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. 101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. 102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu,sebab Engkaulah yang mengajar aku. 103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku. 104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

Saat teduh hari kemarin (dari warungsatekamu.org) menolong memahami tentang pengaruh ini. Mazmur 119 itu sepertinya ditulis Daud (masih lanjutan dari Mazmur 110 — Mazmur Daud). Daud itu seorang pemimpin hebat, dikenal taat sejak muda, bangsa Israel ada di masa kejayaan ketika dipimpin dirinya, makanya Yesus sering disebut anak Daud, makanya nama Daud sering disebut-sebut. Daud itu raja terkeren Israel.

Mazmur 119 : 97–104 menunjukkan bagaimana firman mempengaruhi hidup Daud dan membentuk nilai-nilai dalam hidupnya. Firman membuat dia :

  • lebih bijak dibanding musuh
  • lebih berakal budi dibanding pengajarnya (padahal pengajar yang ngajarin dia)
  • lebih mengerti dari pada orang-orang tua (padahal orang tua lebih berpengalaman)
  • tahan tidak melakukan kejahatan
  • tidak menyimpang dari hukum Tuhan
  • beroleh pengertian
  • membenci jalan dusta

Seorang pemimpin jelaslah orang yang berpengaruh, bahaya juga jika pengaruh yang dia berikan berasal dari hal-hal yang salah dan justru membuat orang-orang yang mendengarkan menjadi rusak. Ini dia pentingnya diberi pengaruh oleh firman sebelum memberi pengaruh.

Kalo sekarang kamu memimpin, pengaruh seperti apa yang kamu berikan? apakah sesuai dengan Firman? apakah inspirasinya dari Firman?

Coba bayangkan orang yang memimpin dengan pengaruh negatif!
Coba bayangkan orang yang memimpin dengan pengaruh positif dan berasal dari Firman!

Itu makanya penting bagi orang yang sudah mendengar Firman untuk memberikan pengaruh, sayang sekali bukan kalau kamu sudah dengar Firman, tapi tidak memberi pengaruh?

Kamu adalah garam dan terang, kamu harus kasih pengaruh! Asinkan! Terangi!

Makin semangat dengar Firman, makin semangat mempengaruhi!

--

--