Gap Year Setelah Lulus SMA, Perlu atau Tidak?

GREDU
Kolom GREDU
Published in
3 min readJun 16, 2020
Gap year, student jumped over cliffs

Fase akhir SMA adalah saat seorang siswa menentukan kelanjutan jenjang pendidikan. Apakah langsung kuliah, atau menunda lebih dulu? Menunda kuliah dalam jangka waktu tertentu, biasa disebut sebagai gap year. Selama penundaan itu, seseorang umumnya terlibat berbagai macam kegiatan produktif, seperti bekerja, menyiapkan IELTS, atau ikut bimbingan belajar khusus untuk masuk perguruan tinggi. Sejak tahun 2010, gap year menjadi suatu tren.

Mengapa Gap Year?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrew J. Martin (2010), siswa mengambil gap year karena dipengaruhi oleh motivasi akademik dan kejelasan dalam menentukan pendidikan apa yang harus diambil. Motivasi akademik sendiri dapat menentukan pilihan, tingkatan, kegigihan, serta performa siswa dalam menjalani kegiatan akademik. Lalu, apa yang sebenarnya ada di benak siswa yang mengambil gap year?

Pertama adalah isu jurusan. Menentukan jurusan yang akan dipilih, serta mengatur ekspektasi terhadap pilihan tersebut adalah hal penting bagi seorang calon mahasiswa. Oleh sebab itu, banyak orang yang mengambil gap year untuk mengeksplorasi lebih dahulu jurusan apa yang sekiranya sesuai, sehingga tidak ada penyesalan di masa depan. Di beberapa kasus lainnya, seseorang juga mengambil gap year karena tidak mendapat jurusan yang diinginkan.

Kedua adalah tentang motivasi akademik yang kuat. Seseorang mengambil gap year untuk alasan yang produktif, bukan malas-malasan. Oleh sebab itu, gap year biasanya diisi dengan kegiatan akademik seperti magang, kursus bahasa Asing, bimbingan untuk masuk perguruan tinggi, dan lain-lain. Tanpa motivasi akademik yang kuat, gap year akan menjadi sia-sia. Inilah perbedaan utama dari gap year dan menganggur. Memutuskan mengambil gap year, artinya memutuskan mengambil kegiatan akademik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

Perlu Pertimbangan Matang

Pertimbangan yang matang diperlukan saat hendak mengambil gap year. Menurut Abdullah (2017), faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi kesadaran (awareness) orang tua, waktu, pemahaman tentang gap year, serta mengetahui program-program yang tersedia untuk mendukung gap year.

Kesadaran orang tua berperan penting saat gap year. Ketika orang tua sudah menyadari keinginan anak, maka orang tua dapat dinyatakan siap secara mental. Dukungan pun akan timbul dengan sendirinya. Anak yang menjalankan gap year akan menjadi lebih optimis karena keputusannya direspon dengan baik.

Sebelum mengambil gap year, pahami juga esensi dari gap year itu sendiri. Usahakan untuk mengambil gap year ketika faktor-faktor penting, seperti apa yang hendak dilakukan dan kemampuan apa yang harus dikembangkan, sudah diketahui. Apa yang ingin dicapai ketika mengambil gap year? Apakah mencari pengalaman kerja? Menambah pengetahuan dan kemampuan baru? Dengan tujuan yang tepat, gap year yang diambil akan semakin terasa bermanfaat.

Pertimbangan terakhir adalah menyesuaikan pengambilan gap year dengan rangkaian program yang ada. Jika ingin mengisi gap year dengan bekerja, apakah ada lowongan yang tepat? Ingin menambah kemampuan? Cari dulu tempat yang cocok dengan kondisi keuangan dan minat. Atau, ingin menyiapkan diri untuk masuk universitas di tahun depan? Maka, belajarlah dan perhatikan tren dari daya tampung, maupun jumlah peminat institusi pendidikan yang ingin dicapai dari tahun ke tahun agar menemukan strategi yang seusai. Semua pertimbangan ini akan sangat berdampak dengan tujuan gap year.

Lulus dari bangku SMA merupakan sebuah awalan baru. Kamu akan dihadapkan dengan situasi apakah ingin lanjut kuliah, kerja, atau gap year. Saat kamu mengambil gap year setelah lulus SMA, pastikan untuk mempertimbangkan semua bahasan di atas. Persiapkan keputusan yang ingin kamu ambil dengan sebaik-baiknya.

Referensi:

Martin, Andrew J. 2010. Should Students Have a Gap Year? Motivation and Performance Factors Relevant to Time Out After Completing School. Journal of Educational Psychology. Vol. 102, №3, p. 561–576.

Abdullah, D. (2017). Making the Gap Year a Reality: Six Issues for Consideration. International Higher Education, (89), 13–14. https://doi.org/10.6017/ihe.2017.89.9837

--

--

GREDU
Kolom GREDU

GREDU percaya pada Anda dan pada pendidikan yang lebih baik.