Tinggalkan Fake UI UX Case Study, Coba 5 Ide Alternatif Ini!
Kamu mungkin udah hafal kalo saya sering ulang berkali2 baik di buku maupun di instagram kalo UI UX Portfolio itu senjata utama dalam mencari kerja ataupun client. Bahkan kalo kamu berminat untuk kerja di luar negeri, portfolio punya bobot lebih besar dibanding background pendidikanmu (personal experience dan juga temen2 diaspora lainnya).
Tapi ada yang menarik dalam pembuatan portfolio yg belakangan ini terjadi (at least di 3 tahun terakhir), yaitu pembuatan Case Study dengan kasus palsu, artificial atau dibuat2. Ini bahkan udah lama praktik nya terjadi dimulai dari pembuatan unsolicited redesign yang kemudian berkembang menjadi case yang lebih luas dan mendalam.
Ga percaya dengan asumsi pribadi, saya coba tanya2 tipis ke audience HaloDesigners.
Senin lalu kita adain survey kecil2an. Dari 2023 pemilih yang memiliki portfolio, 53% sudah membuat case study.
Uniknya, ada sektar 1121 pemilih menggunakan Fake case study dan 751 pemilih menggunakan real projects. Yang berarti 4 dari 10 orang saja yang memiliki real projects untuk diceritakan dalam portfolio nya.
Pertanyaanya, apakah sesusah itu mendapatkan real projects ?
Fyi, real projects ga mesti paid clients atau kerjaan di kantor loh. Bisa bermacam2 dan semua orang bisa ngelakuin, bahkan pemula yg belum pernah ngerjain project sebelumnya, pun bisa.
Kalo dipikir2 ternyata ga susah2 banget kok dapetin real project, malahan bisa kamu dapetin juga hari ini kalo kamu emang niat memulainya. Saya kasih ide sederhana di bawah.
5 ide alternatif pengganti fake project
Daripada buat fake case study, coba kerjain 1 dari 5 pilihan ini:
- Buat personal site dan ceritain proses membuatnya di case study mu.
- Tawarin ngebuat design + live website untuk bisnis temen, tetangga atau keluarga.
- Tawarin ngebuat design + live website untuk project charities atau communities.
- Cari Hackathon di kotamu, tawarin bantuan cuma2 sebagai designer.
- Pengen bgt kerja di tech startup? Coba design MVP yg menurutmu serupa dengan startup yg kamu ingin lamar.
Sebelum lanjut ngebahas benefit setiap point nya, aku jelasin beberapa istilah di atas yang mungkin asing buatmu.
Apa itu Hackathon?
Hackathon itu event lomba teknologi yang tema nya membuat suatu produk layak pakai bagi early adopters sesuai dengan requirement dan tenggang waktu yang diberikan.
Biasanya yg terlibat di dalam 1 tim ada developer dan UI Designer. Kamu sebagai UI Designer bisa ikut serta, menang kalah bukan itu tujuan utamanya, namun pembelajaran dan proses baik buruk nya itu yang kamu bisa ceritakan di UI UX Portfolio mu.
Apa itu MVP
?
MVP (Minimum Viable Product) = Produk versi awal yang cukup usable untuk dicoba ke public. Bertujuan utama untuk menjaring feedback dan tes ombak.
Sebagai UI UX Designer, kita sering berkecimpung membuat MVP baik itu feature maupun product baru. Dengan membuat MVP kita belajar mengetes ide kita sesuai apa tidak dengan kebutuhan pasar. Kalau kamu kerja di early stage startup, ngedesain MVP udah jadi makanan sehari-hari mu.
*Kita bahas panjang dan lebar 2 episode tentang MVP di feed Instagram kita @HaloDesigners, baca disana ya untuk belajar lebih lanjut.
Oke lanjut…
Benefit nya apa?
Kenapa 5 alternatif ini lebih kuat dibanding ngerjain unsolicited redesign atau fake projects.
- Kamu terlibat ngerjain real project with real people with real problems. Most of the time, fake case study ga menyentuh real problems yang sesungguhnya, berbanding terbalik jika kita terlibat langsung ngerjain real project. Rasain juga dinamika nya, karena beda bgt loh dinamika kerja ama orang VS kerja ama pikiran kita sendiri.
- Dengan kolab ama real people kamu belajar komunikasi. Good Communication terbukti jadi trait paling wahid untuk sukses di kantor. Uda saatnya kita mulai latih sedari dini.
- Kamu terbiasa dengan iklim kolaborasi. Yg mana ini soul dari setiap kerjaan UI dan UX. Tanya deh para interviewer, mereka bisa ngebedain candidate mana yg emang suka kolab bareng org lain, ama yg engga. Keliatan bgt beda nya dari cara berpikir, melihat scope kerja, dan teknik problem solving.
- Kalo kamu ga dapetin benefit2 di awal, at least kamu punya real portfolio dengan real stories yg menarik untuk dibagi. Selalu ada sesuatu yang unik dan menarik untuk diceritakan kalo itu nyata.
- Ikut andil dalam project Open Source. Ini yang masih jarang dilakuin designer, tapi udah jadi habit sendiri di lingkungan developer. Cobain main ke salah satu open source project yang punya kebutuhan dalam sisi desain, lalu tawarkan jasamu secara cuma2 (pro bono) dan utarakan apa yang kamu ingin dapatkan. Kontribusi Open Source akan naikin trust dan reputasimu di lingkungan rekan seprofesi atau bahkan di mata potential employer.
Bukan berarti fake project ga boleh ya. Itu pun boleh bgt jadi alternatif. Hanya bobot nya kalah dengan 5 alternatif di atas. Yang ga boleh mah ga ada portfolio.
Saat memulai karir dulu pun (2012), saya membuat fake project dalam bentuk unsolicited redesign Bioskop 21. Tapi hanya sebatas redesign tampilan beberapa screen UI nya saja. Tujuan utama nya untuk demonstrasi keterampilan dalam membuat design interface yang usable dan accessible serta tetap clean dan beautiful.
Fake case study itu bekerja dengan baik pada masanya. Walau demikian 5 alternatif di atas memiliki bobot yang jauh lebih kuat dibanding fake project yang saya buat.
Dari pengalaman saya interview kerja di kantor dalam dan luar negeri, mereka langsung menanyakan real projects apa yg sudah pernah dikerjakan, mereka lebih antusias dalam mendengarkan dan berdiskusi ketika saya suguhkan real live website/product yg telah dibuat.
Don’t get me wrong. fake projects is also good, but it serves only small purpose of your portfolio which focused more on showcasing our visual skill.
Sip segitu dulu pembahasan tentang UI UX Case Study yang sayang banget kalo dibikin Fake. Pembahasan ini pun udah aku rangkum secara detail dan rapih di buku digital Petunjuk Memulai UX dari NOL (Goodreads 4.8) di update-an terakhir.
Next, kita bakal bahas tentang 50+ Tanya Jawab seputar UI UX Portfolio. Pertanyaan2 diambil dari DM dan comment temen2 komunitas UX Indonesia di Instagram yang kita akan coba jawab satu per satu.
Follow Medium HaloDesigners untuk dapet update2 selanjutnya.
Dan follow juga Instagram kita @halodesigners untuk belajar bersama UI Design, UX Design dan UX Research bareng temen2 yang baru memulai dan profesional lainnya. Terakhir kita lagi seru ngebahas Mencari UI UX Mentor gimana caranya dan dimana.
Kalo kamu lagi hunting kerjaan atau magang sebagai UI Designer, UX Designer, UX Researcher atau UX Writer, beberapa hari lalu ada perusahaan unicorn besar (Gojek, Traveloka dan Bukalapak) yang nge post di HaloDesigners.com untuk role yang mungkin cocok dengan profil mu.
Stay curious, stay safe!