Mari Kita Akhiri Masa Kepemimpinan Hipokrit
Seperti yang kita tahu, Sejarah banyak mencatatkan berbagai jenis kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut banyak berkembang hingga saat ini beradaptasi sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan berkembangnya peradaban manusia, kebutuhan akan seorang pemimpin semakin mengingkat dalam berbagai bidang.
Sayangnya, kebutuhan akan seorang pemimpin tidak dibarengi dengan usaha untuk meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Akibatnya, banyak dari orang yang mendapatkan amanah untuk menjadi seorang pemimpin cenderung untuk melakukan banyak pencitraan. Padahal, salah satu pengorbanan dari seorang pemimpin adalah teladannya. Istilah ini kita kenal dengan model kepemimpinan hipokrit.
Tentu hal ini bukanlah seperti yang dicontohkan oleh para pendahulu kita, terutama para rasul. Para rasul telah banyak memberikan teladan yang baik untuk kita tiru. Seorang rasul merupakan contoh dari seorang pemimpin yang mampu menjaga engagement dengan pengikutnya, khususnya Nabi Muhammad SAW.
Salah satu contoh bahwa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. dapat dikatakan baik adalah regenerasi setelah beliau wafat memiliki kompetensi yang sama baiknya. Kita mengenalnya dengan Khulafaur Rasyidin. Yakni, para sahabat nabi yang kemudian dengan teladannya yang baik ditunjuk sebagai seorang pemimpin.
Tentu, kepemimpinan seperti ini adalah kepemimpinan yang cukup menantang dan memiliki usaha yang lebih besar. Tetapi, memang sudah seperti itu tanggung jawab seorang pemimpin. Hal ini berkebalikan dengan kepemimpinan hipokrit yang banyak dipraktekkan. Entah sejak kapan praktek ini menjadi subur, padahal para pendahulu kita tidak mencontohkan hal seperti ini.
Diperlukan kesadaran terkait hal ini agar kepemimpinan hipokrit dapat usai. Keberadaan kepemimpinan hipokrit membuat regenerasi kepemimpinan terus tergerus. Entah teladan apa yang dapat diberikan untuk anak cucu kita apabila praktek ini terus tumbuh subur diberbagai bidang.