Melakukan Optimasi Antara Memenuhi Kebutuhan Peradaban Modern Akan Plastik Materials dan Pentingnya Mengelimisasi Limbah Plastik yang Terjadi.

Evan Azhar
Heroboyo
Published in
3 min readMay 25, 2021

Plastik adalah bahan/material polimer padat yang dapat dibentuk dalam keadaan pemanasan. Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif dan sebagainya. Penggunaan bahan plastik semakin lama semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak oleh pelapukan. Perkembangan produk plastik di Indonesia sangat pesat, dari kebutuhan dasar seperti kebutuhan rumah tangga sampai aksesoris pada mobil-mobil mewah.

Produk barang plastik selain sangat dibutuhkan oleh masyarakat juga mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah plastik sangat potensial mencemari lingkungan karena plastik merupakan bahan yang sulit terdegradasi. Sampah plastik di dunia semakin meningkat setiap tahunnya, bahkan menyentuh angka yang sangat mengkhawatirkan. Data yang ada mengatakan bahwa setiap 100 toko memproduksi sampah plastik sebesar 10,95 juta ton sampah pertahun (Wahyuni, 2016). Jenis sampah plastik yang mengalami penumpukan saat ini sangat bervariasi, salah satu yang terbanyak adalah jenis Polyethylene Terephthalate (PET).

PET adalah plastic yang dikenal sebagai serat bebas kerut karena permukaannya sangat halus, rapat dan sulit mengerut. PET banyak digunakan untuk keperluan pengemasan makanan dan minuman karena kemampuannya yang kuat untuk mencegah oksigen masuk dan merusak produk di dalamnya. Bentuk pengaplikasian dari plastik PET dalam kehidupan sehari-hari yaitu botol air mineral dan soda, galon mineral, serta kemasan makanan. Berpedoman pada Resin Identification Code (RIC) yang diterbitkan oleh The Society of Plastic Industry (SPI) pada tahun 1988 di Amerika Serikat (AS), jenis plastik yang paling mudah didaur ulang adalah Polyethylene Terephthalate (PET), dengan kode angka 1. Dalam rantai daur ulang plastik, plastik PET memiliki sifat yang ringan, mudah dibentuk, mudah didaur ulang, dan tidak mudah pecah. Dari sifat-sifat tersebut maka plastik PET juga memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi karena hasil daur ulang limbah plastik PET bisa dijadikan produk turunan yang baru, beragam dan bisa dimanfaatkan kembali. Contoh penerapan daur ulang limbah plastik PET di Indonesia yaitu PT Inocycle Technology Group menciptakan daur ulang sampah botol plastik PET menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF). Re-PSF merupakan inti dari beragam bahan baku industri mulai dari otomotif, konstruksi, pertanian, infrastruktur, pakaian dan peralatan rumah tangga. Dari contoh penerapan daur ulang sampak PET tersebut maka tidak heran kalau ternyata fakta di lapangan bahwa botol plastik PET memang jenis plastik yang banyak dicari karena nilainya cukup tinggi. Bahkan antara botol plastik PET berwarna dan jernih harganya jauh lebih tinggi yang jernih karena botol PET jernih/transparan lebih mudah untuk diolah sehingga lebih fleksibel dan lebih banyak dicari. Itulah mengapa jenis plastik ini banyak dibutuhkan di industri daur ulang dan menjadi solusi yang efektif dalam menangani masalah tumpukan limbah plastik di Indonesia.

Jadi optimalisasi mengenai plastik PET yaitu plastik PET bisa dibuat sekali pakai tapi dapat diolah kembali dan digunakan lagi menjadi barang baru, melihat trend masyarakat yang konsumtif dan pengen serba mudah. Lalu juga perlu mendorong masyarakat mengenai daur ulang sampah plastik PET yang juga dapat menciptakan ekonomi alternatif bagi masyarakat. Salah satu bentuk sosialisasi daur ulang yang sudah terjadi di Indonesia yaitu kemasan baru botol plastik PET jernih Sprite diluncurkan bersamaan dengan Project #LihatDenganJernih, sebuah gerakan kolektif untuk mengajak masyarakat mengelola dan mengumpulkan sampah kemasan botol plastik PET jernih. Nantinya botol ini akan didaur ulang menjadi benda yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

--

--